Jungkook kembali berjalan kearah yang ia lewati sebelumnya. Langkahnya sangat cepat. Jalanan sudah mulai sepi orang orang karena memang sudah sangat larut malam. Suhu udara di Paris juga sudah mulai dingin dari sebelumnya. Tapi sama sekali tak ia rasakan. Ada harap pada sorot matanya.
Dia berada di depan resto tempat ia bernyanyi tadi. Namun sudah tidak banyak orang disana. Resto pun juga sudah tutup. Jungkook bisa melihat seseorang mematikan lampu resto. Seseorang itu juga keluar resto dan mengunci pintu masuknya. Setelah memastikan terkunci, seseorang itu berbalik. Tapi dia berhenti. Dia terkejut melihat Jungkook ada di depan restonya.
"Hai." Sapa Jungkook sedikit malu.
Ternyata dia adalah waitress yang tadi memuji Jungkook ketika selesai bernyanyi di depan restonya. Dia berjalan kearah Jungkook.
"Kau sedang apa?"
"Kau mengenaliku?"
Waitress itu tersenyum. "Jungkook, si golden maknae. Jelas aku mengenalimu. Aku salah satu penggemarmu"
"Tapi kau bersikap seakan akan bukan penggemarku."
"Lantas kau mau aku bagaimana? Berteriak kencang disini bahwa seorang Jungkook BTS ada di depanku? Dan semua orang akan berusaha memelukmu? Tidak akan kubiarkan kau membuat kericuhan di tempat kerjaku."
Jungkook tertawa kecil. Waitress ini penggemar yang aneh. "Kau mau pulang? Mari kuantar"
"Ternyata kau tak sepintar yang kulihat di berbagai sosial medai." Jungkook menaikkan alisnya ketika waitress mengatakan kalimat itu. "Ini Paris, bukan Korea. Kau bahkan tidak tahu jalanan Paris."
"Kau benar." kata Jungkook tersenyum. "Kalau begitu, antarkan aku pulang" lanjutnya.
Setelah berpikir sebentar. Waitress itu akhirnya mengiyakan permintaan Jungkook. Memang sedikit memaksa. Tapi Jungkook benar benar ingin menghabis sedikit waktu lagi dengan waitress ini.
Ini gila. Berjalan bersampingan membuat detak jantung Jungkook tidak teratur. Pesona waitress ini sungguh membuat Jungkook tidak ingin waktu cepat berlalu. Harusnya waitress ini yang merasa canggung karena bisa berjalan berdampingan dengan idolanya. Tapi malah dia yang bersikap biasa saja.
"Jadi bagaimana kau bisa disini? Resto yang tadi milikmu?" kata Jungkook memulai percakapan.
Waitress itu lagi lagi dibuat tersenyum dengan pertanyaan Jungkook. "Aku tidak sekaya itu."
"Ahhh... Kau salah satu pegawai... Jadi apa yang kau lakukan disini?"
"Aku sedang mengantarmu pulang"
Jungkook mendahuluinya dan membuat langkahnya terhenti. Jungkook memandangnya sebentar. "Kenapa kau ada di Paris?"
"Kenapa kau banyak sekali pertanyaan."
"Menjawab pertanyaanku tidak akan membuatmu miskin." kata jungkook melanjutkan kembali langkahnya. Disusul dengan waitress itu.
"Aku mengambil studi disini. Dan ya kau tahu. Kebutuhan seorang mahasiswa rantau semakin banyak. Apalagi di negara orang. Jadi aku harus bekerja paruh waktu untuk memenuhinya dan membuat keuanganku balance."
"Ahh... Begituu..."
Sekitar lima belas menit berjalan, akhirnya keduanya sampai di penginapan Jungkook. "Wahh.. Besar sekali.." kata waitress itu takjub. Dan Jungkook menyambutbya dengan tersenyum kecil.
Tiba tiba keduanya canggung. Jungkook sangat terlihat jelas tidak ingin berpisah. Kenapa jarak resto dan penginapannya hanya beberapa meter saja. Jungkook benar benar masih ingin dengan waitress ini.
"Besok aku kembali ke Korea. Jujur saja Aku tidak mau berpisah sekarang denganmu. Katakan padaku bagaimana caranya aku bisa menghubungi lagi."
Waitress itu menggelengkan kepala. Jawaban itu membuat Jungkook heran. Ekspresi Jungkook seakan berkata kenapa. Baru kali ini ada penggemar yang menolak permintaan idolanya. Dan memang dari awal Jungkook sudah dibuat heran dengan sikap aneh penggemarnya satu ini. Bahkan dia tidak berteriak girang seperti penggemar lainnya ketika dia tahu bahwa dirinya yang bernyanyi di depan resto waktu itu. "Ada apa? Kenapa tidak bisa?"
"Kau akan mendapatkannya kalau kita bertemu lagi."
"Apa kau mencoba untuk menjadi misterius?"
"Hahaha... Tidak.."
"Bagaimana cara bertemu dengan cara seperti itu? Ini mustahil. Atau ksi memang tidak berkenan menemuiku lagi?"
Waitress itu menatap Jungkook sayu. Tapi Jungkook tidak tahu apa arti pandangan itu terhadapnya. Apa yang dia siratkan. "Sekali lagi, Kau akan mendapatkan jawaban. Kalau kita bertemu lagi."
Jungkook menghela nafas. "Ini gila.."
"Sampai jumpa Jungkook-ssi" katanya sambil tersenyum meninggalkan Jungkook di tempatnya. Tugasnya mengantarnya pulang sudah selesai. Jungkook sampai penginapan dengan selamat. Meninggalkan Jungkook dengan sejuta pertanyaan di kepalanya.
***
"IU, ada kurir mengantarkan sesuatu untukmu. Kuletakkan di rak sepatumu" sapa salah satu teman satu apartemennya yang juga salah satu teman kampusnya.
IU menganggukan kepala dan tersenyum. "Terimakasih banyak, Celine."
"Sama sama, IU" balasnya melempar senyuman.
Mahasiswa Universitas De Lorraine. Lee Ji Eun. Biasa di panggil IU. Merantau ke Paris sebagai mahasiswa yang mendapatkan beasiswa karena prestasinya.
Hidup sendirian di Paris bukan hal mudah. IU bekerja di salah satu resto sebagai waitress. Membagi waktu antara belajar dan bekerja adalah keharusannya agar semua kebutuhannya tercukupi tanpa bantuan dari orang tuanya di Korea. Dia tidak ingin terus menerus meminta kepada mereka yang sudah mengeluarkan banyak uang.
Dan, iya. Dia seorang Army. Sebutan bagi siapa saja yang menyukai BTS. Idol group yang sedang mendunia.
Mengambil paket yang diletakkan Celine dan membuka pintu apartemennya. Menuju kamar tidurnya, membiarkan ruang tamunya berantakan dan melewatinya saja. Meletakkan paketnya di meja belajarnya.
Brukkk....
Suara ranjang kamar IU ketika badannya jatuh. Menghela nafas untuk menenangkan dirinya. Rebahan di ranjang adalah yang dia butuhkan saat ini. Melepaskan lelahnyah menatap langi langit kamarnya.Rasanya otaknya tidak bisa berhenti berputar. Banyak sekali pikiran didalamnya. Apa yang baru saja dia lakukan. Bukankah semua penggemar di dunia ini bermimpi bisa bertemu dengan idolanya. Apalagi sang idola mengajaknya berkencan. Tapi kenapa ia malah menolaknya.
"Arrrgggghhhh.....!!!!" teriaknya mengusap kasar rambutnya dan menendangkan kakinya bergantian.
Harusnya dia berbahagia. Tapi perasaan dipenuhi dengan ketakutan. Entah apa yang dia takutkan dengan hubungannya dengan Jungkook selanjutnya. Tapi dia benar benar takut.
Menghela nafas lagi mencoba menenangkan pikirannya. Mencoba membuat detak jantungnya kembali stabil.
Dia hanya berdiam diri menatap langit langit itu. Lama lama pikirannya mulai tenang. Nafasnya mulai teratur. Dan dia terlelap dalam tidurnya.
***