Enam blasss

7.6K 199 29
                                    

Hari kelulusan telah tiba, dan Auri tengah menunggu kedatangan orang tua dan suaminya. Sekarang Auri berada di ruang persiapan bersama teman teman yang lainnya, sebenarnya dia sangat malas untuk menampilkan bakat yang menurut Mina bagus itu. Dia ingin biasa saja seperti Mina duduk dibangku menunggu nama dipanggil untuk mengambil surat kelulusan.

"Permisi! Apakah ada yang bernama Auristela?"

"Auristela ya? Dia berada di meja rias dekat televisi."

Orang yang mencari Auri itu pergi mendekat kearah Auri. Terlihat Auri tengah melamun, entah apa yang sedang dilamunkannya.

"Permisi nona!"

Auri sangat terkejut dengan suara yang tiba-tiba merusak kegiatan melamunnya.

"Saya?" tanya Auri pada yang memanggilnya tadi.

"Iya, apakah benar kamu Auristela?"

"Itu saya, memangnya kenapa?" sebenarnya Auri tidak mengenal lelaki yang tengah berada dihadapannya ini.

"Saya hanya orang suruhan untuk memberikan bunga ini kepada nona." ujar lelaki itu sambil tersenyum lalu menyerahkan sebucket bunga mawar putih.

"Dari siapa?" tanya Auri

"Nanti juga nona akan tahu." balas si lelaki lagi-lagi dibarengi dengan seulas senyum lalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Auri mengerutkan kening, dari siapa gerangan bunga ini? Tidak ingin terlalu memikirkannya, Auri menemukan sepucuk surat dan sebatang coklat.

Auri lalu membuka suratnya dan tersenyum akan apa yang dia lihat.

Untuk Auristela

Mungkin aku bukan lelaki romantis seperti yang lainnya. Aku hanya bisa memberikan ini untuk membuatmu tidak gemetaran, terlihat alay memang tapi aku mencoba menjadi suami yang baik.
Habiskan Coklatnya tampilkan yang terbaik untukku.

Danial.

Auri tersenyum bukan hanya tersenyum dia juga hampir ngakak membacanya andai dia tidak memiliki urat malu pasti sekarang dia tertawa sangat kencang.

Ada-ada saja kelakuan Danial, memikirkan hal itu Auri mencoba untuk tidak merasa grogi karena dia tau ada keluarga, teman-teman, dan juga suaminya yang terus memberi semangat padanya.


Singkat cerita hari kelulusan Auri telah dilalui dengan haru dan bahagia, sekarang Auri tengah berkemas diapartemennya karena sang mamah bersikeras memaksa segara membawa Auri pulang ke tanah air.

Setelah dirasa sudah mengemas semua barang Auri, Danial mengajak Auri agar bersiap menuju mobil yang akan langsung membawa mereka ke bandara.

Sesampainya dibandara Auri melihat Mina yang tengah berbincang dengan Mamahnya.

"Iya tante, justru aku yang seharusnya berterima kasih karena Auri udah sabar jadi temen aku."

"Tante juga mau bilang makasih udah jaga Auri dari pergaulan yang iya-iya di sini." ujar Aneth.

"Ahaha tenang tante aku mana berani biarin Auri nakal." balas Mina.

"Maaf, mah pesawat take off nya masih lama?"

Ucapan Danial membungkamkan percakapan hangat antara ibu Auri dan teman Auri.

"30 menitan lagi. Memangnya kenapa?" tanya Darell.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya bertanya pah." jawab Danial.

Auri yang melihat kelakuan kaku Danial hanya geleng-geleng kepala, merasa heran mengapa Danial masih saja terlihat canggung dengan kedua orang tuanya?

"Riii. Gak mau pelukan perpisahan gitu sama gue?" tanya Mina.

"Dih najis!"

Walaupun Auri menjawab seperti itu tetap saja dia pergi memeluk teman satu apartemennya yang gesrek ini. Karena mau tak mau Auri sangat berterima kasih pada Mina karna sudah mau menjadi temannya.

"Jangan nangis, lebay ah." ujar Auri sembari mengelap air matanya sendiri.

"Lo mah gitu, nyuruh orang lain jangan nangis lo sendirinya nangis!" balas Mina mempererat pelukannya.

_____(/•3•/)_____

Tbc♡

My Possesive Husband [SLOW UPDATE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang