marah

9.2K 281 5
                                    

"ANJIIRR CAKEP BENERRR"

"ITU BUKANNYA AIKA YA? ANJAYY KOK BISA CANTIK GITU?!",

"AHHH TAU GITU GUE PACARIN AEE DULUU"

"AIKA, JALAN SAMA GUE YUK!"

"LO MAU MATI?!"

"IYA YA? KAGA JADI LAHH PAWANG NYA NGERI COYY"

Zee dan Aika tidak menggubris teriakan-teriakan para cowok mereka terus berjalan menuju kelas mereka.

"Sial! Dia gak boleh lebih cantik dari gue!" Batin seseorang yang tengah memperhatikan Aika dan Zee yang sedang berjalan itu.

***

BRUK!

"IKUT.GUE!" ucap Revan penuh penekanan.

Dia mencengkram tangan Aika dengan kuat.

Aika yang tadinya ingin ke toilet pun berhenti dan terkejut saat melihat Revan ada di depannya.

"Re..Revan mau apa? Lepasin Aika!" Aika berusaha menepis cekalan tangan Revan.

"Gausah ngebantah!" Tukasnya.

Revan membawa Aika ke gudang belakang sekolah, menguncinya dan mengantongi kunci itu.

Aika merasa takut, Revan kalo lagi marah itu serem pake banget!

Revan berjalan maju, Aika berjalan mundur hingga dia mentok ke tembok.

"Revan...Revan jangan macam-macam, Aika teriak nih" ucap Aika lugu.

Aika gak tau aja..
Percuma aja dia teriak, gak bakalan ada yang dengar.

Revan tersenyum miring.
"Coba aja, teriak sesuka hati Lo! Gak ada yang dengar!" Ucap Revan

Benar! Aika gak bisa berkutik.

"Revan...lepasin Aika.." lirih Aika yang sekarang ini sedang terduduk.

Revan ikut jongkok di hadapan Aika lalu dia meraih dagu Aika.

"Kenapa sekarang Lo membangkang sih? Apa harus gue rusak dulu Lo baru bisa nurut?" Ucap Revan dingin.

Aika menggernyit.
Rusak? Aika emang barang? Kenapa harus di rusak? Aika gak bisa rusak padahal.

"Revan ngomong apa sih?" Ucap Aika tak mengerti.

Revan memutar bola matanya lalu serta mengecup bibir Aika.

"Nurut sama gue!" Ucapnya.

Setelah itu Revan menguncir rambut Aika menjadi dua bagian dengan ikat rambut, ntah dari mana Revan dapat kan ikat rambut itu.

"Jangan!" Aika berusaha menepis tapi Revan malah menjambak rambut Aika.

"Sa...kit" lirihnya, Aika menangis.

Revan jahat! Aika gak suka di giniin.
Mama, papa, tolong Aika..

Dan akhirnya Revan berhasil menguncir rambut Aika lalu memasangkan kaca mata pada Aika.

Biarlah Aika terlihat seperti gadis culun, asalkan itu di depan umum.

Tapi...
Aika di gituin pun sebenarnya sama aja, masih terlihat imut dan menggemaskan.

"Ayo keluar" Revan menarik tangan Aika menuju keluar gudang.

***

Zee melihat Regan yang baru ingin keluar dari kelas.

"Gan" panggilnya.

"Teng, makasih udah manggil gue ganteng" ucap Regan disertai kedipan.

Zee memutar bola matanya malas.

"Mau muntah gue!"

"Ehhhh...jangan muntah disini sayang, ntar anak-anak pada tau kalo Lo lagi hamil anak gue" ucap Regan.

Kampret ini si Regan..
Zee rasanya pengen nabok muka Regan yang tengil ini.

"Sembarangan kalo ngomong, gue tabok loh ntar" ancam nya

"Tabok aja, gapapa kok, asal pake cinta" genit nya pada Zee.

Jujur.
Zee sedikit baper Digituin sama Regan.

"Yang bener ah Gan! Gue mau nanya, Lo ada liat Revan gak?" Tanya Zee.

Regan mengedikkan bahunya.
"Mana gue tau, tuh anak sering ilang timbul, ilang timbul, heran gue sama sepupu atu itu, tuh orang atau jin ya?" Pikirnya.

Zee lagi dan lagi memutar bola mata.
Memang kalo ngomong sama si Regan kaga pernah serius dia.

"Males gue ngomong sama lu! Lu kaga pernah serius!"

Setelah mengatakan itu Zee pergi untuk mencari Aika, di ikuti Regan di belakangnya sambil meneriaki nama Zee yang membuat Zee malu setengah abad.

****

"Aika mau di bawa kemana? Kelas Aika belum bubar, masih ada satu kelas lagi" ucap Aika takut-takut.

Revan meremas stir mobil nya.
Revan tidak suka Aika yang banyak tanya.

"Lo diem! Gausah bacot!"

JLEBB!

Sakit...
Hati Aika sakit.

Aika ini apa sih sebenernya bagi Revan? Pacar atau mainan??

Dan pada akhirnya Aika hanya bisa terdiam dari pada terkena amukan Revan lagi

Sementara itu Zee masih mencari-cari keberadaan Aika dengan Regan yang ikut mencari sambil mengemil.

REVAN [Terbit Dalam Versi E-book Oleh You And I Publisher]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang