IPA dan IPS

2 3 0
                                    

 Entah sejak kapan adanya perbedaan antara anak ips dan ipa, hal itu bukan suatu hal yang

Tabu lagi disekolahku. Anak ips yang seakan-akan dianggap anak brandalan dan kelompok anak

Ipa yang menyatakan mereka adalah kelas elit memperusuh masalah. Pagi-pagi sekali ternyata

Hasil seleksi sudah tertempel dimading sekolah, akan ada 6 oramg siswa perwakilan dari sma

Kami, yang akan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama olimpiade matematika,

ekonomi dan geografi dari kelas ipa. Kelompok kedua oliempiade matematika, fisika dan kimia.

Senang sekali rasanya melihat namaku tertera disana namun apa yang kulihat Hanan terpilih

Menjadi perwakilan untuk oliempiade fisika, astaga kami akan belajar bersama gumamku.

 Kami tak punya banyak waktu untuk perlombaan ini, hanya sekitar 2 minggu

Kami akan berusaha mengejar materi untuk lomba. Namun sejauh ini kami baik-baik saja.

Kami hanya diberi satu ruangan untuk belajar, dan hal ini lah yang paling membuatku bosan.

Setiap hari aku selalu melihat Hanan dan itu sangat menggangguku.

 Aku pernah memberi saran agar ruangan ditambah lagi, namun permintaanku ditolak

Oleh guru pembimbingku yang mengatakan tak apa kok, tohh ruangan ini besar katanya. Entah

Mengapa aku sangat jengkel dengan dia, dia yang berlagak sok pinter itu membuatku jijik sekali

Padanya.

Seantero sekolahku selalu membicarakan tentang ya, dia lekaki tampan lah, pintar lah

Dan semuanya tentang dia. Hanya aku yang sama sekali tidak peduli tentang hal itu.

Hari ini capek sekali, cuaca panas juga menjadu penyebab rasanya aku lelah sekali.

 Sudah lama sekali aku tak menikmati angin sore didepan jendelaku, hari ini

Senja kembali lebih awal dengan keindahan yang selalu bisa memukau hatiku.

 Aku dan senja menyimpan rahasia terpendam didalamnya, entah itu luka atau suka.

Dia datang bak senja yang keindahannya tak dimiliki oleh orang lain, namun aku lupa

Senja adalah tanda awal munculnya malam yang pekat. Begitu juga ia yang pergi tanpa

Pamit, meninggalkan secerca luka mendalam dihati.

 Ahhhhh, langsung cepat-cepat aku tutup jendela kamarku.

Malam ini aku hanya dikamar saja ditemani detik jam yang memecah kebisuan.

Muncul pertanyaan dalam hatiku, dimana dia

Kucoba pejamkan mataku dalam-dalam menghapus semua kenangan .

Dia sudah pergi jauh salsa, lirihku dalam hatiâ


senja dipenghujung rinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang