⏳⏳⏳
Tatapan mata kosong tak terarah dimana tujunya, pihak jantung memacu cepat dilain irama keringat membasahi.
"Kami, sebagai orangtua dari Sena pasti menginginkan kehidupan yang terbaik untuk Sena. Dilain itu semua ada ditangannya sendiri, kalau memang benar-benar serius dengan hubungan nya dan nak Adams. Kami merestuinya." Sena mengangkat wajahnya saat Papah nya bersuara, ia lantas menatap kepada Adams yang hanya menatap dinding rumahnya tersebut.
Teringat beberapa jam yang lalu, tiba-tiba kedua orangtua nya menyuruh Adams untuk tetap stay dirumah selama waktu itu Adams dan Sena pun dikejutkan oleh kedatangan dari keluarga Adams, yaitu Ayah dan Ibunya yang bermaksud untuk melamar Sena untuk Adams, putra mereka.
Sena memandang Ayah dari kekasihnya yang sedari sebelumnya terus melukiskan senyum dengan tangan yang menggenggam tangan istrinya.
"Bagaimana Dams?" Adams menoleh memandang Ibunya. Dengan pelan pria itu lalu berdiri dari duduknya membuat Sena mengernyit saat tangan Adams terulur padanya.
"Kami perlu bicara sebentar, Bu. Tidak akan lama." ucap Adams sembari menggenggam tangan Sena dan membawa Sena berlalu dari ruang keluarga rumah Sena setelah mendapat persetujuan dari Ayah dan Ibunya serta kedua orangtua Sena.
Adams dan Sena pun sampai disebuah ayunan yang berada dikebun bunga belakang rumah Sena. Sena duduk diayunan dengan Adams yang berlutut dihadapannya sambil memegangi kedua sisi ayunan.
"Udah denger semua kan tadi...?" Sena yang paham maksud Adams pun dengan polos menganggukkan kepalanya.
"Jadi?"
"Aku ... aku mau, tapi--"
"Tapi apa?" Sena mengusap kedua pipi Adams.
"Om mau,"
"Tentu. Saya tentu mau, saya mencintai kamu kenapa saya harus menolaknya, sayang." Wush. Sena mengulum bibirnya, ia menatap Adams dalam dengan kedua pipinya yang merona.
"Iya. Aku juga mau, nikah sama Om...." ucap Sena pelan sembari memainkan jari-jari Adams, membuat pria itu tertawa kecil dengan lantas membawa Sena masuk kedalam dekapannya.
Setelah berbicara secara empat mata, Adams dan Sena pun kembali ke ruang keluarga dimana masih ada Ayah dan Ibunya, Papah dan Mamah Sena disana. Kedua orangtua mereka yang asik mengobrol pun teralihkan saat Adams dan Sena duduk berdampingan.
"Jadi, gimana nak Sena...?" tanya Ayah Adams. Sena menatap kedua orangtuanya yang mengangguk tersenyum tulus padanya.
"Aku menerima lamaran Om Adams."
"Om!?"
Adams menghela nafasnya sembari menatap Sena siap menerkam.
...
Bersambung di part 2 ya guyss😉😉😉.
Bye-bye😊
See you😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Adams⌛Tamat⌛
Fiksi Remaja/CERITA MASIH LENGKAP/ # DILARANG MEM - PLAGIAT APALAGI MEN-COPY PASTE NASKAH DIDALAM CERITA INI. # HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG. Seiring waktu berubah. Mungkin di awal pertemuan kita, aku dan kamu hanyalah orang lain, dimataku kamu adala...