Chapter 13 : Trouble

557 82 14
                                    

Author's note : sekedar mengingatkan :))
Flashback
Present

***

Tepat dibawah kaki Jessica udara ringan berputar, terus manariknya untuk ikut jatuh mengikuti arusnya, apapun itu membuatnya lemah meninggalkan seluruh kekuatan yang telah ia bangun dan Jessica lagi-lagi berakhir menemukan dirinya sendiri mengulangi itu seperti alunan nada yang rusak, Yuri.

Tidak ada lagi Yuri, Jessica bertahan dalam keadaan yang sama, kosong dan hampa selama bertahun-tahun, dia tidak peduli, begitulah caranya, begitulah Jessica menikmati hidupnya

Jessica, seperti itu caranya bahagia

Seluruh kepura-puraannya sudah menjadi topeng, yang entah bagaimana jadi permanen, setidaknya seperti itu sampai detik dimana Yuri menyebutkan namanya seakan mungkin akan ada kata 'kita' diantara mereka.

Sentuhan bibir Yuri yang terasa handal jika disebut pertama kali, membawa Jessica bersama jatuh dan menyerah, selamanya mempersilahkan kemauan Yuri

Tapi

Yuri bilang ingin menunjukan bagaimana caranya melewati batas, untuk lelaki yang pernah membuatnya terasa murah Jessica akui Yuri cukup tidak tahu malu.

Sekali, Jessica pernah menelan bulat-bulat harga dirinya demi menunjukan pada dunia bahwa dia mencintai Yuri

Sekali, Jessica pernah menyia-nyiakan ketulusan orang lain untuknya demi Yuri

Sekali, Jessica pernah menpercayakan seluruh harapannya pada Yuri

Dan sekali, Yuri pernah membuangnya seperti sampah, memutarbalikan seluruh pengorbanannya menjadi dosa

Maka cukup sekali Jessica berada dalam keadaan seperti itu, sudah seharusnya Jessica membenahi kepalanya, meyakinkan bahwa sampai kini hanya dia satu-hatunya yang mencinta.

"Berhenti." Jessica menolehkan kepalanya saat ujung matanya menagkap sosok bertuxedo memasuki ruangan.

Yuri berdiri disana, hampir melupakan satu kali detak jantungnya

"Jangan berbicara padaku, panggil staf-mu, biarkan mereka yang berbicara padaku." ucap Jessica

Dahi Yuri mengernyit, dia semakin tidak yakin Jessica orang yang sama.

"Kau bahkan tidak menjawab pertanyaanku saat itu Jessica." kata Yuri menyerang balik Jessica dengan nada dinginnya.

Jessica diam, dia tidak bergerak satu inchi-pun dari posisinya.

Yuri mendengus "Jadi kau benar-benar tidak akan bicara padaku, jika itu maumu." dia keluar dari ruangan memanggil Sooyoung seperti yang Jessica minta.

Sepanjang meeting berlangsung Jessica benar-benar tidak menjawab satupun pertanyaan Yuri, dia hanya menjawab jika Sooyoung mengulangi pertanyaan Yuri, dan Yuri, dia tidak bisa menyembunyikan kekesalannya selama meeting.

"Kau tidak akan kemana-mana Jessica."

Jessica berhenti saat merasa ada seseorang yang menarik pergelangan tangannya, dia berbalik melepaskan genggaman Yuri.

'Jangan sekarang Jessica'  ucapnya pada diri sendiri.

"Aku yakin meetingnya sudah selesai 5 menit yang lalu, tidak ada alasan untukku disini lebih lama, selamat siang mr. Kwon." ucap Jessica sambil membungkukkan tubuhnya bersiap pergi.

"Jika ini karena kejadian di bandara, maafkan aku." kata Yuri,

Jessica berhenti, sudah cukup sekarang.

"Maaf?, maaf Yuri?" ucapnya, suaranya bergetar.

Yuri mengangguk "Iya, aku minta maaf."

Jessica tertawa getir "Bagus, sekarang aku tidak tahu kaukah yang bodoh atau aku yang sudah gila."

"Apa maksudmu?" Yuri menatap Jessica bingung lalu berusaha mendekati Jessica, tapi selangkah Yuri mendekati Jessica, Jessica mengambil langkah mundur menjauhi Yuri.

'Kau tidak akan menangis lagi Jessica, tidak didepan si brengsek ini.' Jessica terus mengulang kalimatnya dalam hati.

"Oh--" Jessica berhenti "jadi ciuman kemarin itu.... kesalahan?" ucapnya, suaranya semakin bergetar.

Yuri tidak bisa berkata-kata, tapi ciuman kemarin bukanlah kesalahan, dia tidak bermaksud begitu.

"Tidak, bukan begitu--"

"Aku tidak bermaksud begitu."

Seakan tuli, Jessica tidak mendengar Yuri, terlalu menyakitkan baginya, setelah lama berusaha melepaskan diri dari semua tentang Yuri, sementara kini dia menjadi buku yang terbuka, memperlihatkan seluruh kelemahannya pada Yuri, Terlalu banyak, sudah cukup bagi Jessica.

"Tapi kau malah minta maaf!" Jessica berteriak, dan setelah lama menahan, dia membiarkan Yuri melihatnya lagi, lemah dan menangis.

Yuri melihatnya, dia tidak tahu mengapa melihat Jessica menangis membuatnya terluka, berbagi rasa sakit yang sama dengan Jessica, Yuri berlari, memaksa Jessica menerima pelukannya.

"Yuri--" ucapan Jessica terhenti karena tangisnya "aku mohon.... berhenti." sambungnya, tangisnya semakin hebat hingga bahunya bergetar, tapi Yuri tidak peduli, dia mengeratkan pelukannya, membiarkan Jessica membasahi tubuhnya.

"Aku disini, Sooyeon, maafkan aku." lirih Yuri

***

Jessica melepaskan pautan mereka karena paru-parunya butuh udara, dengan nafas yang masih memburu, Yuri menutup matanya mengistirahatkan dahinya ke dahi Jessica, membiarkan Jessica merasakan panas nafasnya

Yuri merasa benar-benar akan mati

Sebelum semuanya terlambat, Yuri menatap mata Jessica

Sihir dimata coklatnya, Jung Sooyeon

"Kau, Jung Sooyeon, apakah aku benar?"

Seperti terbangun dari mimpi indah, Yuri meringis saat Jessica melepaskannya, meninggalkannya sendirian tanpa jawaban.

Tbc
Short update :))

Vote + comment
Biar semangat lanjutnya hehe

Bear my typo's
Yulsic day

Say it first [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang