weekend pagi ini nadia ingin berkeliing kota menggunakan motor matic nya. ia langsung bersiap- siap mengganti pakaian nya dengan jeans dan mengunakan hodie berwarna pink soft. ia langsung turun kelantai bawah untuk sarapan terlebih dahulu. sesampainya dilantai bawah ia mendapatkan tatapan heran oleh abangnya.
"tumben-tumbenan lo udah rapi" ujar si gavin sambil mengeryitkan dahinya karena keheranan melihat adiknya yang terlihat rapi.
"Gue mau jalan-jalan lah, cari udara segar nih bang mumpung libur,emangnya elo udah jomblo dirumah terus". cibir nadia sambil mengambil tempat duduk disebelah gavin.
"Songong lo dek dasar, kek sendirinya punya pacar aja." gerutu gavin sambil menoyor kening nadia pelan.
nadia terkekeh " hehe becanda yaelah bang".
"Btw lo mau pergi sama siapa?" tanya gavin penasaran.
"sendiri aja" jawab nadia sambil tersenyum.
"Tumben lo ga sama cecunguk-cecunguk lo, biasanya kan bertiga mulu " ucap gavin sambil menggoda nadia.
"Ya pasti mereka juga punya kesibukan lah bang"ucap nadia santai dan langsung menarik kursi sebelah gavin untuk memulai ritual makan nya.
"Btw bunda sama ayah kemana? kok ga keliatan" tanya nadia sambil mengedarkan pandangan nya keseluruh rumah.
"Ouh tadi katanya si mau joging berdua kek anak muda." jawab gavin sambil memakan roti yang telah slesai diolesi selai. nadia pun ikutan mengolesi roti pakai selai.
"hahaha syirik aja lo dasar. makanya cari pacar gih bang." celetuk nadia sambil memakan roti nya yang telah diberi selai.
"Ntar lo kesepian. daripada elo, suka sama zevan tapi dipendem aja" ujar gavin songong.
"apaansi bahas zevan, ya masa cewek nembak duluan ya ga etis banget. mau taruh dimana ni muka bang" ucap nadia sambil mengerucutkan bibirnya karena kesal.
"Yaelah jaman sekarang banyak kali cewek yang nembak duluan."ujar gavin sambil mempengaruhi otak adiknya.
"sorry ya gue bukan mereka yang diluaran sana" jawab nadia kesal karena abangnya ini mencoba mempengaruhi akal fikirannya.
"udah ah gue mau jalan-jalan dulu, gada kelarnya ngomong sama lo, gue pamit bang." lanjut nadia dan beranjak dari ruang makan menuju garasi untuk mengambil motor matic nya.
*****
Sudah satu jam lebih nadia berkeliling kota menggunakan motor nya. tetapi ia masih asik muter-muter tanpa arah. dipertigaan jalan dekat taman kota nadia melihat satu anak perempuan sekitar berusia enam tahunan sedang menangis sambil cecenggukan. nadia pun menghentikan motor matic nya dan menghampiri anak tersebut.
"hay adek cantik." sapa nadia sambil menyentuh pelan bahu anak tersebut. tetapi anak tersebut masih diam tanpa menyahut sapaan dari nadia.
"kamu kenapa nangis sayang?" tanya nadia dengan suara lembut dan langsung memeluk anak tersebut.
"Hiks his hiks aku gatau jalan pulang kak" jawab anak tersebut yang masih terisak dan membalas pelukan nadia.
"Rumah kamu dimana?"tanya nadia sambil mengelus bahu anak tersebut supaya lebih tenang.
"Aku tinggal dipanti asuhan cahaya bunda kak" jawab anak tersebut sudah sedikit tenang.
"Oh iya nama kamu siapa?"tanya nadia sambil mengurai pelukannya.
" Nama aku syifa, kakak siapa?" Tanya syifa sambil mengelap bekas air mata nya.
"Nama kakak nadia, ayo kakak antar kamu pulang, mulai sekarang kita berteman okey" jawab nadia sambil tersenyum tulus dan mengusap sisa air mata di pipi syifa.
****
Selama sekitar 15 menit nadia dan syifa telah sampai di panti asuhan cahaya bunda. Ia menuntun syifa untuk memasuki gerbang panti asuhan itu. Dari dalam panti asuhan terlihat ibu separuh baya yang memanggil nama syifa dengan raut wajah yang sangat khawatir dan berlari memeluk syifa."Syifa ya ampun kamu dari mana? " tanya ibu paruh baya itu yang langsung memeluk syifa erat dengan raut wajah yang masih sama. Cemas
" Syifa kesasar bu, engga tau jalan, untung ada kakak cantik yang nolongin syifa" jawab syifa sambil membalas pelukan yang tak kalah erat.
"Syukurlah alhamdulillah" ucap ibu sambil menguraikan pelukannya.
"Nak makasih ya udah anterin syifa kesini" ucap ibu itu tulus kepada nadia.
" sama-sama bu,itu udah tugas saya untuk membantu sesama, nama saya nadia bu" ujar nadia sambil mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
"Ohiya saya ibu tias selaku yang punya panti ini nak" ucap bu tias sambil tersenyum lembut.
"Ayo masuk nak, maen sama yang lain" aja bu tias kepada nadia dan diangguki oleh nadia.
"Ayo kak" ajak syifa sambil menarik pelan tangan nadia.
Syifa mengajak nadia bermain dengan anak panti yang lainnya sekitar lima belas anak panti yang ada disini. Ia merasakan kenyamanan saat berada dipanti ini meski baru sekali berkunjung hingga ia lupa waktu bahwa hari sudah mulai sore.
"Ibu, saya pamit pulang ya udah sore, makasih udah ijinin saya main disini "ucap nadia lembut sambil menyalimi ibu tias.
" iyanak sama-sama, nanti maen kesini lagi ya" ucap bu tias sambil tersenyum. Nadia pun menganggukan kepala nya Lalu nadia mengalihkan pandangan nya kepada anak-anak panti yang sedang melihat kearahnya dengan tatapan kecewa.
"Adek-Adek semuanya kakak pamit pulang ya, kakak pasti maen kesini lagi kok, kalian jangan khawatir, udah dong cemberutnya sini peluk kakak" ujar nadia dengan suara lembut sambil merentangkan tangannya.
Dengan masih wajah yang cemberut anak-anak panti memeluk nadia dengan erat.
"Iyakak, hati-hati dijalan ya" ucap syifa mewakili anak-anak yang lain. Lalu mereka melepaskan pelukannya.
"Iya pasti , assalamualaikum" ucap nadia lembut sambil melambaikan tangan nya. Langkah nadia semakin menjauh dari panti dengan senyum yang terukir dibibirnya.
"Alhamdulillah ya allah aku masih beruntung karena masih memiliki orangtua yang lengkap" batin nadia.
*************
Selamat membaca😊
KAMU SEDANG MEMBACA
NADIA
Teen FictionMenceritakan seorang remaja yang mencintai sahabatnya sendiri,tetapi ia lebih memilih memendam perasaan itu ketimbang mengungkapkannya. meskipun ia harus tersakiti melihat sahabatnya berpacaran dengan cewek lain. "zevan,gue rela mendem perasaan ini...