Revan memandang seseorang dari sebrang nya sana, Seorang gadis yang sedang menikmati makanannya di caffe yang tak jauh dari tempat duduk Revan sekarang
Dialah Afika..
Udah 4 bulan lamanya Afika gak juga mau menerima pertanggung jawaban Revan, dia tetap bersikukuh untuk hidup mandiri.
"Jangan di tatap terus" ucap Regan
Revan menoleh ke Regan yang sedang menikmati secangkir coffe latte.
"Kenapa gue ngerasa kalo dia Aika ya?" Gumam Revan.
"CK! Jangan ngaur deh Van...akibat sering baca wattpad nih" cibirnya.
Revan mendelik
Sejak kapan dia membaca...apa itu? Wattpad? Tahu aplikasi itu aja dia enggak.
"Gausah ngasal!" Ketus Revan datar
Regan nyengir.
Yang iyanya sih, Regan yang sering baca Wattpad, awalnya dia gak tau aplikasi itu, tapi setelah Zee mengenalkan aplikasi itu, membuat Regan penasaran dan akhirnya mendownload nya.Dan ternyata Regan menyukai nya.
"Gimana kabar anak gue?" Tanya Revan tanpa nada
"Baik, santuy mamank..anak Lo sehat selama ada pengawasan gue" ucap Regan.
Yah, memang selama ini Regan lah yang selalu ada untuk Afika, semua kemauan Afika pasti di turuti oleh Regan, tidak lupa dengan Zee yang selalu ada di sampingnya.
Revan lah yang mengutus Zee dan Regan untuk menjaga Afika dan melaporkan semua perkembangan Afika kepada-nya.
"Gue...gak sabar liat dia hadir di dunia.."
¶¶
"Ini hasil penyelidikan kami selama ini bos" seorang laki-laki dengan berpakaian detektif memberikan beberapa dokumen dan file mengenai orang yang tengah di selidiki mereka.
"Bagus.." ucapnya.
Laki-laki itu, yang sedang duduk santai di kursi kebanggaannya menyuruh orang yang memanggilnya "bos" tadi untuk pergi.
"Baik bos.." ucapnya, setelah itu dia pergi.
Laki-laki berwajah tampan dan dingin itu membuka map yang berisi data-data diri ter-akurat milik seseorang yang tengah di selidiki itu
Seketika matanya membelalakkan matanya, dia.. masih gak percaya dan...
"Akhirnya...." Ucapnya tersenyum puas.
••
"Duhh" ringis Afika membuat Zee yang ada di samping Afika menoleh khawatir.
"Kenapa Fik?" Tanya nya.
Afika menggeleng dan tersenyum.
"Gak.. Gapapa, cuma gue ngerasa sakit sama perut gue, dianya nendang" ucap Afika disertai senyum kecil yang menular pada Zee.
"Ihh ponakan Tante nendang" ucap Zee, dia mengelus perut Afika yang buncit itu
Gimana nggak buncit? Usia kehamilan Afika saat ini Berjalan 7 bulan, tinggal 2 bulan lagi Anaknya akan terlahir ke dunia.
Semoga....
¶¶¶
"Oi Van..." Panggil Regan pada Revan yang sedang duduk melamun
Revan mengalihkan pandangannya ke Regan yang berdiri di depan pintu kamar nya.
"Ha?"
"Revan, Afika! Brojollll" pekik Regan yang membuat Revan langsung bangkit dari tempat duduknya
"Serius?" Tanya nya dan Regan mengangguk
Revan berfikir apa yang menyebabkan Afika melahirkan? Padahal ini belum waktunya, masih 2 bulan lagi kan?
"Udah cepat elahhh...." Regan yang gemas kepada Revan langsung menarik tangan nya dan berlari keluar dari apartemen.
°°°
"Bagaimana?" Tanya dokter itu
Zee di buat bingung, apa yang harus dia pilih? Ponakan nya atau Afika?
"Zee!" Panggil kedua pria itu
Zee langsung menoleh ke Regan dan Revan.
Alhamdulillah mereka udah datang
"Gimana keadaan Afika?" Tanya Regan
Revan yang belum mengerti apa-apa selain Afika mau melahirkan hanya diam.
"Dokter... ngasih pilihan, kita disuruh milih antara ibu dan bayi nya" jawab Zee.
Membuat mereka berdua terbelalak.
Zee dan Regan menatap Revan, pilihan saat ini ada di Revan.
Revan menatap semuanya.
Dan akhirnya dia memilih.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVAN [Terbit Dalam Versi E-book Oleh You And I Publisher]
Roman pour Adolescents"Bangun!" Aika mengerjap kala merasakan tepukan di pipi kanannya saat membuka mata dia melihat Revan yang tengah berdiri di depannya. "Revan? Revan udah sampe?" Tanya Aika. Revan tidak menjawab dia malah balik bertanya. "Lo udah lama disini?" Tanya...