Murid Baru

24 7 0
                                    

Pagi ini Kira segera mempersiapkan alat-alat sekolahnya, ia mengulas senyuman ini adalah awal baginya, berat hati rasanya meninggalkan sekolah lamanya. Tapi jika ini kemauan ayah, ia harus mencoba mengerti, sekarang ini yang ia miliki hanya ayah dan kakaknya jadi mereka adalah perioritasnya.

"Lumayan." Ujar Kira yang tengah mematut di depan cermin.

'Ceklek'

"Kira ayo berangkat," ujar mas Ian sumringah melihat penampilan baru adiknya.

'Hah..lagi-lagi masku masuk tanpa mengetuk pintu.' Aku sedikit bergidik ngeri ketik milihat penampilan mas Ian. Wajarsih ia di gandrungi kating di kampusnya, orang dia dandananya aja kaya oppa-oppa korea. Serasi banget tuh sama muka gantengnya.

"Mas Ian kan yang anter Kira?" Tanyaku memastikan.

"Iyalah, masak mas tega liat kamu naik angkot sendiri." Ujar mas Ian tergelak.

"Hehe.. mas bisa aja." Candaku menjadi santai.

Dengan motor sport mas Ian, kamipun berangkat ke sekolahku terlebih dahulu. Karena jarak sekolahku jauh lebih dekat dibanding jarak menuju kampus mas Ian.

"Ra! Kalo nanti di sekolah, ada yang macem-macem sama kamu! Bilang ke mas, biar mas damprat," teriak mas Ian yang masih di jalan
Sedang aku hanya tersenyum dan membentuk hormat tanda siap. Aku segera berlari ke arah sekolah baruku ini. Rasanya sedikit aneh ketika banyak pasang mata yang menatapku dengan aneh.

"Eh itu siapa? Anak baru?"

"Eh cantik tuh, elo kan masih jomblo sana pepet."

"Ah..anak barunya cewek kok gak cowok aja sih."

Seputar itulah bisik-bisik siswa siswi di sekitarnya. Sedangkan aku hanya menyunggingkan senyuman ramah seperti biasa. Tapi langkahku berhenti begitu saja ketika ada beberapa grombolan siswa cowok mendekatiku.

"Minta nomornya dong cantik."

"Hey.. ayo dong sini sama abang."

"Ig kamu apa cantik."

"Kok gak jawab sih?yah cantik-cantik kok bisu." Ujar salah seorang di antara mereka.

Tiba-tiba salah seorang dari mereka mencekal tanganku.

"Lepasin gak!" Ujarku masih menahan emosi.

"Kalo kita gak mau gimana?" Tantang beno si biang onar. Ia tersenyum menang ketika Kira hanya diam.

"Lepasin dia!" Ujar Reza santai, berjalan bersama 3 sahabatnya, yang notabene memiliki kekuasaan di sekolah SMAN Pandu Jaya.

Tapi tanpa di sangka Kira menggunakan teknik beladirinya untuk melepaskan kuncian cekalan tangan Beno, dan ganti memelintirnya. Ia menatap tajam ke arah beno tetapi masih mengulas senyum manisnya.

"Aww... sa..sakit lepaskan!" Rintih Beno kesakitan.

"Aku sudah memperingatimu secara halus, jadi jangan salahkan aku jika aku bertindak seperti ini." Desis ku tajam,

Aku melirik ke arah grombolan yang baru saja datang, palingan hanya grombolan cowok kecakepan dan sialnya emang cogan yang kurang kerjaan. Aku melepaskan tangan Beno dengan mendorongnya, ia langsung kabur begitu saja.

"Za, dia... sangat cantik." Puji Ryan yang kini merona merah.

"Kamu murid baru? Tapi sudah membuat keributan di hari pertama masuk?" Tanya Reza dengan nada ramah.

"Hei,, Za elo kok ngomong gitu sih." Timpal Brian tak setuju.

"Sstt."

"Kayaknya elo juga tau, yang pertama cari masalah dulu itu siapa." Skak mati Kira santai.

"O..elo juga harus inget  kalo elo itu murid baru di sini, seharusnya elo bisa jaga sikap di depan senior lo." Ujar Dino pedas.

"Maaf? Senior?" Tanya Kira tak paham.

"Ya kami ini senior kamu, kelas 12." Ujar Reza santai.

Sekarang mereka di geromboli anak-anak yang mulai kepo tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Akira hanya tersenyum. Ia mengulurkan tangannya ke arah Reza, tapi di pihak Reza, terlihat wajah-wajah binggung di sana. Tapi tak berangsur lama Reza paham dan menjabat tangan itu.

"Kenalin, gue Akira Anastasya Rhea murid baru yang masuk kelas 12 jurusan Ipa, berarti kita 1 angkatan kan?Ujar Kira memperlihatkan devil smirk.

'Deg'
.
.
. TBC!
Jangan lupa vote and comment yaa❤❤

Stay Or Move OnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang