hyunjin memencet keyboard di depannya dengan lincah. sesekali ia melihat di luar kamar untuk berjaga jaga.
tidak ada yang boleh tau kalau hyunjin membuat ini.
cukup hyunjin dan minho saja. minho adalah teman namun berbeda sekolah dengan hyunjin.
seperti biasa, chan kuliah dan orang tuanya sibuk bekerja.
oh iya, ayahnya sudah ke luar kota lagi. mungkin akan pulang minggu depan.
hyunjin menatap laptopnya, ia sedang membuat cerita.
beberapa dari pengalamannya ia masukkan di situ. ia ingin orang yang membaca tidak akan depresi sepertinya.
kenapa minho bisa tau? pada dasarnya, dari ratusan orang sekitarnya. hanya minho yang tau rahasia hyunjin.
hyunjin sendiri yang memberitahu. semenjak kejadian yang ntah kenapa membuat mereka bercerita tentang rasa depresi mereka berdua.
iya, minho juga depresi.
bedanya hyunjin terkenal dengan kerajinan sehingga tidak ketahuan kalau ia mengalami depresi.
sedangkan minho terkenal dengan alay nya dan tingkah 4d nya.
hyunjin tersenyum puas melihat karya ceritanya. belum selesai sih, tapi sudah lumayan memuaskan baginya.
ia tidak peduli kalau ternyata tidak ada yang membacanya, setidaknya ia sudah berusaha membuat untuk mencegah depresi dengan ceritanya.
tess
tess
tangannya menyentuh pipi, merasakan ada air di pipinya.
hyunjin menoleh ke sebelahnya, dimana meja kakaknya berada.
belakangan ini ntah kenapa kakaknya sering dipuji oleh orang tuanya. ntah lah.
hyunjin? yaaah, setidaknya ia masih dianggap anak.
chan belakangan ini sering dibelikan barang mewah. membuat hyunjin berpikir orang tuanya semakin lama semakin pilih kasih.
ia menghela nafasnya. memukul dinding di sebelahnya.
brakk
ia menyalakan ponselnya, mengabaikan memar biru di tangannya.
toh bisa gue bilang habis kejepit pintu kan, batin hyunjin.
hyunjin menghela nafasnya, pandangannya melihat berita bunuh diri. kasus bunuh diri semakin lama semakin meningkat di negara hyunjin.
apakah hyunjin akan bunuh diri? tidak, ia masih inget chan.
tapi yang ia tahu pasti, ia sedang depresi. hyunjin cukup pintar untuk mengetahui kondisi tubuhnya mulai dari fisik sampai mental.
jangan lupakan fakta bahwa hyunjin tumbuh di keluarga dokter.
mendengar keluarga besarnya membicarakan kasus dokter setiap di pertemuan keluarga membuat hyunjin tau banyak hal.
walaupun di saat yang bersamaan hyunjin benci karena tidak bisa mengimbangi pembicaraan sehingga membuatnya seperti anak pendiam.
"tch" rahangnya mengeras begitu melihat komentar orang orang di berita bunuh diri.
miris, batin hyunjin.
bukannya berusaha untuk menangkan dan memberi semangat agar tidak bunuh diri. tapi malah dihina.
bodoh.
hyunjin tau, bunuh diri akan mengakibatkan dosa yang sangat besar. itulah mengapa banyak orang yang menghina orang bunuh diri.
rasanya ingin hyunjin tampar orang yang menghina sambil berkata.
"heh, emangnya lu tau seberapa menderitanya mereka?!"
manusia ga usah berurusan dengan orang yang sudah meninggal, biarkan akhirat yang mengurus.
tugas manusia di keadaan ini hanyalah mencegah satu sama lain untuk tidak bunuh diri.
hyunjin terkekeh, pikirannya seketika kalut.
ia jadi ingin melanjutkan karyanya.
tekadnya untuk membuat manusia akan sadar tentang depresi. manusia ada untuk membantu satu sama lain.
termasuk hyunjin, ia ingin membantu orang orang yang sedang mengalami depresi.
nah, masalahnya siapa yang akan membantunya saat ia depresi?
ini sudah kedua kalinya bertanya dengan pertanyaan yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pyramid || Chanjin ✔
Fanfiction'family? sounds like bullshit' -hyunjin -; lowercase intended