Childish Boyfriend

2.4K 118 35
                                    

"Tunggu disini, aku akan membelikanmu makanan."

"Aku tidak lapar."

Mark menghela napasnya dengan lelah. Bambam yang merajuk di tengah-tengah perjalanan mereka ke London sangatlah menjengkelkan. Hari ini mereka berencana ke London untuk mengisi waktu liburan Bambam. Anak itu sedang libur sekolah dan merajuk selama seminggu penuh agar Mark mau mengajaknya ke London.

Mark sebenarnya sedang tidak bisa pergi kemanapun karena pekerjaan yang tidak bisa dia tinggal. Tanggung jawabnya di restoran sangatlah besar, dia tidak bisa begitu saja untuk pergi berlibur. Sekalipun dia adalah bossnya, tapi tetap saja dia tidak bisa seenaknya. Bagaimana kalau karyawan-karyawannya tidak bisa mengelola restoran dengan baik?

Tapi Bambam dan segala rengekan menyebalkannya mampu membuat telinga Mark sakit dan berdengung sepanjang hari. Akhirnya mau tidak mau dan dengan sangat terpaksa, Mark menuruti juga keinginan kekasih kekanakannya itu. Bambam kalau keinginannya tidak juga terpenuhi, maka dia akan terus berbicara dan merengek sepanjang hari dan bisa sampai seminggu penuh.

Kini keduanya sedang berada di bandara Incheon, menunggu untuk check in. Tapi bukan pengumuman seputar penerbangan yang Mark dengar sedari tadi, yang pria tampan itu dengar malah rengekan Bambam. Permuda berkaki seperti sumpit itu terus menerus merajuk karena Mark yang menjanjikan dua minggu berlibur kini berubah menjadi hanya lima hari berlibur. Hey, kemana sisa sembilan hari liburannya? Enak saja si Mark ini memotong waktu berliburnya.

Jadi, Bambam dan segala tingkah kekanakannya itu merajuk sedari awal mereka berangkat dari rumah hingga kini di bandara.

Kembali pada saat dimana Mark menyuruhnya untuk menunggu karena dia akan membeli makanan untuk Bambam, Mark benar-benar pergi meninggalkan Bambam sendirian di salah satu kursi ruang tunggu bandara.

Melihat kepergian Mark, pemuda berdarah Thailand itu semakin menekuk wajahnya. Kesal sekali pada kelakuan Mark yang selalu seenaknya. Mark itu selalu menjanjikan sesuatu tapi selalu pula mengingkarinya. Ya contohnya waktu berlibur sekarang ini.

Selain selalu mengingkari janjinya, Mark juga berperangai seperti manusia es. Dia benar-benar tidak tau caranya berekspresi, tidak banyak berbicara, selalu memarahi Bambam bila pemuda itu banyak bicara, selalu menatap Bambam dengan tajam bila Bambam melakukan kesalahan, dan selalu selalu lainnya yang sangat kejam.

Tapi sialnya, Mark terlalu tampan untuk Bambam tinggalkan.

"Ini. Makanlah dulu, kau belum makan kan?" suara Mark membuyarkan lamunan Bambam. Bambam meliriknya sekilas tapi langsung mengalihkan pandangannya kembali. Benar-benar menghindari Mark.

Mark menarik napas, bersiap untuk bersikap masa bodoh dengan kelakuan Bambam. Jadi dengan sekali gerakan dia menaruh satu burger di pangkuan Bambam. Setelahnya dia langsung duduk di kursi yang berjarak dua kursi dari tempat Bambam.

Bambam rasanya ingin menangis mengetahui sikap kekasihnya yang seolah tidak peduli itu, tapi apa mau dikata Mark memang seperti itu dan dia juga tidak akan semudah itu untuk luluh pada Mark.






..








"Ayo." sebuah uluran tangan muncul di hadapan Bambam. Bambam tau pemilik tangan yang terulur itu. Siapa lagi kalau bukan Mark Tuan. Sebuah gelang merk terkenal ada di pergelangan tangan si tampan. Gelang yang sama seperti miliknya, hanya saja berbeda warna.

Bambam mendengus, terdengar sangat jelas di telinga si pria Amerika. Mark ikut mendengus, menerima kenyataan bahwa Bambam tidak juga memakan burgernya.

"Setidaknya makanlah, aku tidak mau kekasihku sakit saat berlibur." tutur Mark dengan dingin. Dia mulai melangkahkan kakinya karena mereka harus segera check in. Setelah beberapa langkah, Mark tidak merasakan adanya kehadiran Bambam di belakangnya. Dengan rasa malas dia menoleh ke belakang dan mendapati Bambam yang masih duduk di kursinya dengan mata yang tak lepas memandang tajam kearahnya.

MARKBAM-Oneshoot[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang