Yoongi menghentikan pergerakan tangannya saat melihat bingkai foto di dalam laci meja kerja Seokjin. Pria itu membeku seketika. Perlahan tangannya tergerak untuk mengambil bingkai foto tersebut, melihatnya dalam jarak dekat, memastikan apakah ia salah melihat atau tidak. Dan seakan terlupa dengan tujuan awalnya untuk mengambil stempel perusahaan milik Seokjin.
Yoongi menggelengkan kepala tidak percaya, mencoba menyangkal jika yang ada di foto itu adalah Seokjin dan mantan pacarnya, namun nyatanya memang seperti itu. Tidak salah lagi, dalam foto ini memang mereka berdua. Atasannya, Min Seokjin dan Hyuna, gadis yang saat ini ia suka.
Iya, saat ini Yoongi tengah menyimpan rasa pada rekan kerjanya tersebut. Pria itu tertarik pada Hyuna sejak awal pertemuan mereka. Bahkan, ia berencana mengungkapkan isi hatinya saat Hyuna kembali.
Tapi, setelah mengetahui hal ini, entah mengapa ia merasa tidak yakin. Bisa saja Hyuna masih menyimpan rasa pada Seokjin, apalagi kini mereka bekerja di tempat yang sama. Begitu pula dengan Seokjin, tidak menutup kemungkinan jika pria itu masih menyukai Hyuna.
Yang membuat Yoongi lebih khawatir, sikap Seokjin banyak berubah sejak kedatangan Hyuna. Pria itu lebih sering datang ke kantor, tidak seperti biasanya. Dan lagi, ia mengajak Hyuna untuk menemaninya merayakan ulang tahun Jaehwan. Mungkinkah Seokjin ingin menjalin hubungan dengan Hyuna kembali?
Tidak. Sebelum semua itu terjadi, Yoongi harus bertindak. Ia tidak ingin kehilangan gadis seperti Hyuna.
...
"Aku menyukaimu, Sekretaris Lee. Maukah kau mencoba menjalin hubungan denganku?"
Hyuna terperangah tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Ucapan Yoongi benar-benar di luar ekspektasinya.
"Sunbae..."
"Aku sangat menyukaimu, Hyuna-ya," ucap Yoongi sekali lagi, seraya menggenggam sebelah tangan Hyuna. "Aku bersungguh-sungguh."
Hyuna masih terdiam, membiarkan tangan Yoongi yang menggenggamnya. Manik hazel miliknya mencoba menyelami obsidian Yoongi, guna mencari kebohongan di sana. Namun, nihil. Hyuna tidak bisa menemukannya. Tentu saja, karena Yoongi tidak main-main dengan ucapannya.
"Tapi, aku tidak bisa menjawabnya, Sunbae. Aku‒"
"Tidak bisa menghapus bayangan Seokjin?" potong Yoongi sebelum Hyuna menyelesaikan kalimatnya.
Betapa terkejutnya Hyuna akan ucapan Yoongi. Sontak saja ia melepas genggaman tangan Yoongi, lantas membekap mulutnya tidak percaya. "Bagaimana mungkin‒"
"Bagaimana aku mengetahuinya? Aku tidak sengaja menemukan bingkai foto di laci meja Seokjin saat ingin mencari stempel perusahaan. Foto yang membuat Seokjin tiba-tiba tersenyum sendiri, dan terkadang membuatnya meneteskan air mata, seperti yang pernah ku ceritakan padamu."
Yoongi menghentikan sejenak ucapannya. Memberi kesempatan pada paru-parunya agar mendapat asupan oksigen. Tatapan matanya tak lepas dari Hyuna yang kini tengah menitihkan air mata.
"Aku benar, kan? Mantan Seokjin yang pernah ku bicarakan waktu itu adalah dirimu. Kenapa kau tidak mengatakan yang sesungguhnya? Apa kau memang sengaja memata-matai Seokjin?"
"Tidak. Bukan begitu, Sunbaenim. Aku tidak bermaksud apa-apa, hanya ingin bertanya." Hyuna menyangkal dengan suara bergetar menahan tangisnya.
"Apa tidak ada kesempatan untukku, Hyuna-ya?"
"Sunbae, ku mohon jangan menyakiti hatimu sendiri. Aku bukan gadis yang tepat untukmu. Kau terlalu baik‒"
"Aku benar, kan? Kau hanya memakai alasan tersebut karena masih menyimpan rasa untuk Seokjin, bukankah begitu?" Lagi-lagi Yoongi memotong kalimat Hyuna yang belum sempat terselesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
After A Minute ✓
FanfictionBerawal dari kesalahpahaman kedua orang tuanya, membuat Hyuna terpaksa harus meninggalkan Korea. bahkan, ia harus rela berpisah dengan pria yang sangat dicintainya. Tujuh tahun berlalu, gadis itu pun kembali ke tanah kelahirannya. Berharap akan mend...