LIBRARY

30 5 0
                                    

-Jam istirahat tiba-
siswa-siswi SMA SYOYO keluar dari kelas masing-masing. Ada yang ke kantin, perpustakaan, taman, lapangan, dan bahkan mungkin ada yang ke UKS bagi yang kurang sehat. Sedangkan aku sendiri lebih memilih ke perpustakaan yang tenang.

10 menit berlalu dengan tenang. Ya, hanya 10 menit sampai pria itu datang menghampiriku dan duduk diatas meja tepat dihadapanku. Oh Tuhan,, tidak bisakah pria ini biarkan aku tenang sehari saja????

Aku meliriknya sekilas lalu kembali fokus pada buku yang sedari tadi kubaca.

"Apa yang kau lakukan? " Tanyanya dengan senyum diwajahnya. Cih, aku tidak membutuhkan itu. Aku menatapnya kesal sebelum menjawab pertanyaannya.

"Namanya di perpustakaan ya sudah pasti membaca. " Jawabku enggan lalu kembali membaca.

"Oh,, iya juga. " Timpalnya.

"Apa yang kau baca? " Tanyanya lanjut seraya mendekatkan wajahnya kearahku untuk melihat buku yang kubaca.

Aku menghindar dengan refleks.

"Bisakah kau menjauhkan wajahmu itu?? " Pintaku tegas.

"Oh hei, ayolah,, aku hanya ingin tau apa yang kau baca." Balasnya tapi belum mengubah posisinya.

"Memangnya kenapa? Apa urusanmu?" Balasku ketus.

"Baiklah. " Ia kembali pada posisinya.

"Akane, berjanjilah kalau kau akan datang menemuiku sepulang sekolah nanti di taman. " Ujarnya yang membuatku kesal.

Sedari tadi dia tidak menutup mulutnya walau hanya 5 detik.

"Berisik! Tidak bisakah kau diam, Ryouta! Ini perpustakaan! " Tegurku ketus.

"Oh, baiklah. " Balasnya santai.

"Ryouta, bisakah kau turun dari meja dan duduk dikursi saja. " Pintaku tajam.

"Tidak. " Jawabnya seraya menggeleng.

"Kenapa? " Tanyaku.

"Karena aku suka menatap wajahmu dari atas sini. " Jawabnya santai seraya tersenyum kearahku.

Aku membuang muka. Apa-apaan dia ini. Aku teruskan membaca. Bisa-bisa, jam istirahatku habis hanya untuk meladeninya.

"Kenapa? " Tanyanya tiba-tiba yang kupikir aneh.

"Apanya yang kenapa? " Tanyaku balik namun tak berpaling dari buku.

"Kenapa sedari tadi kau tidak mau menatap lama wajahku? " Sambungnya.

Heh?! Aku terkejut dengan apa yang baru dilontarkannya.

"Aku sedang membaca buku. Jadi tolong jangan menggangguku! Memangnya wajahmu buku yang harus kupandangi terus?? " Jawabku dengan suara yang mulai meninggi.

"Eh, bukankah tadi kau bilang tidak boleh ribut? Ini perpustakaan Akane. Jangan berisik. " Balasnya dengan santai seraya memasang wajah tanpa berdosa.

Ya Tuhan, cobaan apa yang Kau berikan padaku hari ini?? Sebentar lagi, buku yang ada ditanganku akan mendarat diwajahnya.

"RYOUTA!!! " Geramku dengan mata yang tajam memandangnya.

"Oke oke, baiklah aku diam sekarang. " Ralatnya cepat setelah melihat perubahan ekspresi diwajahku.

"Daripada diam, lebih baik sekarang kau pergi! " Timpalku.

Sungguh!  Aku tak sanggup lagi.

"Baiklah. " Jawabnya santai seraya turun dari meja dan segera berlalu. Namun, sebelum ia benar-benar pergi, masih sempat-sempatnya menoleh padaku.

"Pastikan kau datang menemuiku. Okey? " Ujarnya lalu kembali berjalan meninggalkan perpustakaan.

Tak lama, bel masuk pun berbunyi.
Arrghhh.... Terbuang percuma waktu istirahatku. Sialan.

***

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang