Hyuna mendengus sebal menatap gedung tinggi di sampingnya. Tidak habis pikir dengan perintah Seokjin.
"Heol! Apa-apaan ini? Sejak kapan pekerjaan sekretaris menjemput anak direktur? Setiap hari pula? Hahaha, lucu sekali!" omelnya sembari menginjak pedal gas, lantas melajukan mobilnya menuju sekolah Jaehwan.
Bukanya ia tidak suka jika harus menjemput Jaehwan, hanya saja, menurutnya Seokjin benar-benar lucu. Padahal ia bisa dengan mudahnya mempekerjakan supir untuk menjemput pangeran kecilnya. Tapi, entah mengapa ia malah merepotkan sekretarisnya.
"Dasar sial!"
...
"Eoh, Noona!" sapa Jaehwan begitu ia keluar dari kelasnya.
Hyuna pun tersenyum menyambut bos kecilnya. Lantas berjalan menghampiri bocah kecil itu.
"Kenapa noona menjemputku lagi?"
"Ah, tentang itu, mulai hari ini akulah yang akan menjemputmu setiap hari, Jaehwan-ah," jelasnya.
Jaehwan menatap Hyuna penasaran. "Benarkah? Setiap hari?"
Gadis itu hanya bisa mengangguk dan memaksa senyum di bibirnya. Kalau bukan Seokjin yang memerintahnya mana mau ia menjadi supir pribadi.
"Bagus! Kalau begitu, boleh aku pinjam ponselmu, Noona?" tukas Jaehwan begitu antusias.
"Eoh, tentu saja," jawabnya sembari mengulurkan ponselnya pada Jaehwan.
Bocah itu pun duduk di bangku penumpang setelah Hyuna membukakan pintu untuknya. Kemudian segera saja menekan beberapa digit angka yang akan ia hubungi.
Entahlah Hyuna juga tidak tahu siapa yang sedang dihubungi bos kecilnya itu. Ia memilih tidak mau terlalu mengurusi kehidupan pribadi putra Min Seokjin. Gadis itu pun memilih menyandarkan tubuhnya sembari menunggu Jaehwan selesai menelepon.
"Halo, Ayah."
Sontak saja Hyuna terbelalak saat mendengar Jaehwan menyebut ayahnya. Gadis itu menoleh menatap Wajah polos Jaehwan yang jelas-jelas tidak terusik dengan respon Hyuna yang tidak biasa.
"Aku menggunakan ponsel milik noona. Bolehkah hari ini aku mengajak noona jalan-jalan?"
Belum selesai keterkejutannya saat mengetahui Jaehwan menggunakan ponselnya untuk menghubungi Seokjin, kini ditambah lagi dengan permohonan Jaehwan untuk mengajaknya jalan-jalan.
Hyuna hanya bisa memutar bola mata pasrah. Terserah sajalah, toh ini keinginan putra bosnya, jadi ia tidak punya pilihan selain menurutinya.
"Eoh, baiklah. Nonna, ayah ingin bicara denganmu." Kini gadis itu semakin terkejut. Bahkan andai saja Jaehwan bisa menyadari, terlihat sekali tangan Hyuna sedang bergetar saat menerima ponselnya. Konyol sekali!
Ia menghela napas dalam, agaknya sedang menata hati sebelum mulai berbicara dengan sang mantan.
"Ekhem, sekretaris Lee di sini, Sajangnim."
"Jaehwan bilang ingin jalan-jalan, sebaiknya kau ajak dia ke taman hiburan saja. Karena Jaehwan sangat menyukai tempat seperti itu."
"Baiklah aku mengerti, aku akan menemani Jaehwan, Sajangnim."
Tuut... tuut... tuut...
KAMU SEDANG MEMBACA
After A Minute ✓
FanfictionBerawal dari kesalahpahaman kedua orang tuanya, membuat Hyuna terpaksa harus meninggalkan Korea. bahkan, ia harus rela berpisah dengan pria yang sangat dicintainya. Tujuh tahun berlalu, gadis itu pun kembali ke tanah kelahirannya. Berharap akan mend...