Begitukah?
.
"Dimana ya aku menaruhnya?".
Namtan dan Oujun kini sedang berada dikamarnya untuk mengambil jaket yang ia yakini digantung dibalik pintu, namun sekarang benda itu tidak ada disana
"Begini, katakan saja apa yang ada di dalam saku jaket itu dan aku akan ikut mencarinya"
Namtan menggeleng pelan, ia tidak bisa menjelaskan apa yang ada di saku jaketnya itu pada Oaujun. menutup matanya agak lama, ia mencoba menyentuh pintu kamarnya dengan susah payah lalu ia melihat kilas balik Claire yang menangis didalam kamarnya dan membawa jaket itu pergi
"Claire, dia membawanya"
Oaujun mengangguk
"Kalau begitu kita harus menemui Claire"
"Gunting yang digunakan untuk memotong kabel ini pasti sangat tajam"
"Bagaimana kau tahu?"
"Potongannya rapih sekali, kau ini memang bodoh"
Korn bergumam tidak jelas saat lagi-lagi Wave memanggilnya bodoh, tatapan matanya mengitari seluruh sudut rooftop hingga dadanya kembali terasa ngilu melihat garis polisi yang diyakini sebagai 'Titik dimana Namtarn melompat'
"Bukankah itu gunting?"
"Hah?"
Korn menunjuk benda merah didekat garis polisi
"Mana?"
"Kau lihat penyiram tanaman berwarna merah itu? Didalamnya ada gunting"
Wave memandangi benda itu dengan seksama lalu melihat bayangan gunting dari dalam sana
"Cahaya lampu membuat bayangan benda itu terlihat, berarti tadi sore polisi tidak bisa melihatnya?"
"Jangankan melihat, hanya dua polisi yang naik ketas sini bersama kepala yayasan dan mereka hanya memasang garis, sisanya sibuk dibawah"
Saat Namtarn jatuh, memang semua orang lebih fokus pada titik dimana tubuhnya jatuh dan mengabaikan titik dimana ia melompat. Beberapa polisi yang datang bahkan lebih memilih menanyai mahasiswa yang berkerumun daripada menyelidiki rooftop.
"Kepala yayasan? Untuk apa dia ikut menyelidiki sampai kesini?"
Korn mengangkat bahunya dan tersenyum kecil
"Bahkan dia lebih peduli daripada pak Victor yang langsung menghilang entah kemana"
Wave menggeleng pelan, ia tidak berfikir kedatangan kepala yayasan ke rooftop dilandasi pada rasa 'peduli'. Pasti ada sesuatu
"Hei anak babi nomor 3" Wave memandang sekilas pegangan pintu rooftop "Kalau kita bisa membawa orang tua itu ke penjara, kau akan naik pangkat jadi anak sapi"
"Hah?"
"Tenanglah sedikit, Pang". Tonmai mengelus punggung Pang yang kini sedang duduk disampingnya
Setelah urusan mereka dengan Pak Victor tadi dirasa selesai, Pang dan Tonmai berakhir duduk pada salah satu bangku panjang didepan gedung Gifted
"Aku sedang berusaha" Pang menatap langit malam yang sangat gelap, tidak ada satupun bintang disana dan ia juga tidak melihat keberadaan bulan pada tempatnya "Aku sangat menyayanginya. Rasanya seperti kehilangan saudaraku sendiri dan aku tidak bisa melakukan apapun selain menatap abunya"

KAMU SEDANG MEMBACA
GIFTED CLASS
Fanfiction‼️‼️‼️ Sebelum membaca, alangkah lebih baik bila kalian menonton terlebih dahulu series 'THE GIFTED' dan 'HAPPY BIRTHDAY' untuk pengenalan karakter lebih dalam