12 : 12

280 54 3
                                    

"Silahkan menikmati hidangan kami." Kata IU ketika selesai menyajikan beberapa makanan yang dipesan pelanggan. Dia tersenyum lalu berbalik. Tapi tertahan karena seperti ada yang menahan. Seseorang menarik epron kerjanya. IU kembali berbalik kembali. Salah satu pelanggan itu benar menahannya. Dia tersenyum kepada IU. "Hai cantik! Tidak perlu kembali. Kau bisa temaniku disini."

"Mohon maaf, Pak. Saya harus kembali bekerja." Katanya berusaha melepaskan tangan pria ini dari epronnya. Melihat sekitar dan berharap tidak ada yang melihat kejadian ini.

"Ah.. Kau ini malu malu sekali. Katakan padaku.. Berapa yang kau minta?" tanya si pria itu mengejek IU. Sedikit terpancing tapi dia harus menahan emosi karena dia tidak ingin orang orang sekitar terganggu. Sambil berusaha melepaskan, IU tetap menolak permintaannya.

"Saya mohon lepaskan!" katanya dengan nada sedikit tinggi.

Si Pria akhirnya melepaskan genggaman pada epron IU dan berdiri. Dia tersenyum sinis kepada IU. "Ayolah, Aku yakin kau tidak akan menyesalinya. Malah, Aku akan membuatmu tidak mau lepas." Katanya lagi sambil mendekatkan bibirnya kearah IU seperti hendak mencium. Reflek saja IU mendorong keras pria itu. Sampai sampai si pria itu jatuh tersungkur mengenai meja makan resto. Beberapa peralatan makan diatas makan pun berantakan dibuatnya.

Si Pria itu berdiri dengan wajah murkanya. Jelas tidak terima dengan sikap IU baru saja. IU menutup kedua matanya ketika melihat si pria itu mengepalkan tangan seperti ingin menamparnya. Tapi setelah seperkian detik, dia tidak merasakan apa apa. IU membuka matanya. Tangan pria itu tertahan dengan tangan lain ketika hendak menamparnya. IU menoleh kearah pemilik tangan yang sudah menyelamatkannya itu. Dia terkejut bukan main. Seseorang itu. Dia mengenalnya. Meski hanya terlihat garis matanya saja, IU tahu betul dia siapa. Jungkook.

Pria itu menarik tangannya kembali. "Kau siapa? Berani beraninya.."

"Aku tidak tahu, bahwa di Korea masih ada pria pengecut seperti kau!" katanya terdengar jelas meski tertutup masker.

"Ada apa ini!!!" teriak seseorang dari sisi lain. IU menoleh lagi. Dan semakin kacau ketika mengetahui bahwa itu managernya.

"Ah.. Manager. Dimana kantormu! Aku hendak melaporkan pegawaimu yang telah mendorongku. Sama sekali tidak sopan!"

IU hanya bisa terdiam. Pikirannya terbelah menjadi dua. Antara pria bajingan ini dan Jungkook.

"IU-ssi! Bisa ikut ke ruangan saya!" kata manager itu mendahului masuk kearah ruangannya.

Dia tidak menjawab perintah managernya itu. Tapi juga ikut beranjak menyusul ke ruangan manager. Dia berbalik sebentar melihat Jungkook yang masih berdiri di tempatnya. Lalu cepat cepat masuk ke dalam ruangan manager.

***

"Apa yang sebenarnya terjadi IU-ssi?" tanya manager dengan nada marahnya.

"Sebelumnya saya minta maaf, Pak. Atas keributan yang sudah saya perbuat. Tapi saya tidak akan melakukan hal hal diluar batas. Saya sudah bekerja disini selama enam bulan. Dan Bapak jelas sudah tahu bagaimana kinerja saya. Maka dari itu Bapak sendiri memperpanjang kontrak saya. Dan kalau saya boleh jujur. Pria ini telah dahulu melecehkan saya." Katanya panjang lebar menjelaskan apa yang sebelumnya terjadi kepadanya ketika manager melihat dia mendorong pria disampingnya ini sampai jatuh mengenai meja makan resto.

Pria itu tertawa kecil. "Ternyata seperti ini pegawai jaman sekarang. Lempar batu sembunyi tangan. Hei kau, manager. Bagaimana caranya kau mempekerjakan wanita murahan dia?" kata si pria itu membalikkan fakta.

