⏳⏳⏳
Bapak-bapak pada bilang, kalau seorang istri sudah menatap dengan tatapan lurus tanpa kedip maka ketahuilah bahwa itu adalah tanda-tanda kesabaran harus siap di waktu berikutnya. Seperti saat ini sudah 150 kali bersabar tetap dia yang disalahkan. Adams, pria dengan rambut acak-acakan itu duduk, menatap kepada sang istri yang sedang berbaring nyaman di kasur tidur.
"Suami nggak peka, dasar. Mati aja sana...!" gerutu Sena dibawah selimut dengan kerasnya berharap suaminya itu mendengar. Dan memang nyatanya Adams sangat jelas mendengar nya.
"Udah deh, sayang. Marah-marah terus, nggak capek apa...," ujar Adams sembari bangkit dan menghampirinya.
"Kamu nggak peka...!" sanggah Sena dengan menyingkap selimut dan menatap pada Adams.
"Aku ... ck, aku nggak tau kamu mau apa. Kamu ngomong dong, sayang. Mau kamu apa...?"
"Kamu suaranya kasar banget setelah aku hamil. Aku nggak hamil kemarin kamu masih lembut...."
Adams mengacak lagi rambutnya, mungkin saja sekarang ia sudah tidak ada rambut lagi. Saking gemasnya pada istrinya itu.
"Sayang...?" Adams memelas sambil mengusap wajah Sena. Adams mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Sena saat istrinya itu hendak berniat melepaskan genggaman tangannya.
"Udah ya ... kamu ngomong, kamu mau apa...? Hm." tanya Adams dengan suara sangat lembut dan merdu nya. Sena menganggukkan kepalanya, dengan pelan ia lalu bangkit dan duduk membawa dirinya kedalam pelukan Adams.
"Aku mau minum air putih...,"
"Air putih...?" Sena menganggut.
"Cuman mau minum air putih, aja." ucap Adams memastikan pendengaran nya.
"Iya, om. Cuman itu aja, kok." kata Sena dengan enteng. Adams menghela nafasnya pelan, pria itu lalu terkekeh kecil. Lucu, menertawakan dirinya sendiri.
"Kamu lagi ngidam atau cuman ngerjain aku sih, sayang...." ujar Adams dengan mengusap rambut Sena, sedangkan wanita itu tengah meneguk air putih yang di maunya, setelah habis air itupun ia lalu meletakkannya di atas nakas meja samping ranjang.
"Aku nggak ngerjain kamu, om. Aku bener-bener pengen minum air putih...,"
Adams mengangguk.
"Anak kamu yang mau. Jangan salahin aku."
"Iya, sayang."
Satu dua pasang mata menatap kepada mereka, tidak. Bahkan lebih dari dua pasang mata yang menatap kearah satu pasangan dengan heran dan ada juga yang memaklumi nya. Telapak tangan si pria hendak menyentuh bahu wanita yang jarak duduknya sangat jauh dengan nya.
"Sini dong, sayang...," ujar si pria. Wanita yang di panggil lantas hanya diam dan menatap kearah lain.
"Sayang...?"
"Hey, denger aku nggak sih." wanita itu menganggukkan kepalanya. Lagi-lagi si pria hanya menghela nafasnya lelah. Apalagi ini, batinnya.
"Sini dulu, duduknya deket-deket sini. Baru aku jelasin lengkapnya...."
"Jelasin aja sekarang, om...!"
"Nggak enak didenger orang...,"
"Yaudah nggak usah." Adams yang berperan disana. Pria yang bernama Adams itu lantas memijit pangkal hidungnya.
Dengan perlahan-lahan Adams bergerak mendekati Sena. Istrinya itu masih merajuk karena hanya sebuah suatu peristiwa yang terbilang tidak terlalu penting dan. Mereka pun bertengkar.
Set
Adams memeluk pinggang Sena, menyeret lembut istrinya itu mendekat padanya.
"Nenek-nenek itu capek, belanjaan nya banyak. Jadi aku bantu nenek itu. Nggak salah sayang, bantu orangtua. Apalagi nenek-nenek itu sangat membutuhkan bantuan." Sena mengerucutkan bibirnya.
"Kamu masa cemburu sama nenek-nenek, sayang."
"Salah ya, kalau aku cemburu sama nenek-nenek...!"
...
Bersambung di part 2 ya guyss😉😉😉. Tunggu update nya, nggak bakal lama kok hehe....
Oke, bye-bye😀
See you😊😊😊
![](https://img.wattpad.com/cover/185323756-288-k770484.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Adams⌛Tamat⌛
Teen Fiction/CERITA MASIH LENGKAP/ # DILARANG MEM - PLAGIAT APALAGI MEN-COPY PASTE NASKAH DIDALAM CERITA INI. # HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG. Seiring waktu berubah. Mungkin di awal pertemuan kita, aku dan kamu hanyalah orang lain, dimataku kamu adala...