Emotional

1K 122 26
                                    

Gelap memberondong penglihatan Jongdae. Pria itu meringkuk di lantai yang lembab. Nafasnya tinggal satu dua. Matanya berat, tak kuasa terbuka.

Ini hari ketiga. Ia disekap. Tanpa makan tanpa minum. Pun dengan urusan ke belakang ia tidak diberi kesempatan.

Jongdae merasa lemah sekali sekarang. Ia tidak baik-baik saja saat orang-orang berbadan besar membawanya ke gedung tua ini. Saat itu ia menunggu manager Kim sendirian di dorm. Tapi bukan manajernya yang datang, melainkan orang lain.

Jongdae tidak memahami keadaannya kini. Mengapa ia berada di tempat ini. Apa alasannya, ia tak tahu. Jongdae lelah. Sangat lelah.

"Tandatangani surat kontraknya dan semua akan beres. Kau tak perlu bersusah payah lagi disini!"

Ucapan petinggi agensi kemarin kembali terngiang di kepalanya. Jongdae tersenyum nanar. Seperti inikah balasan atas kerja kerasnya selama ini?

Jongdae meringis. Ia menangis. Tubuhnya bergetar. Ia kedinginan dan kesakitan. Apakah semua akan berakhir sampai disini? Jongdae menertawakan nasibnya.

Jongdae menutup mata. Menyelami alam bawah sadarnya. Ingatannya berkelana ke masa lalu. Ia melihat dirinya di depan gedung agensi. Berdiri dengan rasa bahagia yang tak terkira banyaknya.

Ia melihat dirinya di depan kedua orang tuanya. Meminta izin untuk menjadi Jongdae yang lainnya. Ia mengingat saat ia menjadi siswa sekolah dasar. Jongdae dulu menyanyi dengan bahagia karena keinginannya.

Ia melihat betapa bahagia dirinya saat exo debut. Saat ribuan fans neneriakan nama grupnya dengan lantang.Ia mengingat banyak kenangan manis bersama member dan juga fans.

Ia juga mengingat beberapa kenangan pahit yabg telah terlewati bersama exo.  Saat salah satu member, Kris, keluar dari exo. Saat melihat Tao yang memberi salam perpisahan dengan derai air mata. Ia melihat Luhan yang gamang di balkon malam-malam.

Ia teringat saat exo mendaki lagi setelah tergelincir. Ia melihat semuanya di masa lalu. Ia melihat ayah dan ibunya di bangku penonton saat konser di Jepang. Ia melihat kakaknya yang tertawa bersama dirinya di salju.

Jongdae merinding. Ia ketakutan sekarang. Apakah semuanya akan benar benar selesai sampai disini? Apakah hidupnya akan berakhir setelah ini?

Jongdae dapat melihat senyum kedua orang tuanya juga hyungnya. Terlihat sangat jelas. Air matanya berjatuhan. Eomma, appa! Hyung! Teriaknya. Tapi ia tak bersuara. Eomma!!!!

'NGINGGGGGGGGGGGGGGGG'

Semua berdenging panjang. Ia tak mendengar apa pun setelahnya. Pun ia tak bisa melihat bayangan bayangan kenangannya lagi. Pun kehidupannya yang sekarang. Semua telah terenggut darinya di gelepan.

****

"Bagaimana mungkin Jondae menghilang? Ini bukan pertama kalinya ia begini."

Keadaan rumah orang tua tegang. Berita hilangnya Jongdae telah sampai kemarin. Membuat seisi rumah panik dan takut.

Jongdae adalah bungsu di keluarga Kim. Semua menyayanginya. Bayang bayang kehilangan Jongdae saat ia kecil kembali menghantui keluarga itu.

Ibu Kim shock. Ia pingsan beberapa kali kemarin. Terkejut mendengar kabar putranya. Ia takut putranya tak kembali. Sama seperti beberapa tahun lalu. Nyaris benar-benar pergi.

Pihak keluarga mencari keberadaan Jongdae sendiri. Menolak ajakan agensi untuk lebih bersabar menunggu kasus ditangani polisi. Ayah Kim geram tentu saja.

Orang tua Kim tahu tentang semua kontrak bodoh yang ditandatangani putranya kala itu. Putranya yang lugu, ia dijebak oleh agensinya sendiri. Begitu laknat. Jongdae yang malang.

"Kemana sebenarnya Jongdae?" gerutu kakak Jongdae.

Tentu saja ia gelisah. Jongdae hilang tidak dapat dideteksi. pelacak pada gigi Jongdae tidak dapat terdeteksi. Jangan tanya bagaimana alat pelacak bisa di gigi Jongdae.

'Tit tit tit'

Tapi tiba tiba muncul sebuah titik samar di layar komputer Jong deok. Jong deok terkaget senang. Itu sinyaln dari alat pelacak Jonhdae. Meski tidak kuat sinyalnya, namun Jong deok sudah mengantongi tempat kira kira Jondae berada.

"Dong wook hyung, aku sudah mendapatkan lokasinya. Gedung tua Lee Corp. Siapkan pasukan," Jong deok menelpon sepupunya, Lee Dong Wook, yang merupakan detektif swasta yang hebat.

****

Sedang di dorm, para member gelisah tan menentu. Mereka ingin membantu mencari, tapi agensi melarang. Mereka takut dan curiga. Semua berputar tak menentu di kepala mereka.

Tentang Jongdae yang debut

Tentang Jongdae yang sakit

Tentang Jongdae yang tak dapat libur

Tentang Xiumin yang wamil

Tentang Jongdae yang hilang

Tentang agensi yang seakan tutup mata

Tentang semua yang terjadi belakangan ini.

"Memberdeul, kurasa ada yang salah dengan semua ini. " ucap Baekhyun.

"Maksudmu?" tanya Sehun.

"Aku rasa...-" Baekhyun ragu mengatakannya.

"Semua disengaja, " Kyungso yang sedari tadi diam menyahuti ucapan Baekhyun yang terputus.

Semua pasang mata menatapnya. Tanda tanya semakin besar. Baekhyun mengangguk setuju. Semua diam saja. Enggan berkomentar. Tapi,

"Maksud hyung, yang terjadi dengan kita selama ini sudah direncanakan?" tanya Sehun.

Kyungso mengangguk. Matanya nyalang ke depan. Mengerikan, " Dengan sangat rapi"

"Berarti Jongdae disembunyikan?" ucap Suho lirih dan tercekat.

Semua menegang.

"Sialan, pantas saja agensi tidak memberikan libur untuk Jongdae dan tidak memperbolehkan kita ikut mencari. Sialan sialan sialan!" umpat Sehun.

Sehun beranjak dari duduknya. Ia berjalan cepat menuju pintu keluar dorm.

"Sehun! " Suho berteriak sambil berlari.

Sehun bergeming. Ia terus mempercepat jalannya. Suho pun demikian, ia semakin mengejar langkah Sehun yang besar besar.

"Sehun, berhenti. Kau mau kemana?" Sehun tetap tak menyahuti. Bahkan ia telah berbelok ke tangga darurat karena lift masih lama untuk sampai ke lantainya.

"Sehun! "

"JANGAN GEGABAH, BODOH. KAU PIKIR KAU SIAPA!"

*****

Baiklah, mohon maaf ceritanya pendek. Tapi lebih panjang kan dari yang kemarin. Terima kasih sudah membaca.
Sampai ketemu di chapter selanjutnya.

30 Juni 2019

24 Agustus 2021


THE LAST~Chen (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang