Chapter 12

376 10 1
                                    


Annya mengangkat alisanya saat Fernan membawa ke kompleks perumahan mewah yang menurutnya asing.

"Ini dimana tuan?" tanya Annya kepada Fernan yang fokus menyetir.

"Nanti kau akan tau sendiri" balas Fernan.

Didalam pikirannya Annya sudah memiliki perasaan yang tidak enak, ia takut jika Fernan akan menyuliknya atau memperkosanya.

"Kau tenang saja aku tidak akan memperkosamu atau bahkan menyulikmu" ujar Fernan seakan tau apa yang pikirkan.

Annya tidak membalas ucapan Fernan, sedangkan Fernan hanya menghela nafas saat wanita disampingnya itu memilih untuk bungkam.

Tidak lama kemudian mobil Fernan sampai disebuah rumah lebih tepatnya mansion yang menurut Annya paling besar diantara rumah lainnya.

Titt titt titt

Satpam dimansion tersebut berlari dan langsung membuka saat melihat siapa yang datang.

"Terimakasih"  ucap Fernan.

"Sama-sama tuan" balas satpam tersebut.

"Ayo" ajak Fernan kepada Annya.

Annya hanya mengangguk dan mengikuti Fernan dari belakang.

"Jawab semua pertanyaan dengan kata iya jika mereka menanyaimu" ucap Fernan.

Annya bingung siapa mereka yang dimaksud oleh Fernan.

"IM HOMEE!!" teriak Fernan sedangkan Annya yang disamping terkejut saat melihat tingkah laku Fernan.

Fernan terkekeh.

"Maaf aku mengejutkan mu" ujar Fernan.

"Sudah berapa kali ku katakan ini rumah bukan hutan" ucap seseorang yang menuruni tangga.

"Sorry dad" Fernan menyengir tidak jelas.

"Siapa yang kau bawa itu Fernan?" tanya seorang wanita dari arah dapur.

Jika yang tadi ayahnya kurasa yang ini ibunya,batin Annya.

"Perkenalkan ini kekasihku Annya Gilbert" ucap Fernan.

Annya langsung membuka matanya lebar-lebar saat mendengar ucapan Fernan.

"Apa maksudmu?!" bisik Annya.

"Sudahlah lebih baik kau diam" cicit Fernan.

"Bernahkah?Apa kau bisa memasak cantik?" tanya Loren mommy Fernan dengan sangat antusias. Sambil membawa Annya menuju dapur.

Sedangkan Fernan hanya menganga melihat tingkah laku mommy nya itu.

"Bisa nyonya, kebetulan saya tinggal sendiri jadi memasak adalah hal yang biasa bagi saya" balas Annya dengan sopan.

"Jangan panggil aku dengan sebutan nyonya, panggil aku mom mulai sekarang" balas Loren dengan ramah.

"Benarkah?aku boleh memanggilmu mom?" tanya Annya dengan lirih.

Apakah aku salah bicara,batin Loren.

"Tentu saja cantik. Kau boleh menganggapku sebagai ibumu" ucap Loren.

Tak terasa setetes cairan bening keluar dari mata Annya.

"Ah maafkan aku, hanya saja aku teringat dengan mendiang ibuku mom" balas Annya.

"Jangan bersedih, lebih kita memasak sekarang" ucap Loren sambil menghapus air mata Annya.

Menurut Loren Annya sangat berbeda dari gadis lain, dilihat dari penampilannya pun Annya sangat terlihat sederhana dan itu yang Loren suka.

Kemudian Loren dan Annya memasak bersama sambil bercerit tentang hal-hal kecil.

🍁🍁🍁

Sedangkan Fernan menatap kebersamaan antara Annya dengan Loren.

Sepertinya aku tidak salah pilih,batin Fernan

"Apakah benar ia kekasihmu son?" tanya Azka daddy Fernan.

"Tentu saja dad" ucap Fernan.

"Jika ku lihat dari tatapan Annya terhadapmu, seperinya ia tidak menyukaimu" cibir Azka.

"Kalo begitu akan ku buat ia mencintaiku" balas Fernan dengan sinis.

Sedangkan Azka tertawa saat mendengar ucapan Fernan, sepertinya dugaannya benar jika Fernan sangat menyukai Annya.

"Perjuangkan apa yang pantas kau perjuangkan son, dan saat pertama melihat Annya aku yakin jika Annya bukan gadis yang mudah ditemukan diluar sana" ucap Azka, kemudian ia pergi ke ruang tengah untuk menonton televisi.

"Aku rasa juga begitu dad" balas Fernan, lalu ia menyusul Azka.

.
.
.
.
.
.

Danger BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang