6 - Ding Dong

116 21 9
                                    

Buat yang penasaran wujudnya Feli kayak apa.. tuh diatas

---------------------------------------------------

Aku menatap ke arah depan, memandangi anak laki-laki yang berseliweran kejar-kejaran mirip anak SD. Sibuk menendang sesuatu yang dibuat dari kertas yang dibuat bulat mirip bola.

"[Y/N] jajan cakwe yuk"

Dan pemandangan pagi yang tentram itu dirusak dengan rengekan berisik dari Feli.

"Masih belum bunyi loh ini bel jam pertamanya.. dan kamu udah ngajakin jajan?"

Aku menoleh sewot padanya. Bukannya aku anti dengan yang namanya jajan, apalagi cakwe hangat yang saus kacangnya gurih dan manis- ugh, surga dunia- tapi aku sedang meminimalkan pengeluaranku bulan ini. Bahkan aku sudah berniat untuk tidak jajan apapun makanya aku bawa bekal dari rumah, biar duitnya bisa dipake beli berhala Bang Levi, hehe.

"Ya karena belnya belum bunyi itu, makanya aku ngajak jajan"

Feli manyun unyu, dan aku tetap geleng-geleng kepala- sudah kebal dengan bujukannya sejak kami sudah menjadi akrab 2 minggu ini.

Kemudian aku teringat bahwa emak kemarin habis memborong mangga muda dan bengkuang.

"Nanti waktu kita belajar kelompok di rumahku, aku bikinin rujak es krim deh"

Tawarku disela-sela bunyi bel sekolah.

"Oke- eh, kamu pulang duluan aja ya. Aku nanti nyusul!"

Belum sempat kutanyakan alasannya, Feli langsung ngeloyor pergi dari kelasku. Ya karena Pak Eko sudah muncul di depan pintu juga sih.

"Assalamu'alaikum, selamat pagi anak-anak"

...
..
.

Aku mulai merapikan alat tulisku ketika bel pulang sekolah berbunyi. Kemudian aku melangkah keluar kelas, bermaksud mampir ke kelas A sebelum pulang. Dan saat aku berada di pintu kelas A, pintunya terlihat dikunci dari dalam. Aku menengok dari jendela di pintu, dan tampak olehku Feli yang berdiri di depan kelas sedang menjelaskan sesuatu kepada beberapa orang didepannya. Oh, lagi rapat kelas toh.

Kuputuskan untuk mengikuti tutorial dari Feli tadi, yaitu pulang duluan. Aku mengambil rute yang biasa ku ambil, lewat jalan depan IndoApril. Tak lupa memberi salam pada kucing oren yang biasa mangkal di perempatan dekat situ. Yang jika kupikir-pikir, kucing lumayan gendut itu selalu menggigit makanan di mulutnya ketika ku jumpai. Kadang ikan teri, kadang bandeng, bungkusan coklat berisi nasi, bungkusan keripik kentang rasa angin, sari rot-

Belum aku selesai menyebutkan, kucing oren itu berlari ke warung seberang IndoApril dan kembali keluar membawa tempe. Plus teriakan dari yang punya warung sambil mengangkat kemoceng.

Oh.

Dia maling dari sana rupanya.

"Dasar koceng oren"

Kataku sambil memarahinya.

...
..
.

"[Y/N]! WOYYY [Y/N]! SAMLEKOM!"

NOW YOU SEE ME [Female!Reader insert]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang