Author pov
Di sini,di sebuah ruangan serba putih, yang lumayan luas dengan aroma obat obatan. Ya rumah sakit.
Di ruangan serba putih ini, ada 2 orang di dalam sini, Risa, yang setia menutup mata nya. Dan Putra, yg masih setia menemani kekasihnya yang tengah kritis.
"Byy, bangun plis maafin aku ya, bangun ayo" suara berat nya terdengar di ruangan itu, pria yang setia memegang tangan kekasihnya. Ia berusaha memintanya bangun, tapi hasilnya tidak ada.
Ya. 2 minggu Risa koma,dan 1 bulan Rico di australia.
Sekarang adalah kepulangan Rico, sang abang Risa. Rico tidak tahu bahwa adik kesayangannya tengah berbaring lemah di sini.
Rico sedang dalam perjalanan dengan Mira, sang ibu.
"Bu, ko ade ga ikut jemput abang sih?" tanya seorang pria yang sedang duduk santai di kursi depan.
"Nanti juga ada bang. Kamu tenang aja, kita ketemu ade sekarang ya bang" jawab sang ibu yang tengah mengemudi mobil dengan kecepatan nomal.
"Iya bu. Abang kangen dia bu. 2 minggu ini dia ga bisa di hubungin, ngilang dia bu." saut Rico dengan santai sedangkan si ibu sedang berjuang menahan tangisnya.
Dan....
Tanpa di sadari, Mira meneteskan air matanya tanpa se izin nya.
"Ibu kenapa nangis? Baik baik aja kan ibu?" tanya Rico dengan nada cemas
Mira mengusap air matanya kasar "nanti aja.kamu jangan emosi bang nanti" jawaban sang ibu yang membuat sang anak bingung.
Kening Rico mengerut dan matanya menyipit. "Apa sih bu. Rico ga ngerti"
Sang ibu kehabisan kata kata untuk menjawab pertanyaan sang anak nya.
Sementara di sisi lain, pria yang masih dalam posisi memegang tangan Risa, dan beberapa kali memohon untuk sadar karena ia sangat sangat khawatir dengan keadaan nya
"Bangun aku mohon byy. Bang Rico balik sekarang, ayo kita sambut dia dengan kebahagiaan byy. Aku mohon bangun bangun bangun aku mohon byy. Aku nyesel ga ada saat itu. Andai aku ga pergi saat itu, mungkin sekarang kita lagi jalan jalan atau jemput bang Rico di bandara bareng ibu. Aku mohon bangun byy, aku sayang kamu byy lav u" ucap pria yang sedang duduk di pingir ranjang Risa. Ya putra.
Bugh
Satu pukulan yang mendarat di pipi Putra.
Bugh
Pukulan lagi mendarat di pipi Putra yang lain.pria itu tidak mengelak dan tidak membalas pukulan dari Rico.
'Gue pantas bang nerima ini.gue yakin lo marah banget sama gue.'-batin Putra
"Bangsat lo, mana janji lo Putra! Lo bilang lo bakal jaga ade gue selama gue ga ada!! Tapi apa ini ?? Lo bisa jelasin? Hah. Gue tau, nyali lo ga segede yang gue kira Putra." perkataan Rico yang membuat rapuh Putra.
"Bang, udah bang, tenang, Risa kasian bang" leraian dari sang ibu yang telah menangis dari tadi.
Rico langsung mengabaika Putra, dia langsung memeluk Risa yang tengah berbaring lemah.
"De, maafin abang de. Abang salah ngasih kepercayaan ke orang brengsek kaya dia. Gue nyesel de. Gue nyesel." ucap Rico yang tidak bisa kontrol emosi nya.
"Bang,maafin gue, gue ga bisa jaga Risa bang, maaf, gue bakal berusaha buat berubah bang kasih gue kesempatan lagi bang" nada suara putra memohon pada pria di hadapanya.
Ricoo menarik satu alisnya ke atas sambil tersenyum meremehkan. "Maaf Putra, gue ga bego buat dua kali. Gue harusnya tau mana yg baik buat ade gue sama yang buruk buat ade gue Put. Gue ga mungkin ngebiarin Risa kaya gini untuk keduakalinya" jawab Rico.
Putra mengacak rambutnya frustasi "iya! Iya gue salah bang.!tapi, bukan salah gue sepenuhnya bang inget itu.mungkin ini takdir yg ga bisa di ubah bang"
"Iya gue tau ini takdir,tapi bisa kan tak--"
"Bangg~"
___________
Hehe pendek ya, nanti tunggu part selanjutnya. Part flasback kejadian sebelum Risa koma guys.tunggu aja ya.
O iya follow iG aku dong @rnds_
Aku follback, tapi dm yaaa:)Banyak maunya ya hhe:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Friend
Teen FictionHidup perempuan yang banyak lika liku dan terjebak oleh friend zone.dan hanya bisa pasrah pada takdir yang telah di tulis oleh tuhan. "Putra itu teman gue.TEMAN"-Risa "Gue relain rasa gue demi lo"-Putra