CHAPTER 3 - DI AJAK KE KANTIN

60 8 0
                                    

"Eonni! Cepetan!"

"Iya bentar!"

Namhyun dan Hyunjee bergegas turun dari lantai atas menuju ruang makan.

Hyunjee mengambil dua roti di atas piring, mengigit salah satu roti dan mengambil sepasang sepatunya. Setelah sepatu terpasang, ia memberikan roti tersebut pada Namhyun yang berada diteras rumah.

Sungkyu menaiki motor sport nya dengan kesal. "Nunggu lo berdua sepuluh menit kek seratus abad. Ngapain aja sih?" Diikuti Hyejung

"Namhyun tadi nyari buku matematika, gue nyari kaos kaki. Lebay banget lo, cuma sepuluh menit doang."

"Lagian ini masih jam lima titik empat lima, mau ngapain lo disekolah pagi-pagi?" Namhyun memakan suapan terakhir lalu menaiki motor sport merahnya.

"Lo gak mau cari tau siapa pembunuhnya?"

"Mau lah. Tapi ini gak kepagian?"

"Gapapa, ayok berangkat." Hyejung memakai helm lalu menyalakan motornya, lalu memimpin. Diikuti ketiganya.

Empat motor sport berbeda warna itu pun sampai disebuah café yang sudah tidak pernah terpakai.

Setelah memarkirkan motor, mereka masuk ke dalam café tersebut. Sebelum masuk, mereka menempelkan jari mereka pada pintu, semacam sidik jari. Didalam café tersebut tampak seperti sebuah kamar yang luas. Terdapat dua lemari, kamar mandi, empat kasur, meja rias, rak novel, dan beberapa barang lainnya.

Sungkyu membuka jaket kulitnya, mengganti celana panjang dengan rok kebesaran miliknya, mengepang rambutnya, memakai bedak agar kulitnya terlihat gelap, lalu terkahir memakai kacamata bulat.

"Udah selesai semua?"

"Udah dong."

"Yaudah, ayo ke sekolah."

"Gak perlu bawa senjata?"

"Bawa yang sedengan aja, seengaknya masih bisa dimasukkin ke tas."

"Oke."

Namhyun mendekati salah satu lemari yang paling besar. Ia membuka lemari dan mengambil pistol dan busur serta anak panah dengan ukuran sedang.

Namhyun beralih pada Sungkyu setelah memberikan pistol pada Hyunjee. "Kyu-ya, bahan-bahan lo ada kan?"

"Ada ditas."

"Jung-ah, bawa laptop?"

"Always"

"Oke, cus sekolah."

Mereka keluar dari café tersebut dengan hati-hati, melihat keadaan agar tidak ada yang mengetahui identitas mereka.

●SHE'S MAFIA●

Seseorang sedang berada dihalte yang jaraknya agak sedikit jauh dari sekolah. "Bukannya itu si nerd?"

Temannya menoleh. "Mana?"

Seseorang itu menunjuk pada empat gadis yang terlihat melihat-lihat sekitar. "Itu."

"Ngapain ngendap-ngendap kek gitu? Abis ambil maling kali."

"Gak tau juga sih. Ikutin?"

"Ayok, sapa tau beneran maling, jadi kita bisa jatuhin mereka."

Seseorang tersebut terkekeh mendengar tuturan temannya. "Udah jatuh masa dijatuhin lagi sih."

SHE'S MAFIA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang