Tidak ada yang bisa melihatmu, jadi akupun harus bertingkah begitu
RIP
Ms. Chayanit Prachkarit
2003-2018Didepan sebuah peti mati itu, semua orang dengan busana serba hitam menundukkan kepalanya untuk memanjatkan penghormatan terakhir pada orang yang berbaring didalam sana. Suasana yang hening terasa begitu memilukan saat Claire yang sudah mati-matian berusaha menahan tangisnya tiba-tiba terisak begitu hebat
"Claire, tenanglah. Aku disini". Punn mengeratkan genggamannya pada lengan Claire
Tonmai yang berdiri dibelakang Claire pun merasakan ngilu yang sama di dadanya. Meskipun ia dan Namtan tidak saling mengenal secara pribadi, tapi gadis itu adalah orang baik dan Tonmai adalah salah satu dari mereka yang tidak percaya ketika pihak kepolisian menetapkan kasus ini sebagai kasus bunuh diri.
Menghela nafas berat, Tonmai mengalihkan pandangannya pada Oaujun dan Korn yang berdiri berdampingan cukup jauh dari dirinya. Isakan tangis Korn tidak kalah memilukan, sangat menyayat hati untuk melihat pria ketus itu menangis. Mengedarkan pandangannya lagi, berdiri Mon dan Pang yang saling menguatkan bersama Jo dan Jack yang berdiri cukup jauh didepannya.
Mereka semua pasti terpukul dengan kejadian ini. Tapi dimana Wave?
Tonmai kembali menyisir pandangannya ke seluruh ruangan namun ia tidak juga menemukan keberadaan Wave
Pasti ada sesuatu yang salah
Tonmai berjalan kearah pintu keluar dan memutuskan untuk mencari Wave. Pria sinis itu tidak mungkin melewatkan pemakaman temannya sendiri kalau bukan karena ada sesuatu yang sangat rumit. Tonmai mengkhawatirkannya, sangat. Melewati kamar Gifted class membuatnya teringat saat ia yang merupakan orang asing menerima sambutan hangat untuk turut menghadiri ultah Claire. Kamar Namtan yang letaknya bersebelahan dengan kamar Mon terbuka, membuat Tonmai kembali larut dalam kesedihan
Dia gadis yang baik, menjadi apapun dia di kehidupan selanjutnya aku harap kami bisa bertemu lagi.
Kembali melangkahkan kakinya menuju kamar Wave dengan berbagai macam perasaan.
"Wave". Tonmai mengetuk pintu kamar didepannya beberapa kali
"Wave! apa kau didalam sana?!". Tonmai meraih pegangan pintu dan ternyata itu tidak terkunci sama sekali. Masuk kedalam kamar Wave, Tonmai melihat banyak sekali benda elektronik yang tidak ia mengerti. Mencoba menyalakan komputer milik Wave tapi benda itu malah menampilkan angka-angka yang tidak Tonmai mengerti, beralih mencoba menghubungi kontak di handphone Wave-yang tidak terkunci- namun pria dengan kacamata itu ternyata tidak menyimpan satupun nomor keluarganya, Tonmai sedikit terkekeh saat melihat kontaknya diberi nama 'Bernard bear' oleh Wave
Apa aku gendut dan lucu? haha..
"Hey?!". Suara seseorang mengambil alih atensinya, itu adalah Wave berdiri diambang pintu
"Sawasdii kh-". Tonmai dengan antusiasnya memeluk Wave dan mengabaikan 'Wai' yang hendak Wave lakukan.
Tunggu, sejak kapan Wave melakukan Wai?
"Kau, darimana saja kau Wave?! Semua orang mencarimu!". Tonmai menepuk pundak itu beberapa kali, ada begitu banyak rasa lega saat melihat Wave di hadapannya "Aku mengkhawatirkan mu, sungguh"
Wave diam saja sampai Tonmai melepaskan pelukannya
"Kau darimana saja?"
"Gudang"

KAMU SEDANG MEMBACA
GIFTED CLASS
Fanfiction‼️‼️‼️ Sebelum membaca, alangkah lebih baik bila kalian menonton terlebih dahulu series 'THE GIFTED' dan 'HAPPY BIRTHDAY' untuk pengenalan karakter lebih dalam