Hari ini kelas kami kedatangan orang yang mau sosialisasi tentang Sabili Fondation gitu.Sabili Fondation itu kayak semacam metode belajar cepat yang akan diperoleh dari benda itu.
Jadi benda yang ditawarkan itu ada dua kayak sepaket gitu, buku sama Flashdisk.
Nama bukunya adalah metode Dzaki, yang katanya metode belajar cepat yang akan kami peroleh dari buku ini akan mengeluarkan kemampuan yang terpendam dalam diri kami.
Metode ini terdiri atas rencana enam langkah untuk belajar secara efektif. Intinya, metode ini mengakui bahwa masing-masing dari kita memiliki cara belajar pribadi pilihannya yang cocok dengan karakter dirinya.
Halah
Cuma tulisan doang.
Iya gimana enggak tergiur satu kelas, yang pertama aja harga yang ditawarin kalau gak salah seharga 200 an lebih, terus menurun jadi 200 ribu, terus menurun lagi bagi 15 pendaftar pertama jadi 175 ribu.
Gimana enggak tergiur coba?
Yang pemalas belajar aja sampe beli itu.
Jadilah kami yang hampir satu kelas daftarin diri buat beli.
Keesokan harinya, barangnya datang. Memang ada flashdisk dan buku nya, tapi gak sesuai harapan.
Dikira kertas buat bukunya itu kertas kayak buat novel gitu, taunya kertas koran.
Kalau yang flashdisk nya, kita bisa milih warna kesukaan kita masing-masing. Isinya tentang pelajaran kok, ada musik klasik nya juga, yang katanya biar gak stres.
Dua bulan kemudian....
Data-data di dalam flashdisk pada kehapus semua, jadi kayak kosong gitu. Buat Naroh film Drakor juga film nya gak bisa dibuka.
Seketika itu, satu kelas pada nyesel semua.
Tapi....
Kejadian itu gak buat kelas kami kapok.
Beberapa Bulan kemudian ada datang dua orang laki-laki nawarin buat kami ikut seminar gitu yang katanya buat masa depan.
Ucapan mereka itu bisa gitu loh ngeyakinin kami yang emang masih labil ini.
"Terserah dek, semua ada di tangan kalian. Kesuksesan bukan di tangan orang tua kalian, tapi di tangan kalian sendiri"
"Coba kalian lihat, Singapura sama Kalimantan? Gedean Kalimantan. Tapi yang diakuin? Singapura"
Halah
Ngomong doang.
Mana ada seminar yang bayar.
Lagi, kelas kami kena tipu dua kali.
Yang parahnya cuma kelas kami yang di desak buat bayar langsung gitu.
250 ribu loh.
Yang ikut 19 orang.
Udah gitu orangnya maksa pake uang kas dulu.
Jadi lah uang kas kami yang jadi korban, padahal Barra udah nagih-nagih kayak rentenir ke kami setiap hari dua ribu.
Tapi dari kejadian ini, aku pribadi bisa ngeliat perjuangan satu guru kami yang belain kami demi balik duit kas kelas. Padahal ibunya lagi hamil, tapi masih bisa mondar-mandir nelpon sana-sini buat uang kami balik.
Tapi berakhir kecewa karena kelas kami ngelakuin hal yang sama lagi, tiga kali.
Yang ketiga ini kartu IM3 yang katanya dibuat khusus buat pelajar.
Mana gitu yang datang kakaknya cewek, montok lagi. Udah gitu celana nya ketat.
Pake jilbab.
Hm.
Jadilah cuci mata baru cowok di kelas kami.
Bilangnya aja "Astagfirullah"
Tapi pas udah keluar senyam-senyum.
Hayooo....
Sebenernya aku sendiri udah di kasih tau sama temen ku dari sekolah lain, jangan beli kartu IM3 yang kartunya warna biru, penipuan katanya.
Pas dibuka dalem nya kosong.
Ini terjadi karena kelas kami yang orangnya gampang percaya sama orang lain, jadi jangan hancurkan kepercayaan kami ya, teman.
Aku udah berusaha ngingatin mereka buat gak beli, tapi tetep aja mereka tergiur sama entah kartunya atau embak nya.
Hehe.
Tapi ternyata ada kayak semacam salah paham gitu.
Jadi katanya yang nipu itu teman kakaknya yang udah gak kerja lagi di kantor itu.
Yang bikin kaget kakanya datang ke kelas kami, terus curhat.
Sambil nangis.
"Kakak datang ke kelas lain, mereka keluaran. Sakit hati kakak, ampih ja kerja. Kaka ni handak Bulik kampung"
(Kakak datang ke kelas lain, tapi mereka pada keluar kelas. Kakak sakit hati, udah ja kakak kerja, Kaka mau pulang kampung).
Iya, kakaknya ngomong gitu sambil nangis.
Berujung Syifa yang dipeluk kakaknya.
"Ka, Ulun telinyik"
(Kak, saya kepenyet).
Gak hanya Syifa, Rosita yang duduk diam aja dipeluk kakaknya. Bayangin aja Rosita yang kurus di peluk kakanya sambil natap ke kami minta pertolongan.
Aduh....
Gak lama, aku sama Sekar tos gitu.
"Untung kita setia sama Telkomsel".
-Masa SMA-
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu-abu
Teen FictionMenurutku, masa SMA adalah masa yang gak pernah dilupakan. Masa dimana kita bisa mengenal cinta, persahabatan, dan bahkan kekeluargaan. Masa dimana proses pertumbuhan dari remaja menuju dewasa. Ini adalah kisah ku, dengan teman-teman ku. Masa yang...