Musim panas berganti. Daun-daun berguguran diatas tanah. Memberikan kesan indah tersendiri bagi seorang yeoja yang saat ini tengah terduduk di bangku taman. Semua orang menikmati indahnya musim ini.
Bunga sakura, bunga terindah menurutnya. bunga yang selalu memberikan keberuntungan untuknya, bunga yang memberikan kesan paling berarti baginya.
###
"Vera!" Teriak seseorang pada yeoja cantik yang sedang berjalan di koridor sekolah.
"hm?" Gumamnya setelah seorang pria berhasil mensejajarkan diri dengannya.
"Hey, aku tahu aku salah. Tolong maafkan aku." Ia memohon. Namun Vera tak bergeming. Ia hanya memandang kosong kearah depan.
"Vera, kumohon." Lirihnya. "Maafkan aku."
"Mianhae Jongin, tapi aku tidak bisa terus bersamamu." Vera menghela napasnya. "Aku sudah cukup lelah melihatmu bermain di depanku." Jelasnya di akhir kalimat.
"Tapi kumohon, beri aku kesempatan lagi. Aku berjanji akan menjadi lebih baik." Ia memelas.
Vera sudah tidak kuat mendengarnya. Ia cukup sabar menghadapi kekasihnya yang tergolong playboy. Ia juga sudah berkali kali memberi janji yang membuat kepercayaan Vera sedikit pulih. Namun pada kenyataannya, pria itu tidak pernah berubah. Beribu-ribu kesempatan sudah Vera berikan. Beribu-ribu kali juga Jongin menyakitinya.
"Maaf aku tak bisa." Ucapnya final. Ia lantas meninggalkan Jongin yang masih terdiam.
Vera mulai melajukan mobilnya pada kecepatan tinggi. Matanya memanas, ia tak sanggup jika harus meninggalkan Jongin. Tapi ia juga tak sanggup mendapat perlakuan buruk darinya.
20 menit berlalu. Jalanan yang macet membuatnya harus membuatnya menunggu dan termakan emosi. Ia lantas membelokkan mobilnya ke arah jalan pintas menuju rumahnya yang sepi, tak ada rumah disana. Masih dengan kecepatan penuh dan mata yang kini dipenuhi air mata ia meluapkan emosinya.
"Kau tidak pantas menangisinya, bodoh! Dia tak pantas untukmu! Lelaki brengsek memang lebih pantas untuk ditinggalkan!" Monolognya masih sambil terisak.
Tanpa sadar, kendaraannya kini telah memasuki pemukiman penduduk. Ia masih tak menghiraukannya dan mempercepat laju kendaraannya.
Brukk!
"Apa itu? Kenapa? Ada apa?" Vera tersentak ketika mengetahui bahwa dirinya tengah menabrak sesuatu. Ingin ia meninggalkannya tapi ia harus bertanggung jawab. Karena kini daerah pemukiman sudah cukup jauh terlewati.
"Omo! Hey! Yak! Sadarlah. Kumohon." Ia terkejut ketika mendapati seseorang yang dipenuhi darah telah ditabraknya.
"Tuan. Tuan kumohon tetaplah sadar. Tuan. Saya akan membawa anda ke rumah sakit." Raut Vera berubah menjadi panik. Sesegera mungkin ia membopong tubuh lelaki yang terbaring itu ke dalam mobilnya.
"Tuan bertahanlah. Aku akan--" kalimatnya terhenti ketika melihat lelaki itu memejamkan matanya. "Arghh! Semoga dia baik-baik saja."
.
.
.
."Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Vera kepada dokter yang telah menangani lelaki tersebut.
"Kondisinya cukup parah. Ia mengalami benturan yang cukup keras di bagian kepalanya. Dan tangan kanannya mengalami patah tulang serta kaki yang terkilir." Jelas dokter itu. "Kemungkinan ia akan mengalami hilang ingatan untuk jangka waktu yang cukup lama."
"Tapi ia bisa mengingat sesuatu kan?"
"Ya, namun sepertinya tidak untuk beberapa minggu kedepan. Ia akan mengingat jika ada suatu kejadian yang bisa menghidupkan memorinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
For You | KJD ✓
Fiksi PenggemarHanya sebuah kisah klasik kehidupan seorang Kim Jongdae. Only one/two shot story. Mostly sad ending. ©hungrypluxie, 2019