Became a Friend

270 43 1
                                    

Sudah hampir seminggu IU bekerja di agensi ini. Rasanya sudah terbiasa dengan lingkungan sekitar. Senior senior yang awalnya hanya diam ketika bertemu, kini sudah bisa berbaur bercanda dengannya. Cukup senang bisa diterima dengan baik di kalangan ini. Selain memudahkan, setidaknya IU tidak salah memilih tempat kerja.

Siang ini cukup dingin. IU yang sudah menyelesaikan pekerjaannya hari ini berniat menuju kantin. Memakai jaket parkanya dan keluar dari ruangannya. Beberapa karyawan lain menyapanya ketika perjalanan.

Setelah sampai di kantin, ia pun memesan satu americano dan beberapa camilan lainnya. Memilih duduk di bangku dekat jendela dan air mancur buatan. IU menikmati makan siangnya.

Tidak selang beberapa menit dia duduk, dia merasakan ada seseorang yang mengisi bangku kosong disampingnya. Ia pun menoleh melihat siapa dia. Dan ternyata pria tampan dan kharismatik yang selalu tampak tersenyum dimanapun dia berada. Taehyung.

"Jin ssi, kenapa kau disini?" Tanyanya polos.

"Memang kenapa jika aku duduk disini? Tidak boleh? Dan satu lagi. Kau tidak perlu senormal itu denganku."

"Bukan begitu maksudku."

Jin tertawa kecil. Dia merebut americano dari tangan IU dan meminumnya. Sedikit terkejut tapi IU tidak berusaha merebutnya kembali. "IU ya. Aku ingin bertanya sesuatu kepadamu."

"Bertanya apa?" Tanyanya balik penasaran. Jujur saja. IU sedikit kaget dan takut mendengar pertanyaan yang akan ditanyakan padanya.

"Apa aku tampan?" Tanya Jin memasang wajah sombongnya pada IU.

IU menghela nafas. Dia lega karena pertanyaannya bukan pertanyaan yang akan menyusahkan dia menjawab. Dia juga tersenyum melihat kelakuan Jin. "Kenapa kau bertanya seperti itu?"

"Jawab saja. Apa aku tampan?"

"Kurasa tidak.." Jawabnya merebut americano dari tangan Jin. Meminum sedikit lalu menggelengkan kepalanya.

"Tidak kau bilang?" Tanyanya lagi sambil melotot kearah Jin.

"Iyaa..." Jawabnya singkat.

"Lalu menurutmu siapa yang paling tampan?"

"Uri appa" (Ayahku) jawabnya.

"Ditempat ini?"

"PD nim"

"Yaaaaaa..... Neo jinjaa....... IU ya. Kurasa kau harus memeriksa penglihatanmu." Katanya heran.

IU tertawa. Jin benar benar lucu. Memang dia adalah member paling tua. Tapi seperti yang orang orang tahu lewat layar kaca. Dia bahkan masih punya sisi anak kecil. "Semua orang tahu PDnim yang tertampan Jin ah."

"Apa perlu kubelikan kau televisi?"

"Televisi? Untuk apa?"

"Agar kau bisa melihat keindahan dunia. Worlwide handsome. Dan sekarang dia ada dihadapanmu."

IU kembali tersenyum. "Jin ah, kau harus ingat umurmu."

Jin menatap IU heran. "Ya! Kau ini benar benar. Kau pikir kau akan muda sampai besok? Kau juga akan tua. Kenapa kau malah menbahas tentang umur disini. Kau tidak tahu bahwa aku punya penyakit aneh? Umur semakin tua wajah semakin muda hah? Semesta bahkan tidak rela aku tua!" Omelnya membuat wajahnya memerah.

"Seokjin ah. Jika kau terus seperti ini. Kurasa tidak ada yang akan takut jika kau marah."

"Begitukah?"

"Hmm..."

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Kupikir. Kau tidak usah marah. Karena kau tak bisa. Dan jangan dipaksa marah. Karena kau juga tidak bisa." Kata IU meninggalkan Jin sendirian di bangkunya dengan gelas americano yang sudah kosong.

"Ya..!!!!!" Teriaknya melihat IU pergi.

***

Jungkook yang selesai berlatih dance segera ingin menemui IU di ruangannya. Tapi dia tidak menemukan IU disana. Dia melihat jam tangannya dan menyadari bahwa sekarang adalah jam makan siang.

