Sudah biasa

10.4K 375 1
                                    

"sssttt...gue disini" ucap suara yang Aika sangat kenali.

Itu suara Revan, dan saat ini Revan tengah memeluk nya.

"Revan...? Ini~ Revan?" Tanya Aika memastikan.

"Iya" jawab Revan.

Lampu yang mati membuat Aika tidak bisa melihat wajah Revan namun saat Revan menghidupkan lampu tidur Aika baru bisa melihat wajah Revan walaupun dalam keadaan remang-remang.

"Hiks..Revan jahat...Revan kemana tadi?" Tanya Aika, Aika kembali menangis.

"Cupp...jangan nangis, maaf" ucap Revan meminta maaf sambil menghapus air mata Aika.

"Gue tadi keluar bentar, cari angin" ucap Revan.

Aika mengangguk, saat ini dia tidak menangis lagi.

"Tapi cari anginnya kok malam banget? Jam 2 lagi? Revan gak takut masuk angin? " Tanya Aika dengan wajah polosnya.

Revan gemas pada Aika, dia mencubit pelan pipi Aika.

"Gapapa" ucap Revan.

"Tidur lagi" kata Revan lagi.

Aika mengangguk tapi sebelum dia ingin melanjutkan tidur Aika bertanya yang membuat Revan terdiam.

"Di leher Revan apa? Kok merah? Di gigit ya? Gigit apa?"

Degh!!

***

Revan menyiapkan makan untuk dirinya dan juga Aika, asisten rumah tangga Revan sedang tidak bekerja karena Revan yang menyuruh. Dia tidak mau waktu berdua nya bersama Aika di ganggu oleh siapapun.

Untuk orang tua Revan? Mereka sudah pasti tidak peduli pada Revan, yang mereka pedulikan itu ya hanya bisnis dan dunia mereka sendiri, Revan tidak dianggap ada.

Biarkan saja..
Revan sudah terbiasa.

"Makan, ntar sakit perut" ucap Revan saat meletakkan piring yang berisi nasi goreng di depan Aika.

Aika hanya mengamati saja, dia merasa kurang nafsu makan.

"Aika gak Sarapan aja ya? Aika gak nafsu" ucap Aika ragu.

Dia takut Revan marah.

Revan yang mendengar itu melotot.
"Makan!" Titahnya dengan suara dinginnya.

Terpaksa lah Aika memakan nasi goreng buatan Revan walaupun dia tidak selera makan.

Setelah selesai makan dan Revan membersihkan sisa maka mereka Revan mengecek kening Aika.

Aika memang hangat badannya dari wajahnya yang pucat pun sudah bisa memperlihatkan Revan bahwa dia sedang sakit.

"Ga usah sekolah?" Saran Revan dan Aika menggeleng.

"Mau sekolah" rengeknya.

Revan menghela nafas.
"Yaudah" pasrahnya.

Revan meletakkan botol air minum di tas Aika lalu menggandeng Aika keluar.

**

Saat Revan dan Aika sudah memasuki gedung sekolah, Revan di hampiri oleh perempuan yang bernama syela.

Syela itu terkenal cantik dan badgirl nya sekolah.
Wajah syela yang cantik serta body nya yang bagus membuat Syela di kenal satu sekolahan.

"Hai Revan.." sapa nya tanpa menyapa Aika.

Aika sudah biasa dengan hal itu, lihat saja selanjutnya bakalan bagaimana.

"Nanti istirahat pertama kita main ya?" Tawar syela sambil mengedipkan matanya sebelah.

Revan yang mendapatkan tawaran menggiurkan itu lantas langsung menerima.

"Oke.." jawab Revan.

Aika mendelik tidak suka, kenapa Revan mau main sama syela sih? Jadi nanti Aika main sama siapa?? Pikir Aika.

Main yang di artikan Aika berbeda dengan main yang d artikan oleh Revan dan Syela itu.

Maklum saja...
Aika itu polos, otaknya bersih dari hal-hal seperti itu.

"Revan...jadi Aika main sama siapa?" Tanya Aika sambil menarik-narik ujung seragam Revan.

Aika berada di balik punggung Revan.

Revan menoleh ke Aika sebentar lalu ke syela lagi

"Sama Zee" jawab Revan singkat.

Aika menunduk lalu menghela nafas.

Setelah itu Revan dan Syela terlibat obrolan yang Aika tidak mengerti apa itu.

Aika sekarang di abaikan, SUDAH BIASA.
Akhirnya Aika memiliki pergi meninggalkan Revan dan Syela.

Syela yang melihat itu tersenyum senang.

Dia sebenarnya tau siapa Aika itu, malah syela sangat tau jika Aika pacar kesayangan Revan, tapi laki-laki mana yang bakalan menolak hal yang membuat laki-laki itu merasa puas, apalagi orangnya seperti Revan?

REVAN [Terbit Dalam Versi E-book Oleh You And I Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang