Di dalam ruang inap tempat gadisnya dirawat Kris mengelus kepala yang dibalut hilbab sang gadis, sorot matanya begitu menunjukan kekhawatiran yang begitu besar.
Tapi taklama sorot matanya berubah menjadi penuh amarah karena mengingat siapa dalang yang berada di balik insiden kecelakaan gadisnya, dirinya berjanji akan menghabisi orang tersebut
Seringaiyan terlihat di wajah tampannya
‘mari kita mulai permainannya’ batin Kris
***
Arina POV
Aku merasa bahagia karena rencana yang sudah aku susun secara matang-matang membuahkan hasil yang aku harapkan, dan aku sangat berharap kalau dia mati sekalian supaya rencanaku untuk mengambil hati Tuan kris bisa berjalan dengan lancar
Lamunanku terbuyarkan saat mendengar suara telpon, segera ku angkat
“ hallo”
“……………
“kirimkan saja no rekeningmu, tapi pastikan tidak ada jejak yang kau tinggalkan” segera kumatikan telponku
Dan saat ini yang perlu aku pikirkan adalah bagaimana rencana ku selanjutnya untuk menjadikan Tuan kris menjadi miliku seutuhnya tanpa adanya gangguan siapapun.
Bahkan kalau perlu dia harus tunduk padaku
Author POV
Jam sepuluh malam Kris baru pulang dari rumah sakit, saat masuk kedalam terlihat Arina berjalan menghampiri Kris
“ Tuan, bukankah Tuan seharusnya pulang lusa?” Tanya Arina penasaran pasalnya dia mendengar bahwa sang Tuan pergi selama tiga hari, tapi kenapa sekarang sudah pulang
Kris terus berjalan tanpa menghiraukan pertanyaan Arina yang menurutnya tidaklah penting untuk dijawab, kemudian berjalan menuju kamarnya
Arina merasa kesal karena pertanyaan nya sama sekali tidak digubris oleh Kris, dan langsung menuju dapur dengan penuh kekesalan
Pagi hari kris turun dari kamarnya menuju meja makan, saat dirinya duduk Arina datang dengan membawakan makanan untuk sarapannya
“ maaf Tuan, hari ini saya yang menyiapkan sarapannya, karena Safira saat ini sedang dirawat
karena kecelakaan kemarin” kata Arina sambil menyiapkan makanannya di atas meja“ aku sudah tau “ jawab kris datar
Arina kaget mendengar jawaban sang Tuan
“ a-apakah Tuan sudah melihat keadaannya?’’ Tanya Arina dengan takut-takut
“untuk apa aku melihat keadannya, dia hanya seorang pelayan disini dan aku tak perlu repo-repot menjenguknya” kata Kris datar sambil memakan sarapannya
Dalam hati Arina bersorak bahagia karena sepertinya Sang Tuan sudah tak memperdulikan safira, dan itu akan semakin mempermudah jalan untuk memiliki Tuannya
“ kukira Tuan akan menjenguknya, karena saya lihat Tuan cukup memperlakukan Safira dengan special” Arina mencoba menyembunyikan kebahagiannya, padahal dia memang berharap bahwa Sang Tuan tidak akan pernah menjenguknya
Kris pun bangkit dari duduknya dan melenggang pergi, tapi saat akan memasuki mobil Kris membaliikan badannya
“ Arina, aku ingin nanti malam kau yang memasak makan malam untuk ku” kata Kris, kemudian masuk kedalam mobil
Saat dikirannya mobil yang ditumpangi Tuannya sudah pergi, Arina melompat bahagia karena menurutnya ini adalah awal terwujud rencanannya.
Diapun masuk kedalam mansion untuk memepersiapkan diri saat nanti Sang Tuan pulang, dirinya harus terlihat menarik untuk Tuannya.
***
Sementara di rumah sakit terlihat seorang pria yang sedang berbincang-bincang dengan beeberapa orang
“ apa tidak sebaiknya kita langsung memberinya hukuman?" tanya salah seorang dari mereka
" belum saatnya, karena aku akan membuat permainan yang dirinya buat berada didalam permainan yang akan aku buat untuknya" seringaiyan keji tercetak jelas diwajah tampannya
dan yang lainnya tidak ada yang berani mengangkat suara lagi, karena kalau bosnya suah menunjukan sifat iblisnya maka tidak akan ada yang selamat lagi, karena sudah dipastikan hanya kematianlah yang akan menjemputnya
sementara di Rumah Sakit terlihat seorang wanita berhijab mulai membuka kelopak matannya sedikit demi sedikit, hal yang pertama terlihat olehnya adalah sebuah ruangan yang terasa asing dan merasa pusing yang luarbiasa mendera kepalannya.
cklek
Wanita itu meloleh kearah sumber suara, dan mendapati seorang wanita yang memakai jas putih dan teleskop yang bertengger di lehernya
" Allhamdulillah, akhirnya kau sudah sadar" ucap sang dokter
Safira mencoba bangun, tapi takbisa karena kondisinya yang memang belum pulih, apalagi dirinya yang baru siuman dari tidurnya
" jangan banyak bergerak dulu nyonya, karena keadaan anda masih belum pulih" kata sang dokter memperingati Safira yang terlihat memaksakan diri untuk bangun
Safirapun hanya mampu menuruti perkataan sang dokter, karena memang seluruh tubuhnya sangat sakit, apalagi bagian kepalannya.
" aku akan segera menelpon Tuan bahwa nyonya sudah sadar"
" Tu-tuan ?" tanya Safira dengan kening yang berkerut
" ya Tuan Kris, aku akan segera memberitahukannya bahwa nyonya sudah sadar" kata sang dokter sambil mengeluarkan polselnya dan menelpon sag tuan
taklama sambungan telponpun diangkat
" hallo Tuan Nyonya Safira sudah sadar"
" baik aku akan segera kesana, jaga dia baik-baik" jawab suara di seberang sana
" baik Tuan, akan saya laksanakan"
kemudian sambungan telponpun di tutup oleh Tuannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Safira
FanfictionDisini saya menceritakan tentang seorang wanita muslimah yang hidup bersama seorang mafia kejam, yang tidak pernah sekalipun berhubungan dengan seorang wanita, dan tidak percaya akan adanya tuhan. Lalu akankah dengan adanya wanita tersebut dalam hid...