SAMPAI JUMPA

337 53 2
                                    

"Kau mau?" tanya Taehyung menawarkan roti untuk Jungkook.

Dengan cepat Jungkook hanya menjawabnya dengan gelengan kepaala. Padangannya kembali fokus kearah luar jendela. Sedari duduk di bangku pesawat, Jungkook hanya berdiam diri. Tidak mengatakan apapun kepada Hyung Hyungnya. Dia sangat murung.

"Jungkook-ah. Kau baik baik saja?" Tanya Hoseok yang duduk di bangku samping Taehyung sambil menepuk pelan paha Jungkook. Tetap saja tidak mendapat respon dari adik termudanya ini. "Dia kenapa?" tanyanya kepada Taehyung.

Taehyung menaikan kedua pundak sambil menaikan alisnya. "Aku juga tidak tahu, Hyung."

***

Hampir dua belas jam berada di pesawat. Perjalanan Paris menuju Korea sangat melelahkan. Semua anggota memilih langsung beristirahat di dorm BTS.

Akhirnya kembali merasakan udara korea setelah satu bulan. Rindu tanah air akhirnya terobati dengan melepas penat di masing masing kamar anggota. Agensi memberikan tujuh hari libur sebelum melanjutkan kembali aktifitasnya sebagai idol group.

Dikamarnya, Jungkook membuka kopernya. Mengeluarkan pakaian kotor dan memasukkan ke dalam keranjang pakaiannya. Meletakkan kembali perlengkapannya ke tempat semulanya. Membersihkan koper dan barang lainnya.

Setelah usai, Jungkook duduk di sofanya yang menghadap televisi besar depannya. Meletakkan lehernya di kepala sofa. Wajahnya masih saja lusuh. Pandangannya masih kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa agar pikirannya tenang. Jungkook benar benar dibuat jatuh hati. Bahkan dia tidak bisa mendapatkan nama waitress itu. Dia tidak tahu siapa, darimana dia berasal, dimana tempat ia tinggal.

Waitress itu berhasil membuatnya gila karena meninggalkan Jungkook tanpa satupun informasi tentangnya. Rasanya buta sekali. Tapi Jungkook ingin menemuinya lagi. Bertemu dengannya setiap hari.

Jungkook seorang penyanyi. Dia banyak menyanyikan lagu tentang cinta. Dia bahkan tak ragu untuk menyatakan cinta kepada seluruh penggemarnya. Tapi dia sama sekali tidak tahu bahwa ternyata begini rasanya jatuh cinta. Bagaimana bisa seorang penggemar yang membuat hati idolanya gusar seperti ini.

Rasa menyesal karena sudah menuruti permintaan waitress itu terus bersarang di benaknya. Harusnya ia merebut paksa ponsel waitress itu untuk mendapatkan satu hal saja untuk bisa menghubunginya kembali.

***

Hari ini hari terakhirnya berada di Paris sebelum IU pulang ke kampung halamannya di Korea. Dia sedang berdiri di depan resto tempatnya bekerja. Memasukkan kedua tangan ke jaket parkanya karena malam membuat udara Paris semakin dingin.

Dia tak menyangka, bahwa di tempat ini, dia bisa bertemu dengan idolanya. Dan di tempat ini juga seribu penyesalan itu tercipta. Bodohnya dia menolak permintaan Jungkook malam itu. Tapi apa daya, ketakutannya akan Jungkook lebih besar.

Masih jelas terbayang di depan mata Jungkook sedang bernyanyi di pelataran restonya. Dia yang saat itu membawa nampan berisi gelas gelas yang sudah ditinggalkan pelanggan tertegun memandangi Jungkook. Jutaan wanita membayar mahal hanya untuk melihat Jungkook dari dekat. Tapi pertemuan dirinya dengan Jungkook terjadi karena ketidaksengajaan.

Melihat jam tangannya dan segera bangun dari lamunannya. Dia harus bergegas melanjutkan perjalananya ke Bandara karena penerbangannya yang sudah sekitar dua jam lagi.

Sebelum itu, dia berdoa dalam hati. Bahwa Tuhan masih mempercayakan dirinya untuk kembali bertemu dengan Jungkook.

***

"Hyung, apa kalian tidak mau melihat video Jungkook bernyanyi ketika kami jalan jalan diluar penginapan waktu itu?" kata Jimin menawarkan. Semua anggota BTS sedang berkumpul di ruang tengah setelah makan siang. Taehyung dan Hoseok asik bermain playstation. Namjoon sedang mengajari Jin beberapa trik Rapnya. Suga yang sibuk dengan buku ponselnya. Dan Jungkook. Yang masih tidak berubah dari malam sebelumnya.

"Kau merekamnya?" tanya Namjoon menghentikan aktifitasnya dengan Jin.

"Iya, Hyung. Kau mau lihat?" tawar Jimin lagi sembari duduk di samping Namjoon menggeser Jin dari tempatnya semula.

"Aku tahu kau kecil. Tapi bokongmu juga memakan tempat." Jawab Jin yang kesal karena Jimin menyela tempat duduknya.

Namjoon dan Jimin tersenyum sepanjang video di putar. Wajah bangga tersirat di keduanya. "Aku berharap aku juga disana. Ikut bernyanyi dengan orang orang disana." kata Namjoon.

"Sebaiknya jangan, Hyung. Kau bisa merusak semua barang disana kalau kau bernyanyi." ejek Jimin tanpa melihat Namjoon. Namjoon hanya melirik Jimin sebentar mendengar jawaban Jimin.

Jungkook yang juga duduk di samping lain Namjoon masih saja murung. Tiba tiba dia tak sengaja melihat sedikit video dirinya di ponsel Jimin. Jungkook menamati sebentar video itu. Setelah sekian detik Jungkook langsung merebut ponsel Jimin dan membuat kedua Hyungnya terkejut. "Jungkook-ah?" ucap Namjoon. Tapi Jungkook sama sekali tidak menggubris. Namjoon dan Jimin masih bingung dengan sikap Jungkook akhir akhir ini.

Tidak menjawab pertanyaan Hyungnya. Jungkook malah fokus melihat video dirinya yang direkam oleh Jimin. Dan dia benar. Waitress itu ada di dalam video. Waitress itu berada tidak tahu di depan Jimin. Meski hanya terlihat punggung saja, Jungkook tahu betul bahwa itu dia.

Kerinduannya meronta keluar. Matanya berkaca-kaca. Apa yang harus dia lakukan. Dia sesak dalam nafasnya sendiri.

Melemparkan ponsel kembali ke Jimin dan beranjak cepat dari duduknya. Namjoon dan Jimin melihat punggung Jungkook masuk kedalam kamarnya. Keduanya masih dibuat bingung dengan sikap Jungkook akhir akhir ini.

"Kalian melakukan apa setelah malam itu?" Tanya Namjoon akhirnya membahas sikap Jungkook yang berubah drastis dari biasanya.

"Kami tidak melakukan apa apa. Kami hanya berjalan jalan. Dan dia bilang dia ingin bernyanyi dengan musisi jalanan itu. Setelah itu kami pulang. Tidak terjadi apa apa" Jelas Jimin sambil mengingat ingat kembali kejadian malam itu.

"Tapi dia kembali lagi ketika sampai didepan gerbang. Dia bilang dia lupa membeli sesuatu. Setelah itu kami tidak tahu apa yang terjadi." timpa Jin menambahi penjelasan Jimin.

"Membeli apa? Aku melihat Jungkook tidak membawa apa apa ketika kembali ke kamar." Sahut Taehyung tetap membagi otaknya untuk mendengarkan pembicaraan yang lain sembari memainkan playstationnya.

"Lantas apa yang membuat dia seperti ini?" Tanya Namjoon lagi yang terus khawatir.

Semuanya diam tidak menjawab. Semuanya dibuat bingung. Bertanya tanya pada diri sendiri apa yang terjadi apa adik termudanya ini sampai sampai Jungkook yang ceria berubah menjadi Jungkook yang sangat amat pendiam. Tidak mencerminkan Jungkook yang mereka kenal selama bertahun tahun ini.

***

Pandangannya kosong kearah jendela kacanya yang mengarah ke halaman belakang. Otaknya tidak bisa berhenti berpikir bagaimana dia membuat perasaannya ini berhenti khawatir. Ketidakmungkinan bertemu kembali selalu membuatnya penyesalannya kembali menghantui. Dia ingin berbuat sesuatu. Tapi apa. Tapi bagaimana. Menyusul kembali ke Paris pun tidak akan mungkin. Agensi tidak akan mengizinkannya kembali tanpa alasan yang jelas. Apalagi ditambah jadwal yang sudah menunggu setelah hari libur selesai.

"Aku rindu..."

EUPHORIA (through the night)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang