CHAPTER 14 - CARI TAU

37 6 0
                                    

"Bagaimana bisa mereka mati?! Pasukan yang saya kirim adalah beberapa pasukan terbaik." Seorang lelaki berperawakan gemuk, membanting seluruh barang-barang yang ada dihadapannya.

"Dari yang kami temukan, ada logo Matahari Terbit disekitar jasad para pasukan, Tuan." Tuannya mengernyit, lalu tersenyum licik.

"Apakah mereka adalah pembunuh yang berasal dari Eropa?"

Seseorang itu mengangguk mendengar ucapan Tuannya. "Benar, Tuan. Mereka yang menjadi viral akhir-akhir ini."

"Jadi mereka pembunuhnya? Bawa mereka padaku, hidup atau mati." Suara berat mendominasi disekitar tubuh Tuan itu.

●SHE'S MAFIA●

"Lepas! Ini sakit tangan gue."

"Lepasin! Tolong, siapapun diluar. Kita diculik!"

"Berisik. Kalian mau, luka sayatan yang kecil jadi besar? Atau kalian mau yang lebih dari luka sayatan? Bisa kita turuti." Gadis bermanik dan berambut hijau menempelkan ujung pisau lipat yang dingin pada pipi kanan Chaewon. Menggerakan keatas lalu bawah.

"Gue suka liat lo tersiksa kek gini. Suara lo merdu." Mikaili menyeringai, lalu makin mencancapkan ujung pisau lipat lebih dalam, membuat sang empu mengerang kesakitan.

"Mau kalian apa, sih?" Hyorim mulai kesal.

"Kita cuma minta kalian tutup mulut. Jangan ember. Mentang-mentang cewek, mulutnya lebar. Crita sana-sini." Hyorim mendelik kesal pada gadis dengan tatanan serba biru.

"Oke, kita bakal tutup mulut. Tapi lepasin kita." Qendy tertawa pelan. "Tidak semudah itu, Han Seunghwa."

"Semua udah terlanjur. Gimana kalo kita bunuh kalian aja?" Adik-adiknya mulai bersorak bahagia. Kalimat yang membuat Miragirls ketakutan.

"Dagingnya buat harimau dihutan." Mikaili setuju dengan Nikeily.

"Tulangnya buat anjing liar." Fecilia setuju dengan Qendy.

"J-jangan. Kita masih pengen idup." Keempatnya mulai terisak. Sunrise tidak peduli.

"Karena apa? Pacar?" Ragu-ragu mereka mengangguk.

"Hm... kalian bebas." Sontak mata keempat gadis malang itu membulat. Kakaknya mendelik tajam kearah Hyejung.

"Silahkan keluar."

Langsung saja ikatan pada tangan terlepas lalu keluar, tak peduli luka yang terdapat. Mereka ingin keluar.

"Kok lo bebasin?"

Nikeily smirk. "Kita bisa liat, mereka kuat atau enggak. Gak lama pasti mereka telepon kekasih-kelasih tersayangnya." Kalimat membuat kakaknya terbingung.

Nikeily berdecak. "Intinya, kalo mereka berulah lagi, kita gak bakal lepasin gitu aja." Kakaknya ber-oh ria.

"Yaudah, pulang. Lewat jalan belakang aja. Kalo lewat depan, pasti mereka tau kita lewat. Warna mobil soalnya." Ketiganya mengangguk setuju dengan Qendy.

SHE'S MAFIA

"Siapa yang udah giniin kalian?"

SHE'S MAFIA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang