"Jongdae, bertahanlah!" ucap leader Exo, Suho, di samping telinga Jongdae.
Ia membantu salah satu staf untuk dibawa ke ruang kesehatan. Badan Jongdae panas di kulitnya. Suho sampai terkejut tadi.
Member yang lain digiring ke ruang tunggu oleh manejer Nam. Ia tak ingin terlalu banyak yang mengikuti.
Dokter memeriksa Jongdae sambil ditemani Suho dan manejer Kim. Suasana di dalam tegang. Suho takut sebenarnya, ia takut Jongdae kenapa napa.
"Engh..." Jongdae melenguh. Ia terbangun dari pingsannya yang singkat.
"Dae-ah!" panggil Suho pelan.
"Hyung..." lirih Jongdae.
"Apa yang kau rasakan?" tanya manejer Kim.
Jongdae mengeryit. Pandangannya berputar lagi.
"Pusing sekali,"
"Dokter bagaimana?" tanya Suho dan manejer Kim berbarengan.
"Apakah sebelumnya Jongdae sudah sakit?" tanya dokter.
"Um, iya!" jawab Suho setelah mendapat persetujuan manejer.
Dokter menghela nafas, "Apakah obatnya masih ada?"
"Masih!"
"Baiklah, jadi begini. Jongdae kelelahan, ditambah dirinya sedang sakit. Aku yakin dia melewatkan obatnya siang ini. Jadi berikan obatnya padanya nanti."
Suho dan Manejer Kim mengangguk.
"Aku akan memberikan infus padanya agar dia tidak lemas. Dan juga aku sarankan untuk mengantarnya check up ke rumah sakit,"
"Apakah parah?" tanya Suho.
"Kita tidak akan tahu jika tidak memeriksakannya ke rumah sakit,"
"Oh, ne. Baiklah"
*******
Jongdae membaik hari ini. Tangannya sudah tak terinfus. Bahkan laki laki bebek itu sudah bisa berlarian mengejar Sehun.
"Yak, Sehun kembalikan sepatuku!" teriak Jongdae.
"Tidak akan jika hyung tidak mau ke rumah sakit!" Sehun memang perhatian dengan caranya sendiri.
Jongdae memberengut sebal. Pria itu tidak mau check up. Aku baik baik saja, percayalah—kekeh Jongdae.
"Sudahlah, Hun. Harus berapa kali aku bilang aku baik baik saja," ucap Jongdae lesu sambil mendudukan tubuhnya.
Sehun iba. Anak ayam itu meletakkan sepatu Jongdae di atas meja—emang dasarnya Sehun itu kekanakan jika berhadapan dengan hyungnya. Ia menghampiri Jongdae yang terduduk lemas di sofa.
"Hyung... Mianhe. Jangan sakit...." Sehun memeluk Jongdae. Tapi ditepis oleh Jongdae. Sehun terkejut. Ia sampai kaku sambil membuka mulutnya.
Memanfaatkan kesempatan, Jongdae berdiri dan meraih sepatunya. Dengan tergesa ia berlari meninggalkan Sehun ke pintu keluar. Sehun semakin menganga.
"Terimakasih Sehun sepatunya. Hyung pergi dulu, daaa!!!!" Teriak Chen sambil mengacunkan sepatunya di tangan kiri.
Sehun tersadar. Ia dikelabui oleh manusia bebek. "Yak!!! Dasar bebek jelek!!!!"
Sehun memberengut kesal sendiri. Chanyeol yang berada di pantry tertawa kecil. Lucu sekali.
*****
Jongdae hari ini harus berkutat kembali pada jadwalnya yang padat. Ia tak berkomentar. Member lainnya pun enggan berkata—kecuali si anak ayam tentunya. Mereka tak ingin Jongdae merasa tak nyaman. Mereka tahu Jongdae berusaha terlihat baik baik saja di depan mereka karena lelaki itu memang tak ingin semua khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST~Chen (TAMAT)
FanficBenar, Jongdae memang berhasil debut solo. Tapi siapa sangka, ia begitu memprihatinkan. Cerita ini insyaallah bakal aku Up setiap hari minggu dan kamis. So jangan khawatir💓 langsung cus aja baca✈ ©2019 Shinekawarti