Halaman dua belas

1.6K 178 48
                                        

Entahlah, semua nampak sangat membingungkan

Satu minggu setelah kematian Namtan adalah libur akhir tahun. Kebanyakan mahasiswa memutuskan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing dan meninggalkan asrama, hingga membuat gedung asrama terlihat sangat sepi setiap harinya.

Wave duduk disamping ranjangnya dengan pikiran bercabang. Di satu sisi ia sedang berusaha mengidentifikasi sidik jari yang tertera di gunting yang ia temukan bersama Korn namun disisi lain ia juga merasa heran dengan hatinya sendiri. Bagaimana tidak, satu minggu yang lalu Pang bahkan menggunakan 'Kekuatannya' untuk mengatakan kebenaran bahwa Tonmai bukanlah kekasih Wave namun entah mengapa ia masih kesulitan untuk percaya.

Membaringkan tubuhnya, Wave mengetuk sisi kanan tempat tidur untuk menyalakan televisi. Benda yang tidak pernah ia hidupkan selama satu minggu itu mulai menyala namun tidak menampilkan program apapun.

"Ah". Wave bangkit dari tidurnya lalu menyambungkan sesuatu yang ia simpan di balik lukisan macan. "Benda ini kan punya memori, kenapa aku bisa lupa"

Pelan namun pasti, layar televisinya mulai menampilkan banyak angka. Wave menyentuh layar TV itu pada angka yang menunjukkan tanggal kematian Namtan

"Suara itu, jelas sekali dia kepala yayasan. Tapi yang satunya... wanita.. itu....siapa?"

Wave mendengarkan suara Namtan yang mulai muncul dengan seksama

"Apa suara bu Lada?"

"Bukan"

Wave mengernyit saat mendengar suaranya sendiri. Mem pause televisinya lalu bergumam kecil

"Kenapa aku bisa tahu kalau itu bukan suara Bu Lada?"

"Wave, ini tidak lucu"

"Memang, aku kan bukan pelawak"  Lalu Wave mendengar suara kekehannya sendiri

"Aku tidak memasang kamera seperti yang kulakukan di kamar Korn, ini hanya microphone"

"hmm. Tapi Tetap saja tidak sopan, dan lagipula darimana kau bisa tahu itu bukan suara Bu Lada? Kau bahkan tidak bisa mendengarnya" - Namtan

"Kau pikir aku hanya diam saja dan menunggumu bertindak seorang diri?" Ada jeda sebelum Wave mendengar suaranya kembali

"Aku membawa sisa cairan itu ke lab dengan bantuan Punn dan ya... setelah proses cukup rumit akhirnya mereka setuju untuk meneliti cairan yang mereka sendiri tidak tahu apa"

"Itu berbahaya Wave"

"Punn punya koneksi disana, tenang saja"

"Lalu kapan kita akan mengetahui hasilnya" -Namtan

"Sudah. Mereka mengatakan bahwa cairan itu berusia diatas 20 tahun dan itulah mengapa aku sangat yakin kalau suara perempuan yang kau dengar dikepalamu itu bukanlah Bu Lada Kare..."

Kreet

Belum sempat Wave lanjut berbicara, terdengar suara pintu kamarnya yang terbuka lalu rekaman itu pun selesai

"Sial". Wave berdecih lalu memukul televisi itu dengan frustrasi "Seseorang pasti mendengarnya dan membawaku ke gudang saat itu"

Wave mengelus lengan kirinya yang terluka akibat memukul layar televisi

"Tapi, kepala yayasan dan suara perempuan, apa maksudnya? Cairan.. Cairan apa?

Nampaknya siswa Gifted telah melakukan kesalahan dengan tidak mengikut sertakan Wave dalam peristiwa minggu lalu








GIFTED CLASS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang