2. Min Seokjin

1.8K 193 10
                                    

Sebuah Hyundai Palisade hitam terlihat memasuki halaman sebuah rumah megah. Setelah terparkir dengan rapih, sang pengemudi turun. Dengan langkah tegapnya, ia berjalan memasuki hunian bak istana miliknya.

"Selamat sore, Tuan Min. Anda sudah pulang rupanya."

"Selamat sore, Bibi Han. Karena hari ini tidak terlalu banyak pekerjaan, jadi aku bisa pulang lebih awal. Apa Hyemi dan Jaehwan sudah pulang?"

"Belum, Tuan. Kalau begitu biar saya siapkan air hangat untuk anda," pamit wanita paruh baya yang disebutnya bibi Han itu.


Drrtt... drrtt... drrtt...


"Kalian ada di‒"

"Kau sudah menerima pesanku, kan? Maaf, aku tidak bisa menjemputnya karena ada jadwal syuting mendadak yang tidak bisa ditunda. Sampaikan permintaan maafku pada Jaehwan juga, Sayang."

Seokjin mengerutkan keningnya heran dengan ucapan sang istri. Pasalnya tadi pagi Hyemi sudah berjanji akan menjemput putra semata wayang mereka. Namun, nyatanya wanita itu mengingkarinya.

"Kapan kau mengirim pesan padaku? Dan sekarang begitu aku sudah di rumah kau baru menghubungiku?"

"Sudah dari 1 jam yang lalu. Aku juga sudah berkali-kali menghubungimu tapi kau tidak menjawabnya. Jadi apa kau mau menyalahkanku?"

Pria itupun merasa geram pada Hyemi, lantas memutus sambungan teleponnya secara sepihak tanpa menjawab pertanyaan istrinya.

Pandangannya tertuju pada layar ponsel miliknya.


1 pesan diterima

13 panggilan tak terjawab


Ternyata istrinya benar. Wanita itu sudah mencoba menghubunginya berkali-kali, namun Seokjin tidak mengetahuinya.

Pria itu baru saja menghadiri pertemuan dengan salah satu client, dan sengaja meninggalkan ponselnya di kantor. Setelah selesai ia langsung saja menyambar benda itu dan memasukkannya dalam saku tanpa memeriksanya.

'Sayang, maafkan aku. Sepertinya aku tidak bisa menjemput Jaehwan. Tolong hubungi pak Kim supaya menggantikanku menjemput Jaehwan sekarang juga. Aku menyayangi kalian.'

Bibir Seokjin menyunggingkan senyum sinis setelah membaca pesan istrinya. Pasalnya, tidak hanya sekali wanita itu mengingkari janjinya, terutama pada putranya karena alasan pekerjaan.

"Tidak bisakah kau sedikit memikirkan perasaan Jaehwan, Lee Hyemi!" Seokjin berseru sembari berjalan menuju mobilnya.

"Ayah..."

Belum sempat membuka pintu mobil, ia dikejutkan oleh suara yang sangat dikenalnya. Pria itu pun mengarahkan pandangan menuju sumber suara.

Benar saja, ia melihat putranya tengah berjalan ke arahnya. Detik berikutnya, Seokjin pun berjalan menghampiri bocah kecil duplikasinya itu.

"Jaehwan-ah, kenapa ada di sini? Ayah baru saja akan menjemputmu. Kau pulang dengan siapa sayang?" tanya Seokjin sembari membawa Jaehwan menuju gendongannya.

"Lee Seonsaengnim yang mengantarkanku."

"Aigoo, kau pasti menunggu lama ya? Lalu sekarang dimana Lee Seonsaengnim?"

"Di sana," jawabnya dengan menunjuk ke arah pintu gerbang.

Seokjin pun menurunkan sang putra dari gendongan. "Kalau begitu masuklah dulu dan temui bibi Han, appa akan mengucapkan terima kasih pada gurumu."

Setelah itu Seokjin berlari menuju pintu gerbang, mencari sosok baik hati yang telah mengantarkan putranya. Paling tidak mengundangnya mampir untuk sekadar teh hangat dan kue, setidaknya sebagai tanda terimakasih karena sudah mau repot-repot mengantarkan putranya pulang.

Nihil. Seokjin telah memeriksa sekeliling namun tidak menemukan siapa-siapa di sana, membuatnya menghela napas. "Siapapun itu, terima kasih telah mengantar putraku."


...


Yuhuuuu udah up gengs

Jangan lupa vote dan comment
😘😘😘😘😘😘

Purple u
💜💜💜💜💜💜💜💜💜

After A Minute ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang