13 - Pangeran yang Lain

101 19 12
                                    

Diatas adalah foto Ketua OSIS, Mas Andre TauToni kalo kata Feli

---------------------------------------------------


Hari itu kami bertiga duduk di depan ketua OSIS, ditambah Ryuu yang berdiri di belakangnya sambil bersandar ke dinding.

Ketukan jari Andre di atas meja di depannya terasa seperti suara asahan pisau, membuat jantungku berlomba-lomba keluar dari tempatnya. Akankah aku dieksekusi hari ini, tanpa berhasil selesai menonton Bang Levi hingga tamat? Ugh- Kamisama-

"Jadi... Toni..."

"I-iya?"

Ketika nama Toni yang keluar pertama entah mengapa rasanya aku dan Feli mendadak menyaksikan peristiwa sesosok malaikat maut mencabut nyawa seekor manusia.

"Ini tugas kamu karena selalu bolos piket ya. Jadi tenaga ekstra buat ambalan untuk acara kemah besok"

Ambalan? Maksudnya kakak-kakak penegak pramuka gitu? Terus tenaga ekstra maksudnya babu gitu? Kedudukan Toni jadi sama kayak adek-adek kelas dong, disuruh-suruh mulu.

"Paham kan? Oke, untuk barang apa aja yang harus dibawa bisa tanya Ryuu nanti. Ah, buat [Y/N] dan Felicia juga sama"

Sambungnya mengakhiri rapat siang itu kemudian sang ketua OSIS pun dengan khidmatnya meninggalkan ruang rapat- juga meninggalkan Toni, aku, dan Feli yang mendadak pucat disana.

Ah... waktu rebahanku akan berkurang selama dua hari- ah... selamat tinggal anime-

Ingin rasanya aku men-German Suplex Feli. Salahkan flash ponselnya yang menyala terang benderang melebihi glowingnya personil BTS, membuat Andre yang kala itu memerah karena blushing menjadi lebih merah karena ngamuk tiba-tiba.

Padahal Andre jika mengamuk sudah mirip pemeran Terminator, si Arnold Suasanasegar dalam rage mode.

"Kok kita ikutan dihukum sih?"

Feli mendelosorkan mukanya ke atas meja, meratapi nasibnya tanpa tahu diri.

"Harusnya aku yang bilang gitu, Fel"

Balasku menyandarkan punggungku ke bangku.

"Ryuu juga bantuin dikit kek. Tadi kenapa kamu diem aja pas Andre marah-marah? Bukannya kamu biasanya pawang dia?"

Feli bergumam dengan posisi masih sama, wajahnya menghadap ke meja.

"Emangnya kalian udah bikin perjanjian gitu? Kalau aku bantu kalian, kalian mau kasih apa?"

Sahut Ryuu ogah-ogahan.

"Pelit amat dah. Orang pelit kuburannya sempit loh. Emangnya Ryuu mau kuburannya nanti sempit?"

Tanyaku membela Feli. Yah, mungkin saja kan Ryuu jadi terbujuk kemudian memintakan keringanan tugas kami pada Andre. Jadi tukang bantu-bantu cuma sehari kek, suruh ngepel ruang OSIS kek, apa kek asal lebih ringan.

Ryuu sendiri hanya menatapku datar.

"Memangnya kamu saudaranya Tuhan?"

EH ANJER-

"Ryuu tega"

Toni memasang muka memelas padanya, mirip wajah istri di sinetron-sinetron saat didzolimi suaminya.

Aku melirik ke arah Feli yang tiba-tiba bangkit dari bangku dan menatap bergantian pada Ryuu-Toni dengan mata berbinar.

Alamak.

"Baiklah, [Y/N], aku sudah bertekad dalam hati. Siapapun pairnya, asal Toni ukenya aku ikhlas. Yosh! Ganbarimasu!"

Aku heran sama ini anak. Bisa-bisanya semangat dalam hal melenceng seperti ini.

NOW YOU SEE ME [Female!Reader insert]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang