Chapter 11

338 8 0
                                    


Kring kring kring

Suara telpon disamping Annya memecahkan keheningan. Annya mengangkat telponnya.

"Selamat siang dengan Annya Gibert ada yang bisa saya bantu?" kata Annya.

"Ikut saya meeting" ujar seseorang ditelpon.

"Maaf dengan siapa saya berbicara?" tanya Annya dengan sopan.

"Fernan Albarac"

Deg

"Oh tuan Fernan. Maaf sebelumnya telah menjawab telpon anda kurang sopan,perlu anda tau saya bukan sekertaris anda jadi saya tidak bisa menemani anda untuk meeting" balas Annya.

"Saya tidak terima penolakan" Fernan langsung memutuskan panggilannya secara sepihak.

"Dasar brengsek!" maki Annya.

Tok tok tok

"Nona Annya dipanggil tuan Fernan ke ruangannya" ucap Dean sekertaris Fernan.

"Sepertinya akan ada yang menjadi nyonya Albarac" bisik Lisa kepada Annya.

"Kurang ajar kau" desis Annya sambil menatap Lisa sinis, sedangkan yang ditatap hanya menyengir tidak jelas.

Kemudian Annya mengambil tasnya dan pergi menuju ruangan Fernan.

"Apa anda ikut meeting" tanya Annya kepada Dean.

"Sepertinya tidak nona?" balas Dean.

"Anda serius?!" ucap Annya dengan mata yang hampir keluar. Sedangkan Dean hanya terkikik kecil, kini dia tau apa yang akan direncanakan oleh bosnya itu.

"Lebih baik anda segera keruangannya nona, takut tuan Fernan akan menunggu lama" Annya hanya mengangguk sambil berjalan dengan lesu.

Ting

Tunggu aku dibaseman.

"Entah apa yang merasukinya" desis Annya saat menerima pesan dari Fernan.

🍁🍁🍁

Dibaseman

Fernan mengetuk jari-jemarinya sambil menunggu seseorang.

"Kenapa lama sekali?!" keluh Fernan.

Setelah beberapa menit,orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.

"Maaf membuat anda menunggu lama tuan" ucap Annya.

"Tidak apa-apa. Ayo masuk" perintah Fernan, Annya memasuki mobil Fernan. Mobil mewah itu pun berjalan meninggal baseman.

"Apa saya boleh bertanya?" tanya Annya.

"Silahkan" balas Fernan.

"Kenapa saya harus ikut dengan anda meeting?,sedangkan tuan Dean yang sekertaris anda tidak anda ajak?" ujar Annya.

"Aku bosan jika terus ditemani Dean,sekali-kali membawa seorang wanita cantik tidak akan membuatku bangkrut" balas Fernan dengan santai.

Bos kurang ajar,batin Annya.

Tidak lama kemudian mobil Fernan berhenti direstoran mewah.

"Ayo" Annya mengangguk dan berjalan mengikuti Fernan.

"Selamat siang tuan Fernan,senang bertemu anda" ucap seorang laki-laki

"Selamat siang juga tuan Camello" balas Fernan sambil menjabat tangan laki-laki yang ia panggil tuan Camello itu.

"Dan kenal ini Annya Gibert karyawan saya" Fernan memperkenalkan Annya.

"Annya Gibert,senang bertemu dengan anda tuan" Annya menjabat tangan Camello.

"Senang juga bertemu dengan Annya. Silahkan duduk" ajak Camello.

Kemudian Fernan dan Camello membicarakn tentang proyek yang sedang mereka kerjakan dibali,sedangkan Annya hanya diam sambil memperhatikan pembicaraan mereka.

"Awalnya cukup bagus,senang bekerja sama dengan anda tuan" ucap Fernan.

"Suatu kehormatan bagi saya bisa bekerja sama dengan Albarac Crop. Apa anda ingin makan tuan?" tanya Camello.

"Ah tidak usah ada beberapa hal yang harus kami urus,kami permisi" pamit Fernan. Mereka pun berjabat tangan dengan Cemllo kemudian pergi meninggalkan restoran tersebut.

Didalam mobil Fernan kembali teringat tentang permintaan kedua orangtuanya yang menyuruhnya membawa seorang kekasih.

Apakah ini saat yang tepat?,batin Fernan

.
.
.
.
.
.

Sorry lama ga update :)

Danger BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang