Halaman Lima

1.2K 134 18
                                        

Satu minggu setelah kejadian Majalah hari itu, keadaan sudah kembali seperti semula. Mon bahkan sudah kembali bar-bar seperti biasanya.

"Anu, kita ngumpul disini malem-malem cuma buat liatin Ohm joget?". Jo setengah berbisik pada saudara kembarnya.

Pukul 22.00, grup kelas dihebohkan dengan pesan dari Ohm yang meminta mereka semua berkumpul di aula fakultas teknik. Bagaimana tidak heboh bila isi pesannya berbunyi :

"Guys, gue ada di tempat tragedi 20 September. aula fakultas teknik. Gue gak tau gimana jelasinnya tapi plis banget dateng sekarang juga kalau kalian masih mau lihat gue besok."

"Gue juga gak tau. Tapi kita liatin dulu aja Jo, Punn sama Wave juga ada disini"

"Dia kesurupan hantu penari apa gimana sih?"

Ohm menari nari di hadapan mereka dengan gerakan absurd. Saat mereka datang, Namtan yang ternyata sudah berada disana terlebih dahulu langsung menyuruh mereka semua duduk dan mengatakan Jangan banyak bicara.

"Ya kalo kesurupan hantu penari, mustinya gerakan dia bagus jir. Ini kek gitu".

Jo dan Jack terus berbisik satu sama lain.

"Gue bingung". Mon yang berdiri di sebelah Pang menatap Ohm dengan pandangan cemas, sementara Punn hanya diam sambil menggenggam erat lengan Claire yang tampak gelisah

Baru saja Wave hendak berteriak untuk menghentikan Ohm, Namtan langsung memberi kode untuk tetap diam dengan meletakkan jari telunjuk didepan bibirnya.

Sial!

Beberapa detik kemudian, semua orang berhamburan mendekati Ohm yang jatuh pingsan di lantai.

Punn adalah orang pertama yang mengecek keadaan Ohm, Korn membongkar isi tasnya dan mengeluarkan kayu putih, Mon berdampingan dengan Claire menyaksikan dengan keheranan, Jo dan Jack berusaha membangunkan Ohm dengan menepuk nepuk pipinya sementara Pang juga Wave menghampiri Namtan untuk meminta penjelasan.

"Apa ini?!". Wave sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Tenanglah Wave, biarkan aku menyelesaikan analisisku dulu". Namtan terlihat mengetikkan sesuatu pada telepon genggamnya

Wave hendak bertanya lagi namun Pang menarik lengannya. Pang yakin Namtan punya penjelasan yang memuaskan untuk semua ini.

"Dua puluh tujuh menit". Namtan bergumam saat melihat Ohm menunjukkan tanda akan sadar. Ohm sadar dan langsung diberikan minum oleh Claire juga usapan kayu putih Korn di lehernya.

"Apaan yang dua puluh tujuh menit anjir?!". Wave berteriak emosi

"Hah?! Lama juga ternyata". Ohm yang baru sadar langsung menghampiri Namtan

"Jelasin!". Pang menatap Namtan yang tak kunjung membuka suara saat bahkan semua orang hampir gila karena kebingungan

"Oke, tolong jangan potong dulu sebelum ceritanya selesai".

GIFTED CLASS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang