16. A Little Hope

1.2K 161 14
                                    

Hyuna tersenyum, menatap kantung plastik berisi pizza yang tengah dibawanya. Ia berpikir, Jaehwan pasti akan sangat menyukainya. Pasalnya, saat berbelanja tadi, Seokjin tidak bisa menemukan restoran yang menjual makanan kesukaan sejuta umat itu. Alhasil, Jaehwan pun merajuk pada ayahnya sendiri.

Karena tidak tega, Hyuna berinisiatif untuk membelinya. Beruntung, ia bisa menemukan salah satu restoran yang khusus menjual hidangan Italia. Meskipun ia harus berjalan agak jauh dari villa. Tapi, asalkan bisa membuat Jaehwan senang, ia tidak keberatan melakukan apapun.

"Kenapa sendirian saja, Nona Manis?"

Hyuna tersentak. Ia menoleh kilas ke arah sumber suara, dan menemukan dua pria mencurigakan tengah berdiri, bersandar pada mobil mereka.

"Mau kami antar? Kenapa seorang gadis berjalan sendiri malam-malam begini?"

Seketika Hyuna bergidik ngeri, lantas kembali berjalan dan mempercepat langkahnya, meninggalkan dua pria tersebut.

"Hey nona, tunggu! Aku akan mengantarmu."

"Jangan mengikutiku!"

Gadis itu berlari saat mendengar langkah mereka yang kini tengah mengikutinya. Ia benar-benar ketakutan. Tidak menyangka akan bertemu pria-pria hidung belang seperti mereka. Kumohon, lindungi aku dari mereka, Tuhan.

"Jangan lari nona. Karena aku bisa menangkapmu dengan mudah."

Mendengar hal tersebut, membuat Hyuna semakin kelabakan. Ia memaksakan langkah kakinya agar bisa lebih cepat menjauh dari mereka. Tanpa sadar air mata pun mengalir membasahi pipinya. Sedikit menyesal karena telah keluar sendirian. Min Seokjin tolong aku...


Grep!


"Aargh! Lepaskan aku!"


...


"Jaehwan, ayo buka pintunya. Maafkan ayah, Sayang."

Tidak ada jawaban. Seokjin kembali menghela napas, saat percobaan membujuk Jaehwan untuk yang kesekian kalinya tidak berhasil. Putranya itu masih merajuk. Benar-benar betah mengurung dirinya tanpa bersuara.

"Baiklah, ayah akan keluar mencarikan pizza lagi, asal Jaehwan mau keluar."


Cklek!


"Janji?"

Seokjin tersenyum saat melihat Jaehwan mengintip ke arahnya dari sela pintu. pria itu berlutut, guna mensejajarkan tubuhnya dengan Jaehwan. "Iya. Ayah akan membelikan untuk putra kesayangan ayah ini," jelas Seokjin seraya mengecup sayang pipi Jaehwan.

"Baiklah, Jaehwan akan menunggu."

"Good boy!" pujinya.

Seokjin pun menuruni tangga. Ekor matanya tengah sibuk menelisik, mencari keberadaan Hyuna. Dan setelah mencari di sekitar rumah, ia tetap tidak bisa menemukan gadis itu.

"Kemana dia?" gumamnya.

Karena sangat penasaran, pria itu pun menghubungi Hyuna. Namun, berkali-kali menghubungi, gadis itu tak kunjung mengangkat panggilannya. Akhirnya, ia memutuskan untuk melacak lokasi Hyuna dengan ponselnya.

Ia mengerutkan kening heran, saat berhasil menemukan posisi Hyuna. Pasalnya, gadis itu berada cukup jauh dari villa.

"Jadi, apa yang dia lakukan malam-malam begini?" gerutu Seokjin setelah menyambar mantel miliknya, lantas segera mengikuti jalur yang akan mengantarkannya ke tempat Hyuna.

After A Minute ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang