Halaman dua

2.1K 213 118
                                    

**Ini akan lumayan panjang, pastikan posisi kalian nyaman saat membacanya hihi, happy reading**

"Korn". Oaujun melirik sekilas jam tangannya menunjukkan pukul 2 malam saat ia menemukan Korn yang duduk didepan kamarnya.

Korn mengadah saat mendengar seseorang memanggil namanya.
"Oh ini kamarmu? Maaf menganggu"

"Kau hanya duduk dan mengumpat disana, itu tidak menggangguku sama sekali"

Oaujun mengulurkan tangannya pada Korn, membantu pria mungil itu berdiri

"Kau lapar?". Korn membuka suara

Bak disambar petir, Oaujun baru kali ini mendapat pertanyaan dari Korn. Biasanya, Korn hanya akan mengobrol seperlunya dengan Oaujun

"Seseorang yang bangun pukul 2 dini hari pasti lapar atau ingin pergi ke wc. Tapi karena kau keluar, berarti kau lapar". Lanjutnya.

Oaujun tersenyum

"Iya, Saya lapar".

Sebenarnya, Oaujun terbangun pukul 2 dini hari karena memang dia teringat akan Korn yang hobi berkeliaran sendiri saat malam larut. Mencoba peruntungan dengan mencari Korn, tepat didepan Pintu ia sudah menemukannya.

"Saya punya banyak makanan sih di kamar, kalo kau mau, kita bisa makan bersama".

Oaujun kembali tersenyum.

Mode 'saya dan kau' mungkin belum terdengar se lembut 'aku dan kamu'. Tapi itu lebih baik karena kadang Korn menggunakan 'Gue dan Lo' saat berbicara dengannya.

"Jadi lo mau atau enggak nih?"

Nahkan, baru dibilangin.

"Boleh deh".

Oaujun mengunci pintu kamarnya dan membuntuti Korn menuju lantai 7 dimana asramanya berada.

.

.

.

.

.

.

.

Tok.. Tok.. Tok..

Tonmai sedang mengetuk pintu ha~ Kamar Oaujun.

Tok.. Tok.. Tok..

Tidak ada jawaban.

Kemana ya dia?

Merasa tidak mendapat respon, Tonmai berfikir Oaujun sedang tidak berada di asramanya.

Berjalan menyusuri koridor dan anak tangga menuju lantai dasar dimana tempat itu digunakan sebagai tempat berjualan. Berniat mencari sarapan saja, Tonmai lapar.

"Kak!".

Pang.

"Kakak makan disini juga? Pesan apa?". Pang tersenyum sembari menanyai Tonmai.

"Ah, pesan bubur".

Pang tersenyum, menampilkan lesung pipi yang manis

"Disini cukup penuh ya Pang". Tonmai menatap nanar deretan kursi didepannya yang sudah terisi penuh.

"Ikuti aku kak. Kita makan bersama".

Pang berjalan tanpa menunggu jawaban dari Tonmai, dan Tonmai membuntuti Pang dari belakang. Ke sebuah ruangan kecil ber Ac dengan kursi dan meja. Pang mendahului duduk

GIFTED CLASS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang