7 - Hujan

107 22 7
                                    

And up there that's Ryuu for you

Ah iya, kemaren sempat typo [F/N] jadi [Y/N]..
Intinya sama ya, mau First Name atau Your Name.. hehe..

Kalau ada singkatan/istilah/keterangan lain, nanti pasti dikasih tau di awal chapter kok

---------------------------------------------------

"Hey, pendek. Gimana? Dapet kunjungan malam kah?"

Ryuu yang biasa masuk kelas langsung duduk di bangkunya, kali ini memilih duduk di mejaku. Menatapku dengan tatapan merendahkan- err ya, memang dia lebih tinggi sih, dan lagi posisiku saat itu sedang duduk di kursi dan dia separuh duduk di meja.

"Jadi beneran kamu ya, yang bikin hantunya mampir lagi? Aku nggak bisa tidur sampe adzan subuh tau"

Cerocosku tanpa ba-bi-bu.

"Udah dipagerin malah nyalahin aku. Mau kucopot lagi nih, proteksinya?"

Eh? Loh? Jadi kemarin tuh hantu emang dateng, dan pas coba mau masuk rumahku jadi nggak bisa karena rumahku dilindungin Ryuu gitu?

"E-eh, ya, ya maaf. Aku kan nggak tah-"

Tanpa menungguku selesai berbicara, lelaki judes itu langsung berpindah ke kursinya.

Eh? Dia nggak marah kan ya?

"...besok Sabtu beliin sticky mango rice di mall belakang stasiun"

Gumamnya sambil menatapku, dilanjutkan ritual paginya, yaitu tidur di kelas.

Lah kok malak? Lagipula, ada hubungan apa antara Ryuu dengan mangga? Apakah dia sedang hamil dan nyidam mangga, yang jika tidak dituruti maka nanti anaknya ileran?

Eh, tunggu sebentar. Sabtu? Ke mall berdua? Ryuu nggak mikir seperti apa yang kupikirin kan?

Aku melirik ke luar jendela, pagi yang mendung. Apa nanti sore bakal hujan gara-gara Ryuu tiba-tiba bersikap aneh?

...
..
.

"[F/N], gimana? PR Kimia sama Matematikanya dapet berapa?"

Tanya Feli pas istirahat kedua, saat kami duduk di kantin. Yah, walau cuma dia yang beli makanan dan aku menyuap mie dari bekalku.

"Dapet 95 semua. Makasih ya udah bantuin, Fel"

Feli hanya mengangguk sambil menyomot sosis dari bekalku.

"Rujaknya juga nagih kok"

"Kan kelebihan si pendek ini cuma di bidang hoki dia soal makanan"

Kata suara yang aku sudah hapal betul siapa pemiliknya. Yang sekarang orangnya malah ikutan duduk di sebelah Feli- tepat di seberangku.

"Buset, nggak ngerasa apa ya kalo badannya gede, main dusel orang aja, Ryuu. Kenapa nggak duduk di sebelah [F/N] aja?"

Tanya Feli yang merasa daerah teritorialnya terjajah sambil menggeser makanannya di meja.

"Nggak, nanti aku ketularan pendek kalo deketan sama dia"

Mungkin kalo ini di dalam anime, urat-urat kemarahan sudah muncul di jidatku.

"Halah, ngomong aja kamu sengaja duduk di depan [F/N], biar bisa menatap muka wibunya yang entah kenapa menawan untuk seorang Kanjeng Raden Ryuunami, iya kan?"

...bentar, jadi niat Feli ini sebenarnya membelaku, atau gimana sih? Lagian kenapa Ryuu nggak milih duduk di kursi lain coba?

"Dih, kalo sampe aku tertarik sama si pendek ini, Borobudur bakal masuk keajaiban dunia"

NOW YOU SEE ME [Female!Reader insert]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang