Brak...
"Saya tidak setuju dengan ide ini!"
Suara meja digebrak dengan dibarengi oleh teriakan seorang pemimpin pertemuan semakin memperpanas keadaan. Dan terlihat seorang gadis yang sudah menikah menghela nafas lelah. Siapa lagi kalo bukan Auri, sekarang dia tengah berada diantara 20 orang yang tengah mengadakan pertemuan atau bisa dikatakan meeting kecil-kecilan.
"Dari tadi gak setuju mulu, kapan beresnya coba?" bisik Mina pada Auri.
"Diem."
Sebenarnya bukan hanya Mina dan Auri yang sudah bosan disini, masih ada 18 orang lainnya yang sudah jengah dengan meeting tak jelas ini.
"Auri coba ide kamu gimana?"
Auri yang sedang melamun pun terkejut dengan panggilan pemimpin meeting ini.
"Kalo menurut saya, lebih baik tema untuk kelulusan angkatan sekarang. Mengambil tema gaun saja dan lelaki menggunakan tuxedo, agar terlihat anggun dan gagah dan juga tidak terlalu ribet. Masalah untuk hiburan, di Universitas banyak mahasiswa yang jago menyanyi betul?" jelas Auri.
Semua yang ada diruangan itu menganggukan kepala pertanda setuju dengan ide yang Auri berikan.
"Ya sudahlah, saya menyerah saja. Apa yang dikatakan Auri benar, Mahasiswa disini berbakat semua. Jadi tidak perlu repot-repot mengundang artis." Balas pemimpin meeting itu.
"Tapi pak, alangkah baiknya kalo kita mengundang satu artis saja agar tidak terlalu datar acara kita? Bagaimana?" sahut anggota lain.
"Boleh, tapi selain artis kita juga harus mengundang seorang tamu kehormatan betul?" jawab si pemimpin.
Semua yanga ada diruangan itu kembali terdiam memikirkan siapa yang layak diundang sebagai tamu kehormatan.
"Emm menurut saya pak. Bagaimana kalo kita mengundang Danial Arsalan Reynand saja?" ujar anggota wanita lainnya.
Semua yang ada disana langsung melirik pada wanita tersebut termasuk Auri.
"Ekhem." dehem Mina sambil mengedipkan mata nakal pada Auri.
"Ya Mina? Kenapa? Kamu tidak setuju?"
"Eh saya setuju pak! Setuja banget malah, kan teman saya istrinya Danial." Balasnya sembari melirik Auri.
Auri yang merasa dirinya disebut teman oleh Mina lantas menggelengkan kepala sembari memijit pelipisnya.
"Memangnya siapa?" tanya pemimpin itu.
"Auristela pak!" balas semua orang yang ada diruangan itu.
"Nah iya ya, kenapa saya tidak kepikiran kesana. Oke semuanya telah bulat ide acara dan tamu kehormatan telah ditentukan, untuk artis itu terserah kalian. Saya akan mengikut saja gimana baiknya. Pertemuan ini saya sudahi sampai sini, sisanya silahkan kalian rundingkan!" ujar si pemimpin sambil berdiri dan berjalan keluar ruangan.
Semua orang tengah berada diruangan itu seketika menghela nafas lega dengan kepergian sang pemimpin, mereka sudah bosan dengan pembahasan yang selalu memutar kesana kemari.
"Jadiii siapa yang mau ngundang Danial?" tanya salah seorang gadis berperawakan tomboy.
"Kan ada Auri istrinya! Jadi kita gak perlu ribet iya gak Ri?" nah kalo ini Mina yang menjawab.
"Tapi tetap saja harus ada undangan langsung dari Universitas, agar terlihat sopan!" ujar seorang pria berhodie biru.
"Betul itu! Gimana kalo kita beri dua undanga saja? Satu undanga dari Auri layaknya istri kepada suami, satunya lagi undangan dari universitas?"
"Boleh, tapi apa Auri mau?"
"Ck, kalian pikir aku ini istri macam apa hah?" jengah Auri.
"Hahaha kami bercanda Auri! Janganlah dimasukin ke hati."
Semua yang ada diruangan itu tertawa, sedangkan Auri hanya menggelengkan kepala dengan tingkah mereka.
Setelah berbencang soal artis yang akan diundang akhirnya Auri dan Mina dapat pulang ke apart mereka.
Auri langsung merebahkan diri disofa badannya sudah lelah tak tau mengapa akhir-akhir ini badannya mudah sekali lelah.
"Hehh mandi sana, malah rebahan dasar jorok!"
Baru saja Auri menggapai alam mimpi malah dibangunkan dengan cara tak manusiawi, iya Auri dibangunkan dengan kakinya yang digoyangkan dengan kaki lagi.
"Ck, lu mah gue baru aja mau dapet bunga mimpi!" ujar kesal Auri pada Mina.
"Kalo mau tidur mandi dulu! Dasar jorok! Mandi sana biar gue yang cari makan!"
"Emang kulkas kosong? Kan bisa masak."
"Ngga kosong juga sih, cuma kan gue bosen sekalian nyari angin." balas Mina dengan memelas.
"Ya udah lah terserah lu aja, jangan pake lama ya!"
"Iyaa..."
Setelah menutup pintu, Auri lantas bergegas menuju kamar mandi membersihkan dirinya yang sudah lengket oleh keringat.
---
23.56
In Indonesia
Danial SceneDentuman musik lumayan membuat telinga Danial berdengung, seharusnya Danial sudah pulang kerumah namun dasar Reno sama sekali tak memberikan ijin untuk Danial pulang.
Ditengah ruangan ini, di antara puluhan bahkan sampai ratusan orang terdapat Reno tengah menari bersama seorang wanita yang sama sekali tak Danial ketahui dan tak ingin tahu tentangnya.
"Hai!"
Suara seorang wanita membuat Danial menoleh pada suara tersebut dan wanita yang mendapat respon lirikan Danial tersebut tersenyum.
"Sendiri saja? Kemana istrinya?" tanya wanita tersebut.
Danial tak menghiraukan perkataan wanita itu, dia memilih membuka handphonenya.
"Jangan jutek dong hehe. Kenalin aku Renata!" ujar Wanita itu sekali lagi dengan dibarengi uluran tangan.
"Reno! Saya pamit pulang, Istri saya sudah menunggu." teriak Danial bermaksud memanggil Reno untuk ijin pulang.
"Yaa..." jawab Reno dengan sama sekali tak menengok pada Danial.
Wanita yang tadinya duduk disebelah Danial hanya bisa melongo, baru kali ini dicampakan oleh pria.
Danial? Dia pergi melewati wanita itu, Siapa tadi namanya? Renata? Bodo amat dia tak peduli mau Renata mau Rinati apa pedulinya.
Boro-boro ditunggu istri, istrinya saja jauh-batin Danial.
___
Tbc
Kira-kira readers ada yang mau nunggu Danial dirumah gak😂
Jangan lupa tinggalkan jejak bebs😘
Vote + commen okee😘🌹
Part ini belum direvise dimana typonya aku gak tau:v jadi sebagai reders sekaligus bossquee mohon bantuannya ya:*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Husband [SLOW UPDATE ]
AcakDon't Judge a book by its cover:) Warning!! Bahasa tidak selalu baku