Cuaca sekarang sedang dingin. Itu sebabnya aku dan Ryouta memesan dua gelas cokelat panas. Sudah lima belas menit berlalu, dan hujan belum kunjung redah.
Sudah sepuluh menit aku dan Ryouta duduk di kafe ini. Belum ada yang membuka mulut diantara kami berdua. Masih sama-sama memilih untuk bungkam.
Aku menatap keluar jendela. Memandangi setiap kendaraan yang terus lalu lalang tanpa menghiraukan derasnya hujan.
Sejenak, aku menyadari. Ada yang aneh dengan situasi saat ini. Begitu hening dan tenang. Tidak ada yang berkicau seperti biasanya.
Aku melirik sekilas pria dihadapanku untuk memastikan bahwa yang sedari tadi duduk dihadapanku benar-benar Ryouta. Si pria yang banyak mulut dan tak pernah berhenti berkicau.
Namun, bukan itu permasalahannya saat ini. Ada hal lain yang membuatku menyadari sesuatu.
Sedari tadi, Ryouta tidak berhenti memandangiku. Seolah-olah aku adalah sebuah lukisan yang dipajang saat pameran. Dia tidak memalingkan wajahnya dariku sesaat saja.
Hal itu tentu saja membuatku sangat tidak nyaman. Rasa-rasanya aku ingin mencongkel kedua bola matanya agar berhenti menatapku.
Aku balas menatapnya dengan tatapan killerku."Apa kau mau mati? Kenapa sedari tadi kau terus saja memandangiku?" Tanyaku sarkastik.
Ada apa ini? Kenapa aku peduli? Biasanya aku takkan peduli dengan apa yang dilakukannya.
Ya. Aku memang tidak peduli. Aku hanya risih. Itu saja.Apapun yang mau dilakukannya, terserah. Aku tak peduli. Entah itu menggangguku, banyak bicara, atau menatapku sekalipun, aku benar-benar tak peduli.
Ryouta tak menjawab pertanyaanku. Dia terus saja menatapku dengan senyum diwajahnya.
"Kalau kau mengajakku kesini hanya untuk menatapku, lebih baik____"
"Karena aku menyukaimu." Ralatnya cepat sebelum aku berhasil menyelesaikan omonganku.
Berhasil. Dan itu berhasil. Kata-katanya barusan berhasil membuatku terdiam untuk sesaat dengan otak yang terus berputar.
Suka? Apa tadi dia barusan bilang suka?
Cih, yang benar saja. Aku berusaha menyangkal apa yang baru saja kudengar. Dan kuharap aku benar-benar salah dengar.Aku memalingkan wajahku dan beralih menatap jendela. Terlalu malas untuk menanggapinya.
"Anata no koto daisukida (aku menyukaimu)" Ungkapnya lagi mengulang kalimat yang sama.
Reaksiku pun masih sama. Sama sekali tak berkutik dan masih tetap pada posisi yang sama. Aku sempat berfikir apakah ini adalah situasi pernyataan cinta dari seseorang?
Akh, yang benar saja. Tapi kenapa harus dari Ryouta??? Duh, fikiran ini membuatku mual.
"Huft..." Ryouta menghela nafas panjang sebelum kembali mengangkat suara.
"Bagaimana cara bilangnya. Aku sudah lama menyimpan rasa sukaku padamu, Akane." Lanjutnya.
"Aku sudah berusaha untuk mendekatimu bagaimana pun caranya. Tapi kau selalu sama. Selalu menatapku sinis, bersikap dingin dan selalu membentakku." Jelasnya.
"Kalau kau sudah tau, kenapa malah masih mengikutiku terus??" Tanyaku kesal dengan melempar tatapan sinisku padanya.
"Lalu aku berfikir bahwa kau takkan pernah berubah walau aku terus mengganggu dan mengikutimu terus." Ujarnya.
"Itu sebabnya aku memutuskan untuk mengungkapkannya sekarang. Ya siapa tau saja, dengan kau tau perasaanku padamu, kau bisa merubah sedikit sifat dinginmu padaku." Lanjutnya dengan penuh percaya diri seraya tersenyum.
"Tidak akan ada yang berubah!" Tegasku lalu kembali menatap keluar jendela. Namun kali ini berbeda. Aku tidak lagi menatap kendaraan yang sedari tadi lalu lalang. Ku biarkan pandanganku kosong.
"Ikou (ayo pergi)" Ryouta sudah berdiri ditepi meja seraya mengulurkan tangannya padaku. Aku tak berkutik. Menoleh pun tidak.
"Aku tidak butuh jawabanmu. Yang terpenting, perasaan ku sudah ku sampaikan padamu. Tidak ada lagi beban. Aku suka padamu. Selebihnya, terserah padamu." Ujarnya panjang lebar.
"Jadi, sampai jumpa besok." Lanjutnya kemudian pergi.
Aarrgghh.....!!!!!
Apa-apaan ini! Belum puas menggangguku lalu sekarang menyatakan cinta?! Anak itu benar-benar gila.
Akh! Apa yang harus kulakukan padanya???Otakku seketika penuh dengan Ryouta. Anak itu berhasil merenggut isi otakku. Setelah itu dia mungkin akan merenggut nyawaku juga.
Tidak! Tidak ada yang harus kulakukan. Tak perlu peduli. Biarkan saja dia. Ya. Yang harus kulakukan hanya melupakan yang pernah terjadi hari ini.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/191632825-288-k181925.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA
Short StoryKebencian akan membawamu pada kasih sayang. Ryouta adalah seorang cowok yang sangat ceria dan berambisi. Dia suka sekali mengusik ketenangan Akane. Itu dilakukannya semata-mata ada maksudnya. Yuk, ikutin kelanjutan ceritannya :')