Malam ini nadia sedang duduk dibalkon nya sambil memandangi bintang yang ada dilangit. Ia menyukai nya karena bisa membuat ia sedikit lebih tenang. Tiba-tiba gavin sudah berada disamping nadia dan mengikuti memandangi langit.
"Dek, kenapa lo suka banget liatin bintang" tanya gavin sambil duduk disebelah nadia.
"Gatau kenapa bang, tapi rasanya setiap liat bintang perasaan gue lebih enak" jawab nadia sambil tersenyum tipis tanpa menoleh ke gavin.
"Lo kenapa ada disini bang"lanjut nadia karena tak biasanya gavin berada dikamarnya nadia.
"Ouh iya gue kesini mau minjem laptop lo de" ujar gavin sambil menunjukkan gigi nya.
"Emang laptop lo kenapa bang"tanya nadia sambil menoleh kearah gavin.
"Rusak dek, kemarin pas lagi gue ngerjain tugas, ohiya btw katanya ada murid baru dikelas lo. Cantik kagak" tanya gavin sambil penasaran.
"Iyasih cantik, tapi dia kek gitu bang, nempel mulu sama zevan" jawab nadia sambil kesal.
"Lo cemburu ya kalo zevan sama murid baru itu, jangan-jangan lo suka sama zevan dek." Tebak gavin dengan niat menggoda adiknya itu.
"Ish apaan si enggak lah bang"jawab nadia mengelak dengan pipinya bersemu merah. Sebenernya gavin sudah paham dengan perubahan wajah nadia itu, bahwa adiknya itu mulai suka dengan zevan. Tetapi nadia mungkin belum menyadarinya.
"Dek, lo gak salah ko suka sama zevan,dia juga baik orangnya. Tapi kalo lo emang bener-bener jatuh cinta ama zevan, lo harus berjuang"ujar gavin serius dan menyemangati nadia. Dan nadia tersenyum mendengar ucapan gavin tadi.
"Makasih bang, lo emang abang gue yang terbaik, tapi kalo untuk berjuang gue engga deh bang, cukup gue mencintai dia dalam diam aja. Mungkin status persahabatan lebih baik dibanding pacaran" ucap nadia sambil tersenyum tulus. Zevan tersenyum karena adiknya telah beranjak dewasa dan mampu bersikap lapang dada.
"Yaudah kalo gitu abang mau kekamar dulu. Jangan sampe malem-malem dibalkon dek, angin malem ga baik buat kesehatan, laptop ny abang bawa ya" ujar gavin sambil beranjak dari kursi yang tadi ia duduki. Tetapi langkahnya terhenti karena suara nadia memanggil namanya.
"Bang" ucap nadia sambil menghampiri abangnya yang sedang berdiri tak jauh darinya. Gavin pun menoleh kearah nadia.
"Sekali lagi makasih bang, lo selalu ada buat gue, gue beruntung punya abang kayak elo bang, gue sayang sama lo bang"ucap nadia tulus sambil memeluk tubuh abangnya itu. Gavin pun membalas pelukan nadia dan mengelus kepala nadia pelan.
"Sama-sama dek, udah kewajiban gue sebagai abang harus selalu ada buat lo, gue juga sayang sama lo"ujar gavin tulus sambil mencium puncak kepala nadia. Lalu nadia melepaskan pelukannya dan tersenyum kearah gavin.
"Night dek, udah sana tidur, biar bangunnya enggak kesiangan" ujar gavin sambil mengacak-acak rambut nadia pelan. Nadia tidak kesal dengan prilaku gavin yang selalu mengacak acak rambutnya tersebut. Karena bagi nadia lewat itulah gavin menyampaikan rasa sayangnya.
"Night juga bang" ucap nadia. Lalu gavin pun keluar dari kamar adiknya sambil membawa laptop yang mau ia pinjam tadi. Lalu nadia duduk di tepi ranjangnya dan memikirkan perkataan abangnya tadi.
"Jangan-jangan lo suka sama zevan dek" perkataan abangnya tadi masih terngiang-ngiang dikepalannya.
"Iya gue suka sama zevan, tapi kalo gue nyatain perasaan gue kezevan gue takut persahabatan yang udah terjalin lama bakal hancur sekejab. Gue gamau itu terjadi.. Mungkin memendam perasaan lebih baik. Ya ini memang lebih baik nad" ucap nadia pada dirinya sendiri. nadia pun merebahkan badanya lalu menarik selimut sampai kelehernya dan nadia pun memutuskan untuk tidur.
*******
Segini dulu. Makasih yang udah baca. Jangan lupa votmen ya. Makasih🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
NADIA
Teen FictionMenceritakan seorang remaja yang mencintai sahabatnya sendiri,tetapi ia lebih memilih memendam perasaan itu ketimbang mengungkapkannya. meskipun ia harus tersakiti melihat sahabatnya berpacaran dengan cewek lain. "zevan,gue rela mendem perasaan ini...