Dia tidak memilih menyusul IU ke kantin. Dia malah merebahkan badannya di sofa yang ada di ruangan IU. Memainkan game di ponselnya sembari menunggu IU kembali.

Alasan dia tidak pergi ke kantin dan memilih menunggunya di ruangannya, karena dia tidak ingin orang lain melihat kedekatannya dengan IU.

Setengah jam menunggu IU, Nafasnya mulai teratur. Dia tertidur dengan tangan memeluk ponselnya.

Beberapa sekian menit tak lama IU datang. Membuka pintu ruangannya dan terkejut mendapati Jungkook yang tertidur di sofanya. IU menghampiri dengan niat membangunkan Jungkook. Tapi semakin dekat, IU mengurungkan niatnya. Dia tampak lelah. Bahkan keringat sisanya berlatih dance masih bercak di dahinya. IU mengambil beberapa tisu dan mengusap dahinya perlahan bermaksud agar tidak sampai membangunkan Jungkook.

Setelah dikira sudah cukup, IU membuang tisunya ke keranjang sampah. Dia tidak berpaling dari tempatnya. Duduk di lantai tepat didepan wajah Jungkook. IU diam melihat wajah Jungkook yang tertidur. Bagaimana dia bisa setampan ini. Dan bagaimana bisa si tampan ini jatuh hati dengannya. Pertanyaan itu selalu ada ketika dia bersama Jungkook.

IU terus memandangi Jungkook. Rasanya nyaman hanya memandangnya seperti ini. Jarang sekali mendapat kesempatan seperti ini. Melihta Jungkook yang tidak banyak tingkah. Jungkook yang suka menganggu orang orang.

Berniat mengelus pipi Jungkook, malah tiba tiba tangan Jungkook menahan tangan IU yang belum sampai dipipinya. Dia membuka matanya dan melihat IU tepat didepannya.

Keduanya tidak mengatakan apa apa. Hanya saling pandang satu sama lain. Mata Jungkook bersinar bahkan ketika dia bangun tidur.

"Kau sedang apa? Kenapa tidur disini?" Tanya IU memecahkan keheningan diantara keduanya.

"Kau tidak merindukanku?" Jawabnya yang malah bertanya balik.

IU menggeleng tanpa berucap menjawab pertanyaan Jungkook. Dia juga menarik tangannya dari Jungkook

"Apa kau selalu sejahat ini?"

IU tersenyum manis. Jemarinya akhirnya meraih pipi Jungkook. Mengusapnya sampai ke rambut. "Kau tinggal bilang kalau kau rindu denganku. Tidak usah bertele tele dengan bertanya balik padaku."

Tidak menjawab pertanyaan IU. Jungkook langsung menarik IU menjadi lebih dekat dengannya. Semakin lama semakin dekat. IU berdebar ketika dia semakin bisa merasakan nafas Jungkook.  Rasanya detak jantungnya jadi tidak beraturan. Dia tidak pernah sedekat ini dengan Jungkook. Dan....

Tiba tiba intro lagu idol terdengar. Satu panggilan dari ponsel IU membuatnya spontan menarik dirinya agar menjauh. Keduanya tampak canggung. Dan IU segera menjawab panggilan dari Ae Ra.

Beberapa detik berbicara dengan Ae Ra. IU mengakhiri panggilannya. Dia kembali pada Jungkook dengan canggung. "Aku harus kembali bekerja. Kalau kau mau tidur disini boleh. Tapi aku harus pergi."

Jungkook tidak menjawab. Hanya menganggukan kepala. Dia pun juga tak lepas dari rasa canggungnya.

"Baiklah, aku tinggal dulu." Kata IU beranjak pergi dari ruangannya.

***

Hai terimakasih banyak untuk kalian yang sudah meluangkan waktu untuk membaca cerita gak penting ini.

Maaf kalau ceritaku ga memuaskan hasrat kalian. Maaf ceritaku ini gaje. Tapi yaudahlah. Orang pingin bikin cerita wkwk.

Plis aku mau tau komen komen kalian. Saran dan masukan kalian akan kuterima dengan senang hati bangetttt.

Buat army yang mau berteman.
Bisa follow ig ku.
@rosiambarwati nanti pasti difollback.

EUPHORIA (through the night)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang