Hyuna membeku di tempatnya saat menemukan presensi Hyemi yang kini tengah berdiri tepat di hadapannya. Wanita itu nampak cantik dan dewasa dengan penampilannya saat ini. dalam hati Hyuna pun berpikir jika dirinya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Lee Hyemi.
"Siapa yang datang?"
Hyuna menoleh seketika saat mendengar suara Seokjin dari belakangnya.
Begitu juga dengan Hyemi. Ia turut menelengkan kepalanya untuk menatap sang suami. Tidak lupa mengumbar senyum menawannya. "Aku. Tidak mungkin aku melewatkan perayaan ulang tahun putraku. Bukankah begitu, Jin?"
"Lee Hyemi?"
Seokjin terkejut akan kehadiran istrinya. Pasalnya, sang istri memberitahu jika tidak bisa menemani Jaehwan mengikuti outbond di sekolahnya, serta tidak bisa ikut untuk merayakan ulang tahun sang putra, karena alasan pekerjaannya tidak bisa di tinggal. Hyemi lantas mengutus Hyuna agar menemani Jaehwan tanpa sepengetahuannya. Hal itulah yang membuat Seokjin jengkel, dan akhirnya memutuskan untuk mengajak serta Hyuna agar menemani mereka berdua menginap di villa sewaan Seokjin.
"Dimana putraku? Jaehwan-ah, ibu datang, Sayang." Hyemi berseru seraya melenggang memasuki rumah tersebut.
Seokjin hanya diam, dengan tatapan tidak percaya yang diarahkan pada istrinya. Bisa-bisanya setelah mengacaukan acara penting bagi Jaehwan, ia malah bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa.
Mendengar suara Hyemi, Jaehwan pun berjalan keluar menghampiri mereka yang tengah berada di ruang tamu.
"Aigoo, pangeran tampan ibu. Kemarilah, ibu bawakan hadiah kesukaanmu," pinta Hyemi seraya merentangkan tangan, menyambut Jaehwan agar memeluknya.
Tanpa bisa Hyemi duga, Jaehwan malah menggelengkan kepala, dan menolak permintaannya. "Aku sudah mendapat hadiah dari Hyuna noona."
Jawaban Jaehwan membuat Hyemi terkejut seketika, begitu pula dengan Seokjin dan Hyuna yang juga sama terkejutnya. Mereka tidak menyangka jika Jaehwan akan berkata demikian pada ibunya.
Namun, bukannya jengkel, wanita itu malah tersenyum penuh arti pada putranya. "Benarkah? Apa Jaehwan menyukainya?"
"Bukan begitu, Nyonya. Ini salah‒"
"Noona yang membelikanku pizza tadi malam." Jaehwan menyela.
"Ah, pizza, ya?" ujar Hyemi, lantas berbalik menatap Hyuna. "Sepertinya putraku senang sekali sekretaris Lee, terima kasih banyak."
Hyuna terdiam. Sedangkan Seokjin tahu betul, jika apa yang baru saja Hyemi ucapkan adalah sindiran terhadap Hyuna, juga dirinya.
"Ah, ngomong-ngomong, bisakah kau ambilkan kotak di dalam mobilku, Sekretaris Lee?"
"Sudah, cukup‒" Seokjin menyela.
"Baik, akan saya ambilkan, Nyonya." Hyuna pun segera melenggang untuk melakukan perintah Hyemi, tanpa menghiraukan apa yang akan Seokjin katakan.
Seokjin terkejut atas perlakuan Hyemi pada Hyuna. "Apa yang kau lakukan pada sekretarisku?"
"Apa? Aku hanya meminta tolong agar ia mengambilkan hadiah untuk putraku ini," ujar Hyemi santai, lantas mengecup gemas pipi putranya.
"Tapi, dia sekretarisku."
Mendengar ucapan Seokjin, membuat Hyemi tersenyum. "Aku tahu."
...
Dengan berat hati Hyuna melakukan perintah Hyemi. Sebenarnya ia sadar, jika sudah seharusnya ia menjalankan tugasnya sebagai sekretaris Seokjin. Dengan demikian secara otomatis, ia pun harus menuruti apa yang Hyemi perintahkan sebagai istri atasannya. Tapi, entah mengapa ia merasakan sakit di hatinya.
Tak ingin membuat Hyemi menunggu lama, ia segera mengambil barang milik wanita itu. betapa terkejutnya ia saat melihat kotak besar bergambar mobil. Dan ia tahu betul bahwa itu adalah mobil remote control seri terbaru edisi terbatas yang pasti sangat mahal.
Hyuna tersenyum miris. Dilihat dari hadiah saja, sudah terlihat jika Hyemi bukanlah tandingannya. Jika memang ia ingin kembali bersama Seokjin, tidak mungkin ia bisa bersaing dengan Hyemi. Karena sudah sangat jelas siapa yang akan dipilih oleh pria itu.
"Ini kotak milik anda, Nyonya Lee," ucap Hyuna seraya mengulurkan kotak tersebut pada Hyemi.
Seokjin dan Jaehwan pun turut menoleh saat mendengar suara Hyuna.
"Wah, mobil-mobilan yang Jaehwan mau!" Jaehwan bersorak riang seketika, lantas segera menyambar kotak di tangan Hyuna.
"Benarkah? Jaehwan menyukai hadiah dari ibu?"
"Eung! Tentu saja aku suka! Terima kasih, aku sayang ibu," ungkap Jaehwan yang kini telah menghambur memeluk ibunya.
Seokjin terdiam. Pada dasarnya pria itu geram dengan sikap Hyemi saat ini, namun sebisa mungkin ia menahannya, karena bagaimana pun, kebahagiaan Jaehwan adalah kebahagiaannya juga.
Sedangkan Hyuna hanya bisa diam menikmati drama yang sedang berlangsung di hadapannya. Antara canggung, dan iri menjadi satu di dalam hatinya.
"Eum, kalau begitu saya permisi," ucap Hyuna seraya melenggang menuju kamarnya.
Namun, belum sempat beranjak, Hyemi lebih dulu membuka suara. "Ah, tunggu Sekretaris Lee."
Hyuna pun berbalik, lantas menatap Hyemi seksama.
"Terima kasih karena sudah menemani Jaehwan, dan membelikan pizza untuknya. Tugasmu sudah selesai, kau boleh pulang sekarang."
Sakit. Begitulah yang saat ini tengah dirasakan Hyuna. Ia tidak percaya jika Hyemi akan mengatakan hal seperti itu padanya, dengan senyum yang terkesan mengejek, seolah memperingatkan Hyuna agar tidak mendekati suaminya.
Apakah ia terlihat seperti penjahat, sehingga Hyemi mengusirnya? Hey! Sadarlah Lee Hyuna, kau memang berencana kembali ke pelukan Seokjin, bukan?
"Lee Hyemi!"
"Kenapa?" tanya Hyemi pada suaminya.
"Tidak seharusnya kau berkata seperti itu! Aku yang membawanya kemari, jadi akulah yang harus bertanggung jawab atasnya."
"Ah, benar juga." Hyemi sontak menyadari kesalahannya dan berjalan menghampiri Hyuna, lantas mengulurkan kunci mobil pada gadis itu. "Kau bisa membawa mobilku untuk kembali ke Seoul."
...
Halooo Hyunamates, apa kabar?
Maaf ya udah bikin kalian nunggu lama
😭😭😭😭😭😭😭
Tapi ku harap kalian gak bosen nunggu cerita ini up ya gengsJujur aku sedih banget harus nganggurin cerita ini cukup lama, karena aku takut ngecewain kalian
Tapi dengan ini, aku bakalan berusaha biar gak ninggalin kalian lagi
Gak bakal bikin kalian nunggu lama lagiJangan lupa vote dan comment
Share ke temen kalian juga ya gengs
😘😘😘😘😘😘😘😘😘Purple u
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
After A Minute ✓
FanfictionBerawal dari kesalahpahaman kedua orang tuanya, membuat Hyuna terpaksa harus meninggalkan Korea. bahkan, ia harus rela berpisah dengan pria yang sangat dicintainya. Tujuh tahun berlalu, gadis itu pun kembali ke tanah kelahirannya. Berharap akan mend...