Sekedar ingin memiliki, tak lebih. Sekedar ingin disampingnya, tak ada hal lain. Sekedar ingin berbicara bersama, tak ingin yang lain. Namun mengapa semua itu terasa sulit?!
Sesulit itu hanya untuk bisa berbicara dengannya. Tidak, jangankan bicara, bertatap mata saja sulit sekali.
Yah, lelaki itu memang terkenal. Bahkan seluruh dunia ini tahu siapa dia. Dialah Kim Jongdae, lelaki yang hampir setiap hari aku pandang. Lelaki yang hampir setiap harinya dikerumuni oleh penggemarnya.
Jongdae pandai menyanyi, wajah tampannya juga tidak main-main. Dan yang menjadi ciri khasnya adalah bibir kucingnya.
Tentu saja! Lelaki sesempurna itu! Siapa yang tak ingin berlomba untuk memilikinya?!
Baiklah cukup, aku angkat tangan saja.
¥^¥^¥
Entah berapa kali aku menghela napas hari ini. Tak bosan kah mereka mengejarku? Aku lelah jika hampir setiap gerak gerik ku mereka pandang. Bahkan mereka sampai mengerubungiku!
C'mon man, i need some fresh air.
Aku ingin terbebas dari mereka! Mengapa tidak biarkan saja Tuhan ambil nyawaku?
Dan yah, setelah aku mengatakan kalimat itu dalam hatiku, entah bagaimana mereka pergi meninggalkan ku sendiri. Tepat di lorong utama menuju gerbang. Tak apalah, setidaknya aku bisa menghirup udara lorong ini sendirian.
Namun rasanya banyak pasang mata yang menginterupsi.
Terserahlah.
"Jongdae Seonbae!" Seorang gadis dari arah barat berteriak memanggil namaku. Entah aku yang lelah atau memang posisinya yang terlalu jauh membuat pandanganku memburam.
"Seonbae.." Ucapnya lagi ketika sudah tiba di hadapanku.
"Ya?" Jawabku seadanya karena entah mengapa kepalaku terasa berat.
"Bolehkah aku memintamu bernyanyi? Oh, tidak perlu sampai satu lagu penuh, cukup beberapa bait saja." Pintanya.
Ingin rasanya aku menolak. Kepalaku sudah terasa pening. Tapi aku tak bisa jika melihatnya. Ugh! Selalu saja seperti ini. Aku tak akan pernah bisa menolak permintaan siapapun.
"Baiklah." Setelah menjawabnya, aku mulai bernyanyi.
Sawori jinamyeon.
Geuttaen uri amu ildo eopsdeusi.
Balgireul dollyeoyo.
Geuraeya majimak.
Uri insaga--
Oke, aku tak bisa menjaga keseimbanganku. Untung saja gadis dihadapanku ini tak menyadarinya.
Areumdaul su issge.
Geuttaekkajin jogeumman--
Ugh, kepalaku.
deo useoyo.
"Kamshamnida Oppa, neo saranghae!"
Gadis itu tersenyum kemudian membungkukkan badannya. Aku pun ikut tersenyum. Setelah itu ia pergi meninggalkanku dengan ekspresi kegirangan. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku karena tingkahnya.
Aku pun kembali berjalan berniat pulang ke rumah sederhanaku. Itu niat awalku. Karena setelah aku keluar dari gedung, pandanganku memburam dan dipenuhi kunang-kunang. setelahnya, semua menjadi gelap dan aku tak tahu apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
For You | KJD ✓
Fiksi PenggemarHanya sebuah kisah klasik kehidupan seorang Kim Jongdae. Only one/two shot story. Mostly sad ending. ©hungrypluxie, 2019