Sinar matahari semakin lama semakin menusuk ke mata lewat sela sela jendela kamar IU. Mau tidak mau , IU akhirnya beranjak dari tidurnya. Meregangkan tangan dan menguap. Kakinya pun sudah turun dari ranjangnya dan pergi keluar kamarnya.
Niat hati ingin mengambil segelas air minum, langkahnya terhenti ketika tiba tiba mendapati Ye Ji berada didepannya dengan tatapan tajam. IU pun merasa aneh dengan tatapan Ye Ji itu langsung mendorong Ye Ji menjauh dari hadapannya. Melanjutkan kembali niatnya yang urung.
"Aku tidak menyangka, ternyata Unnieku ini adalah kekasih seorang superstar.."
BURRR!!!
Air yang masih belum tertelan memuncrat keluar dari mulut IU ketika mendengar perkataan adiknya."Bagaimana kau bisa tahu?" tanyanya.
"Unnie, kau tidak ingat? Kemarin malam seorang Jungkook BTS membawamu sampai ke kamar.."
IU memutar bola matanya mencoba mengingat kejadian kemarin malam. Sepersekian detik akhirnya IU merasa ingatannya kembali pulih setelah tidur lelapnya. Spontan IU menarik Ye Ji dan mendudukannya di kursi meja makan.
"Ye Ji-ah dengar, kau harus merahasiakan ini dari semua orang..."
Ye Ji yang awalnya sedikit ketakutan, merasa lega karena apa yang diucap kakaknya ini bermaksud sama dengan yang dimaksud Jungkook tadi malam. "Iyaa aka tahu... Oppa juga berkata seperti itu.."
"Ini bukan soal kita, bukan soal Unnie atau Oppa. Tapi juga BTS dan penggemarnya. Mereka tidak akan menerima ini. Jadi Unnie benar benar memintamu untuk tidak memberitahu siapapun tentang hal ini..."
Ye Ji menganggukkan kepalanya. "Kau punya hutang padaku tentang ini. Kau harus mengajakku bertemu mereka"
"Akan Unnie usahakan. Mereka bukan orang biasa yang bisa ditemui sembarangan orang."
"Kenapa Unnie bisa?"
IU menghela nafas sebentar. "Karena Unnie kekasih Jungkook....!!!!" Teriaknya menggoda dan berlari kembali ke kamarnya.
"Unnie!!!!!!"
***
"Boleh aku bergabung?" tanya Namjoon ketika melihat IU sedang makan sendirian di kantin kantor agensi.
Meski sedikit terkejut, IU mengizinkan Namjoon duduk di sampingnya. Jadwal BTS siang ini memang sedang longgar. Mereka hanya akan berlatih vocal dan dance nanti malam untuk persiapan konser besok. Suasana kantin tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa saja. Masih banyak bangku kosong tapi Namjoon sengaja memilih duduk di samping IU.
"Noona , ku dengar kau bisa bernyanyi?" tanya Namjoon memecah keheningan diantara mereka.
IU menoleh kearah Namjoon. "ahh.. hanya bernyanyi biasa saja..."
"Kau mau membantuku?"
"Apapun yang kau butuhkan adalah pekerjaanku.."
"Aku ingin kau menyanyikan laguku."
Beberapa saat IU tidak menjawab. Dia masih berusaha memahami apa maksud Namjoon.
"Noona, aku pernah mendengarmu bernyanyi di ruanganmu. Dan aku rasa lagu ini cocok untukmu..."
"Aku tidak sehebat itu Namjoon... Kau salah orang.." katanya berusaha mengelak pendapat Namjoon.
Namjoon tersenyum. "Aku tidak butuh orang hebat untuk menyanyikan laguku. Aku butuh orang yang tepat. Dan aku rasa, Noona orang yang tepat."
"Tapi..."
"Akan kukirimkan file nya ke emailmu. Kau bisa dengarkan dulu, kalau kau merasa cocok. Kau bisa hubungi aku. Tapi kalau tidak, ku harap kau memikirkannya lagi."