"Masuk" perintah Fernan. Toly masuk kekamar Fernan sambil membawa segelas susu coklat hangat."Ini pesanan anda tuan" Toly meletakkan gelas itu diatas nakas.
"Terima kasih" Toly membungkukkan dan berjalan untuk membuka pintu sebelum suara Fernan menghentikannya.
"Tunggu"
"Ada apa tuan?" Toly membalikkan badannya menghadap tuan mudanya.
"Apa yang kau lakukan jika sedang menyukai seseorang?" Toly tersenyum saat mendengar pertanyaan Fernan.
Sepertinya tuan sedang jatuh cinta,batin Toly.
"Saya akan berusaha agar seseorang yang saya sukai itu menjadi milik saya" jawab Toly.
"Hanya itu?" tanya Fernan
"Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk mendapatkan seseorang yang ia cintai tuan. Laki-laki dan perempuan memiliki caranya sendiri,laki-laki cenderung lebih menunjukkan rasa ketertarikan mereka sedangkan perempuan hanya bisa melihat mereka dari kejauhan karena takdir perempuan itu dikejar bukan mengejar" jelas Toly
Fernan mengangguk saat mendengar penjelasan Toly.
"Jadi aku harus mendekatinya dengan cara sendiri?"
"Iya tuan,tapi sebelum itu pastikan status seseorang yang tuan cintai. Takutnya ia sudah memiliki kekasih"
"Sekarang kau boleh pergi" Toly membalikkan badannya dan keluar dari kamar Fernan.
"Hanya kau satu-satunya wanita yang menarik hatiku Annya Gibert dan aku tidak akan pernah melepaskanmu" guman Fernan.
Kemudian Fernan mengambil gelas diatas nakas dan meminumnya hingga tanda,setelah itu Fernan memejamkan kedua matanya.
Disisi lain Annya sedang berfikir untuk mencari pekerjaan.
"Dimana aku harus memulai mencari pekerjaan?" tanya Annya pada dirinya sendiri. Kemudian Annya mengambil jaketnya dan keluar dari apertement nya.
Disepanjang perjalan Annya terus memikirkan bagaimana caranya ia mendapatkan pekerjaan.
Kemudian Annya melewati sebuah cafe yang ramai dengan anak-anak remaja dan dipintu cafe tersebut terdapat sebuah selembar kertas.
Annya berjalan memasuki cafe itu.
"Selamat malam nona apakah anda sudah memesan meja?" tanya seorang pelayan.
"Ah maaf apakah benarcafe ini mencari seorang vokalis?"
"Benar nona"
"Apakah aku bisa melamar pekerjaan disini sebagai vokalis?"
"Saya akan berbicara kepada pemiliki cafe ini. Mohon tunggu sebentar" Annya mengangguk.
🍁🍁🍁
Keesokan paginya Fernan terbangun dengan semangat yang membara. Ya,dia ingin memulai pendekatannya dengan Annya hari ini juga.Tidak lama kemudian pintu kamar Fernan terbuka,menampilkan Fernan yang sedang mengancingkan jasnya.
"Kita berangkat sekarang Darren" perintah Fernan kepada salah satu bodygard nya.
"Tuan muda tidak sarapan?" tanya Darren.
"Aku akan sarapan dikantor" Darren membukakan pintu Fernan dan mobil mewah itu berjalan meninggalkan perkarangan mansion.
Disisi lain Annya sedang terburu-buru karena ia kesiangan. Ia langsung berkaca sambil merapikan baju dan mengambil sling bag nya,kemudian ia pergi.
"Kenapa busnya lama sekali" keluh Annya.
"Sepertinya aku harus jalan kaki" akhirnya Annya pun berjalan kaki sambil mengeluh.
"Darren nanti tolong mampir direstoran dekat kantor"
"Baik tuan"
Ferran menolehkan kepalanya dan tidak sengaja matanya menangkap seseorang yang ia pikirkan sejak tadi.
"Menepi sebentar" mobil berwarna silver itu pun menepi. Tidak lama kemudian Fernan keluar dari mobil tersebut.
"Ah aku lelah,aku juga melupakan sarapan" keluh Annya tanpa menyadari kehadiran Fernan dihadapannya.
Fernan tertawa kecil saat mendengar keluhan gadis itu,ralat gadisnya.
"Annya Gibert" seru Fernan.
Annya mendongakkan kepalanya dan ia meneguk salivanya.
Ya tuhan,kenapa aku harus bertemu iblis berwajah tampan ini,batin Annya.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Billionaire
ChickLit"Jika seseorang telah menghancurkan kepercayaanku,maka aku tidak akan pernah kembali kepadanya lagi" -Annya Gibert "Aku tidak akan pernah melepas apapun yang sudah menjadi milikku,sejauh apapun ia pergi aku pasti akan mendapatkannya" -Fernan Albarac...