Semenjak kematian sang ibu, Sooyeon bukan lagi anak manja yang sibuk mengecat kukunya setiap minggu, ditambah kepindahannya ke Korea, hidupnya semakin sempurna hancur, atau silahkan sebutkan seberapa mengerikannya di diskriminasi karena cara bicaranya yang terlalu barat, atau karena dia bukan anak dari keluarga yang utuh.
Memangnya siapa yang mau itu semua terjadi?
Setiap hari berganti jadi mimpi buruk baru bagi Sooyeon hingga anak laki-laki bermata bulat datang dan dengan berani menawarkan dirinya sebagai her human guardian, Yoong.
Baru saja Sooyeon punya alasan lagi untuk bersyukur pada tuhan karena si ceroboh rakus itu memang benar melindunginya, berada disampingnya, dan mungkin mencintainya. Tokoh lain muncul membuat kisahnya berubah haluan menjadi mimpi indah yang buruk.
Yuri si periang, ceroboh dan sedikit egois.
Satu paket lengkap yang bisa Sooyeon harapkan menjadi seseorang yang akan dia buatkan kopi di pagi hari, suatu hari nanti, her prince charming.
Lebih dari sebelumnya, Sooyeon yakin tuhan membuatnya hidup untuk sebuah alasan
Hanya jika, jika benar Yuri adalah pria yang akan bersamanya, Sooyeon rela melakukan apapun termasuk membuat dirinya jadi buku yang terbuka, berharap Yuri yang akan mengulirkan tiap lembarnya sampai di akhir halaman.
Sayangnya tak ada cerita yang berjalan mulus, pertemuan tak sengajanya dengan Yuri sebagai dua remaja baru beranjak dewasa yang naif membuat Sooyeon gegabah dan berakhir menyajikan klimaks tak terduga; kepergian paket lengkapnya, Yuri melepaskannya.
Atau dia yang membuat Yuri pergi.
She was scared and still scared.
And Sooyeon is gone, forever gone.
Sekarang adalah Jessica si jalang manipulatif yang berpikir bahwa kisah klimaksnya sudah berakhir tanpa menemui penyelesaian, dia pikir dengan merubah hidupnya dan menutup buku, kepedihannya kehilangan Yuri akan mencapai titik terakhir, tapi tuhan tetaplah tuhan dengan skenarionya.
Yuri kembali, juga sebagai seseorang yang lain, bukan lagi si ceroboh Yuri yang naif menolak pernyataan cintanya tahun-tahun sebelumnya.
Dengan setumpuk pertanyaan yang dibawa Yuri dibalik senyumnya setiap mereka bertemu, dan ciuman sialan yang membuat Jessica semakin takut.
Jadi saat Yuri kehilangan kesadarannya dan berakhir menidurinya bahkan mulai ingin jadi teman tidurnya Jessica mangut seperti orang bodoh sementara Yuri tersenyum seolah berhasil memperoleh mangsanya tanpa perlu membuat jeratnya terpasang.
Pertanyaan Yuri tak terjawab, perihal Sooyeon adalah Jessica atau sebaliknya.
Dan Jessica berhasil menjadikan dendam sebagai kambing hitamnya.
Dua manusia itu saling menjatuhkan diri mereka sendiri.
***
Jessica tidak terima dengan kenyataan bahwa siang ini seorang datang membuatnya kembali jadi pecundang. Kata-kata Yoong membuat benteng yang susah payah dia bangun runtuh.
Yoong menganganggunya dengan kata-kata yang disebut omong kosong oleh Jessica. Ide bahwa bukan hanya dirinya yang menjadi korban membuat Jessica takut. Setelah sebagian hidupnya dia habiskan membenci Yuri, dan merubah dirinya menjadi orang lain, Jessica tidak bisa terima jika itu semua sia-sia, jika pada kenyataannya dia juga menyakiti Yuri.
Mata bengkaknya masih belum membaik tapi disini Jessica berdiri dengan keberanian yang lagi-lagi membuatnya gegabah.
"Jessica."
Jessica terdiam, mencoba mengumpulkan lagi kata-katanya yang berserakan setelah melihat sosok dibalik pintu.
Mata itu, iris coklat milik Yuri, masih sama.
"Apa yang kau rencanakan." Jessica tersedak kata-katanya.
"Apa lagi, Jessica?"
Tidak ada lagi air mata yang akan dia korbankan hari ini. Tangan Jessica bergerak menyentuh dada Yuri, mendorongnya, membarkan dagu Yuri jatuh karena sikapnya yang tak terduga.
"Kau, Yuri, apa yang kau lakukan disini? Saat aku sudah hampir selesai membuat hidupku pantas, saat aku sudah berhasil menjadi diriku yang sekarang, kenapa kau ada disini?" kata-kata dari mulutnya terputar jadi garam diatas lukanya yang terbuka lagi.
"Ak-"
Sebelum Yuri berhasil menyelesaikan kalimatnya, Jessica melangkah membuat Yuri mengambil satu langkah mundur.
"Setelah semua yang kau lakukan, sebenci itukah padaku karena aku terus menganggumu dengan mengatakan aku mencintaimu? Karena aku terus menunggumu dan kembali padamu sebenci itukah kau karena aku menolak cinta adik kesayanganmu? Apa yang kau mau? Aku sudah pergi dari hidupmu, persis seperti apa yang kau minta" Jessica susah payah menelan ludahnya, nafasnya tidak teratur.
"Seberat apakah dosaku karena pernah begitu mencintaimu hingga aku harus membayarnya dengan nyawa? Aku sudah menyerahkan Sooyeon, dan menguburnya bersamaan denganmu Yuri, tapi jika kali ini kau datang dengan tujuan yang sama, tolong berhenti, karena kau tidak akan pernah mengerti bagaimana rasanya mencintai orang yang tidak akan pernah bahkan menganggapmu sebagai sesuatu yang berharga."
"Bantu aku" Yuri menutup matanya, "Bantu aku untuk mengerti bagaimana rasanya, maafkan aku yang terlalu lambat, bantu aku agar aku bisa mengerti mengapa sekarang kau jadi seseorang yang begitu berharga."
Yuri menatap Jessica, melahap tatapan dinginnya dan menariknya kedalam pelukan.
"Tetaplah disampingku, Sooyeon."
Tbc
Vote comment
Thankyou.