tapi....................
apakah dirinya sanggup untuk itu semua?
mungkin jika gadisnya meminta supaya dirinya meninggalkan dunia gelapnya, dia akan menurut, tapi untuk memiliki sebuah kepercayaan kepada tuhan..... apakah dia akan sanggup.
tidak...itu tidak akan terjadi, karena dia tidak akan membiarkan itu sampai terjadi
-" lebih baik aku pulang." kris langsung menyambar jas dan kunci mobil yang berada di atas meja kerjanya dan langsung pergi meninggalkan kantornya.
***
setibanya di depan pintu mansion kris di sambut oleh beberapa pelayan nya.
-" selamat sore, Tuan." sapa para pelayan dengan ramah sambil membungkukan sedikit badan nya pada Kris
kris berjalan menghiraukan sapaan itu, saat tba diruang tengah Kris bertanya pada pelayan.
-" dimana Safira.'' tanya nya dingin
-'' dia sedang berada di dapur tuan." jawabnya tanpa melihat mata majikannya
Kris kembali melanjutkan perjalanannya menuju kamar.
saat menjelang malam hari, Safira disibukan dengan kegiatan memasaknya, karena Tuan nya menginginkan beberapa menu masakan yang cukup rumit, tapi untunglah Safirra bisa membuatnya.
sementaran kris menunggu makan malamnya di meja makan sambil mengecek beberapa email yang masuk dari orang suruhannya, ditengah kesibukan nya itu Kris menoleh pada safira yang sedang menata makanan di atas meja,lalu melanjutkan kegiatan nya kembali.
-" Tuan, makan malam anda sudah siap." Safira memberi tahu Kris kalau makan malam nya telah siap, karena sedari tadi Safira melihat Kris terlalu fokus pada handphone nya.
Kris mengangguk, dan menyimpan handphone nya disaku celana.
saat Safira beranjak pergi kembali kedapur, langkahnya tertahan saat mendengar pperintah dari Tuan nya.
-" duduk, temani aku makan." ucapnya tegas, tanpa bantahan
Safira berjalan kembali ke arah meja makan dan duduk tepat di sebelah kanan Kris.
Kris menatap lekat wajah Safira, kemudian meyodorkan piring nya yang masih kosong pada Safira.
safira menatap bingung piring yang di sodorkan padanya.
-" ambilkan." kata Kris sambil menyodorkan kembali piring kosongnya.
-" hah." Safira masih belum faham dengan perkataan Tuan nya barusan.
Kris menggeram tertahan ketika melihat respon gadisnya.' apa di tidak mengerti dengan isarat yang aku lakukan' batin Kris dengan kesal.'' ambilkan makanan ku Safira." kata Kris dengan sedikit geraman.
Safira terkesiap ketika mendengar nada geraman Tuan nya, kemudian segera mengambil piring kosong yang senantiasa masih dipegang oleh kris dan langsung mengambil nasi dan beberapa lauk pauk yang tadi dimasaknya.
Kris menyunggingkan ssenyum devilnya, ketika melihat Safira yang tengah sibuk menyiapkan makanan nya.' akan ku buat moment dimana kau selalu menyiapkan makanan untuk ku setiap harinya, tapi tentu saja dengan status dimana kau telah resmi menjadi istriku'. batinnya menyeringai.
-" ini Tuann." Safira menyodorkan piring yang sudah terisi makanan pada Kris
Kris mengambil makanan itu dan langsung melahapnya dengan tenang, berbeda dengan Safira yang saaat ini tengah dilanda kegugupan, bagaimana tidak, saat ini dia sedang berada satu meja makan dengan Tuannya, bukan karena takut, tapi.... entahlah dia merasa bingung dengan dirinya sendiri.
Kris yang dapat melihat kegugupan Safira yang begitu terpancar dari raut wajahnya pun, seketika terkekeh.
-" aku menyuruhmu untuk duduk disini, bukan hanya untuk sekedar menemaniku makan malam saja."
-" lalu aku harus melakukan apa Tuan?." tanya Safira polos
-'' makanlah, aku tahu kau belum makan." kata Kris dengan tegas.
-'' tapi aku sungguh malu Tuan." jawab Safira sambil menundukan kepalanya.
seketika rahang kris mengeras pertanda dia marah mendengar ucapan Safira barusan
KAMU SEDANG MEMBACA
Safira
FanfictionDisini saya menceritakan tentang seorang wanita muslimah yang hidup bersama seorang mafia kejam, yang tidak pernah sekalipun berhubungan dengan seorang wanita, dan tidak percaya akan adanya tuhan. Lalu akankah dengan adanya wanita tersebut dalam hid...