Safira POV
Seharian ini aku sangat tak berkonsentrasi dengan segala yang aku kerjakan, aku terus memikirkan sikap tuanku pagi tadi, apa yang harus kulakukan?
ketika aku sedang asik melamun tiba-tiba aku tersentak karena bibi emma menepuk bahuku
" apa yang sedang kau fikirkan, nak?''
" em bukan apa-apa bi"
" ayolah nak, aku tahu kau saat ini sedang memikirkan sesuatu"
aku bingung apakah aku harus menceritakan apa yang sedang aku fikirkan atau tidak kepada bibi emma. Tapi siapa tau bibi emma bisa membantuku, akupun memberanikan diri untuk bertanya pada bibi emma
" em..... sebenarnya aku sedang memikirkan sikap Tuan tadi pagi yang terlihat begitu dingin, apakah ada sangkut pautnya dengan kejadian kemarin yang sempat membuat Tuan marah padaku?"
kulihat bibi emma malah tertawa, apakah ada yang lucu dengan pertanyaanku ?
"apakah kau baru tahu bahwa wajah Tuan kris memang selalu terlihat dingin dan datar"
" benarkah?'' kataku kaget
bibi emma hanya mengangguk
" tapi aku sedikit kaget karena kemarin aku melihat Tuan begitu khawatir saat melihat kau terluka, padahal sebelumnya dia tidak pernah peduli pada siapapun"
aku tertegun mendengar perkataan bibi emma, apakah benar Tuan mengkhawatirkan ku. Ah tapi mana mungkin.
" lalu apa yang harus aku lakukan agar bisa membuat Tuan tidak marah lagi?"
" em... lebih baik kau masakan saja dia steak daging sapi, itu adalah makanan kesukaannya, siapa tahu dengan kau memasak itu untuknya, bisa membuat kekesalannya menghilang"
" baiklah akan aku coba dan terimakasih bibi karna sudah membantuku"
Bibi emma mengangguk dan tersenyum, kemudian pergi untuk menyelesaikan pekerjaannya.
akupun mulai memasak untuk makan malam Tuan kris
*****
Author
pukul delapan malam kris baru pulang dari kantor, para pelayan langsung menyambut kedatangannya. saat dirinya melewati meja makan safira menyapannya
" selamat malam Tuan, makan malam anda sudah siap"
kris hanya mengangguk dan langsung pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri
***
suasana di eja makan terasa sangat sunyi, hanya suara dentingan alat makan yang terdengar
" siapa yang memasak steak ini" tanya kris
" saya Tuan" safira menjawab, dengan gugup
" darimana kau tahu aku suka steak"
" em... dari bibi emma"
kris hanya mengangguk
" apakah rasanya mengerikan?"
" tidak, masakanmu cukup enak dan aku suka steak buatanmu" 'dan dirimu' lanjut kris dalam hati
Safira menarik nafas lega, dia kira Kris tidak akan menyukai masakannya, bahkan yang lebih parah Tuannya itu akan langsung membuang masakannya. tapi ternyata Tuannya menyukai masakannya dan bahkan memuji masakannya, Safira tak kuasa menahan senyumannya
" besok aku akan pergi keluar kota selama tigahari, aku ingin kau menyiapkan segala keperluanku " ucapan kris mengagetkan Safira
" ba..baik Tuan, kalau begitu saya akan langsung pergi menyiapkan keperluan anda"
kemudian Safirapun pergi dari hadapan kris untuk menyiapkan segala keperluan Tuannya
" sial, karena para pecundang itu aku harus meninggalkan gadisku, akan ku habisi kalian" geram kris
Diam-diam Arina mendengarkan ucapan Kris, termasuk rencana keberangkatan Kris keluar kota. Dia tersenyum karena dengan begitu rencana untuk menyingkirkan Safira dari mansion ini akan sangat mudah
tapi kris sudah menyiapkan semuannya dengan matang, dia sudah menyiapkan penjagaan yang sangat ketat di mansionnya untuk memastikan kalau gadisnya aman walaupun dirinya sedang pergi.
*****
Safira's POV
setelah kepergian Tuan Kris aku langsung pergi ke kamarku, mungkin selama tiga hari kedepan aku akan jarang melakukan aktifitas. karena tugasku hanya membuat makanan untuk Tuan kris
tokk
tokk
tokk
kulihat Arina masuk sambil membawa nampan berisi segelas minuman
" haii, ini aku bawakan kau minum"
aku mengambil minuman yang di berikan Arina padaku, aku mencium aroma minuman tersebut. Baunya membuatku mual
" maaf Arina aku tidak meminum minuman beralkohol" kataku
" ah begitu..... maafkan aku, kalau begitu aku akan menggantinya dengan minuman yang lain"
" tak usah, nanti saja biar aku yang akan mengambilnya sendiri jika aku sudah merasa haus"
kataku saat melihat Arina akan pergi mengambil minuman yang lain" baiklah... kalau begitu aku permisi keluar, sekali lagi maafkan aku"
" tak apa, karna kau juga tak tahu"
Aku cukup senang karena setidaknya aku memiliki teman sekarang selain bibi emma
Author's POV
sementara di dapur Arina mengumpat karena tak berhasil melancarkan salah satu rencananya
" shit... dasar wanita sok suci pura-pura menolak wine yang aku tawarkan, padahal aku yakin dirinya sering menggoda Tuan Kris"
" tapi tak apa, karena masih banyak kejutan yang akan aku berikan padamu"
Arina pun menghubungi seseorang yang dapat membantu untuk melancarkan rencananya itu
" Hallo........."
"..................."
"baiklah"
tutt
" aku tak sabar dengan rencanaku kali ini"
maafya kalau dalam penulisannya masih kurang baik, dan masih banyak typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Safira
FanfictionDisini saya menceritakan tentang seorang wanita muslimah yang hidup bersama seorang mafia kejam, yang tidak pernah sekalipun berhubungan dengan seorang wanita, dan tidak percaya akan adanya tuhan. Lalu akankah dengan adanya wanita tersebut dalam hid...