IU ingin sekali membunuh pria disampingnya ini. Dia terus mengatakan IU wanita murahan. Matanya mulai mengeluarkan air mata. Hatinya sakit mendengar setiap perkataan pria ini.

"Saya selaku manager meminta maaf atas ketidaknyamanan yang telah diperbuat pegawai kami, Pak. Sebagai permintaan maaf kami. Kami akan memberhentikan pegawai yang bersangkutan." kata manager yang langsung mengambil keputusan.

Mata IU melihat managernya tajam. Bagaimana bisa dia memecatnya padahal dia tidak melakukan kesalahan apapun. "Pak, tapi saya benar benar tidak bersalah. Bajingan ini yang mencoba mencium saya."

"IU-ssi. Tutup mulutmu! Saya benar benar kecewa dengan perbuatanmu."

"Pak manager tapi..."

"Kau bisa kemasi barang barangmu di loker. Setelah itu angkat kaki dari tempat ini."

Percaya tidak percaya, tapi ini benar benar terjadi. Seperti korban tabrak lari yang malah masuk penjara dan si penabrak malah dianggap sebagai pahlawan nasional.

Dia keluar dari ruangan itu. Membanting pintu ruangan keras sebagai bentuk kemarahannya. Matanya tidak bisa berhenti menangis. Membuka lokernya dan mengambil tasnya sebelum beranjak pergi dari tempat laknat ini.

Dia keluar dari pintu belakang khusus untuk pegawai dengan bercucuran air mata. Tidak perduli dengan pegawai lain yang menatapnya aneh karena menangis sepanjang langkahnya.

Berjalan menjauh dari tempat yang sudah menjadi rumah keduanya selama kurang lebih setengah tahun yang kini menjadi tempat paling ia benci. IU berjalan menembus angin malam dengan seragam yang masih menempel di badannya.

"Harusnya aku membunuh pria bajingan itu kan?" tanya seseorang yang tiba tiba ada didepannya menghentikan langkahnya. IU menatapnya dengan mata merah yang masih mengeluarkan air mata. Dia tidak menjawab. Masih saja terus menangis. Dia tidak bisa berkata apa apa. Dadanya sesak penuh emosi. Bahkan kebahagiaannya karena bertemu lagi dengan orang ini tertutup oleh emosinya. Harusnya ini jadi momen bahagianya dengan orang dihadapannya ini. Jungkook.

Melihatnya menangis seperti ini benar benar tidak nyaman. Jungkook yang tidak tega langsung menarik IU dalam pelukannya. Menenggelamkan dalam dadanya. Tangisnya semakin pecah. Jungkook bisa merasakan detak jantungnya. Mengusap lembut rambut IU dan mencium keningnya.

Pelukan ini bukan hanya untuk menenangkan IU. Tapi pelukannya juga untuk kerinduan Jungkook yang ia pendam selama setahun ini. Dalam hati sangat berterimakasih kepada semesta karena ia berhasil membuat gadis yang ia rindukan berada dalam pelukannya.

Beberapa menit setelah IU merasa lebih tenang. IU menarik badannya menjauh. Mengusap air matanya dan menatap dalam Jungkook. Pelukan Jungkook membuatnya lupa dengan emosinya. Harusnya dia bahagia bisa bertemu kembali. Iya benar. Dia harus berbahagia malam ini.

"Kau berhasil.." katanya sambil tersenyum. Jungkook mengangguk dan membalas senyumannya.

"Satu tahun, dua bulan, delapan hari. Akhirnya Tuhan menjawab doaku untuk bertemu denganmu lagi." balas Jungkook tersenyum bahagia. "Ini saatnya kau menepati janjimu malam itu."

IU tersenyum. Ia tidak bisa melupakan bagian itu. Jungkook sudah berhasil menemuinya tanpa info apa apa darinya. Itu artinya IU harus menjawab dan menuruti semua permintaannya sesuai yang ia janjikan. IU akhirnya mengangguk mengiyakan permintaan Jungkook.

"Baiklah. Pertama. Siapa namamu?" tanyanya sambil mendekap kedua tangannya.

***

EUPHORIA (through the night)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang