Bonus Chapter...
Untuk kalian my beloved loyal readers :)
Fyi my silence readers, i need your comment. Atau jejak apapun itu untuk menghargai karya seseorang.
For some note, bikin cerita itu gk gampang. Oke. Jadi tolong hargai.
Happy reading guys!!
*
*
*
*
*"Imo, bolehkah aku meminta sesuatu darimu?"
Park Chanyeol, lelaki ini sedang berada di kediaman Tuan Kim. Yah, pria paruh baya sang penggila kerja itu sudah mulai bekerja kembali. Tapi semenjak operasinya selesai dan berjalan lancar, ia selalu termenung. Entah apa yang dipikirkannya.
"Tentu, apapun. Kau sudah ku anggap sebagai anak kandungku sendiri." Balasnya tersenyum.
"Bisakah imo menghargai Jongdae? Eum.. maksudku, bisakah imo memberikan kasih sayang imo untuknya?" Tanyanya. Jujur saja ia sedikit ragu untuk menanyakan hal ini.
"Nak, kau bisa meminta apapun dariku, tapi jangan harap kau memintaku untuk menyayanginya. Dia sudah sepantasnya ikut menderita."
Nadanya lembut, tapi menyakitkan.
"Imo, kumohon. Atau begini, aku ingin bertanya. Apa alasan samchon dan imo selalu menyiksa Jongdae?"
"Samchon dan imo tak pernah ingin menyayanginya. Lihatlah! Saat kami kesusahan--"
"Kalian berdua menderita hanya karena pekerjaan. Imo, tak seharusnya kalian melampiaskan hal ini pada Jongdae."
"Chanyeol, jangan ikut campur masalah ini." Geramnya. Dapat Chanyeol lihat kilatan amarah dari manik nyonya Kim.
"Kau sendiri yang menganggap ku sebagai anakmu. Apakah seorang anak tak berhak untuk ikut campur masalah di keluarganya?"
Nyonya Kim menghela napas. "Baiklah, apa maumu?"
"Hargai perasaan Kim Jongdae, temui dia." Balas Chanyeol cepat.
"Tapi dimana aku harus menemukannya? Bahkan dia tak pernah kembali ke rumah setelah hampir setahun."
Setahun, cih. Chanyeol membenci angka itu. Bukan setahun, ini adalah tahun ketiga Jongdae meninggalkan rumahnya dan memilih tinggal di apartemen sederhana. Dan ini adalah tepat setahun setelah kematian Jongdae. Ternyata memang benar, baik tuan maupun nyonya Kim, mereka tak ada yang peduli pada Jongdae.
Belum sempat Chanyeol membalas kalimat nyonya Kim, tuan Kim datang.
"Yeobo, tumben sekali kau pulang cepat?" Tanya nyonya Kim.
"Aku ada urusan mendadak di Canada. Sekretaris ku sudah membelikan tiket untukku selama sebulan. Dan jadwal penerbangan satu jam lagi dari sekarang." Jelas tuan Kim.
"Apa aku akan ikut?"
"Maafkan aku, sayang. Tapi hanya aku dan sekretaris ku yang akan pergi." Jawabnya pada nyonya Kim. Chanyeol yang melihatnya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Oh, Chanyeol! Maaf samchon tak dapat berbincang-bincang denganmu saat ini."
"Tak apa, samchon. Sebaiknya bergegaslah, perjalanan menuju bandara mungkin akan terhambat macet."
"Yah, kau benar. Aku akan bersiap-siap dahulu." Balasnya kemudian pergi menuju kamarnya.
"Jadi nyonya? Sampai dimana kita?" Tanya Chanyeol sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You | KJD ✓
FanficHanya sebuah kisah klasik kehidupan seorang Kim Jongdae. Only one/two shot story. Mostly sad ending. ©hungrypluxie, 2019